My Enemy

2.1K 121 14
                                    

Kelamaan jomblo membuat Hinata ingin memiliki seorang pacar
Dan itu ia wujudkan dalam dunia maya
Sepihak memang
Tapi judulnya kan punya pacar
Ada yang nanyain udah makan belum?
Lagi apa?
Dimana?
Sama siapa?
Ngucapin selamat tidur
Mimpi indah
Bangun pagi ada yang ngucapin 'selamat pagi'

Simple emang
Tapi ...

Seenggaknya notif di HP nya nyala terus. Ga sepi. Biar ga dikatain jomblo lagi

Cukup itu aja

💖💖💖

Naruto diaclaimer : Masashi Kishimoto

Write for NarutoHinataFluffyday9 2018

NHFD9/2018

💖💖💖

My HINATA

Dedicated to @songhyeji96

Hope you like it

💖💖💖

"Kamu keren banget siii... lucu, romantis, dan Cool banget lagi" Hinata menatap layar ponselnya berbinar-binar, tak melewatkan seinchipun layar datar itu. Wajahnya merekah, seindah mawar merah yang menyambut mentari pagi. Penuh suka cita. Tanpa memedulikan kekasihnya yang sejak tadi memerhatikannya dengan wajah yang masam.

"Nat?" Naruto mencari perhatian Hinata "kamu ngapain si"

"Humm" alasan apalagi yang akan ia utarakan. Ini sudah kesekian kalinya dalam kebersamaan mereka berdua, Hinata mengabaikan Naruto dan memilih ponsel sebagai pacar pertamanya "naru tadi bilang apa?" Suaranya mendayu-dayu, senar selo yang dipetik pun tak seindah nada suara Hinata "ohhh basket ya. Aku pasti dukung kamu"

Bukan itu. Iya besok pertandingan basket. Cuman bukan itu poin nya Naruto mengambil napas, kekasihnya belum berubah sama sekali "besok kamu datang lebih awal ya. Aku ga bisa jemput kamu"

"Umm" Hinata kembali asik dengan ponselnya "ok" entah mengerti atau tidak dengan apa yang diutarakan Naruto. Hinata hanya mengiyakan. Seolah memerhatikan. Padahal. Entahlah.

Naruto bercerita panjang lebar mengenai perlombaan basket sekolah. Tim mereka unggul, prestasi mereka sangat membanggakan sekolah. Berulang-ulang membawa tropi kemenangan. Ia bangga bisa menjadi bagian tim basket, terutama posisi yang sekarang ia emban, kapten tim.
"Nat lagi apa sih?" Sedari tadi naruto berdongeng ria Hinata tidak memerhatikan. Matanya tak lepas dari layar itu, tangannya tak bisa lepas dari ketukan layar "Kamu dengerin aku ngomong ga sih?" Naruto mulai kesal apa dicuekin adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya, ia terbiasa menjadi pusat perhatian para anggota tim nya. Dicuekin big no.

"Iya aku dengerin koq" matanya berkedip-kedip manis. Senyum menawannya ia pajang. Wajah polosnya terpampang, merasa tak berdosa, kemudian ia meraih tangan Naruto, mengusap punggung tangannya "besok aku pasti dateng. Percaya sama aku" kekuatan magis yang dimiliki Hinata mampu membuat Naruto leleh. Tak lagi emosi, wajah yang terpampang kini wajah lembut penuh kasih sayang.

Pertandingan basket dimulai pukul 10.00 wib. Hinata belum datang. Padahal Naruto telah memintanya datang lebih awal. Mungkin lupa, mungkin Hinata bangun kesiangan, mungkin Hinata perlu membantu orang tuanya dulu. Berbagai kemungkinan muncul. Lalu, sesuatu terpikirkan, sesuatu yang menjadi kebiasaanya. Hinata dan ponselnya. Hinata bermain aplikasi pacar khayalannya lagi. Oh hinata, kamu udah punya pacar beneran masih aja, main pacar-pacaran sama HP lagi.

Hinata berlari tunggang lalang, penampilannya tak lagi ia perdulikan. Wajahnya penuh keringat, tatanan rambutnya berantakan, dan bajunya tak lagi rapi. Hinata membawa pompom ungu yang tak lagi berguna, ia telat. Sangat telat. Pertandingan usai, tim yang dipimpin Naruto menang, namun Hinata tak lagi bisa berteriak menyerukan nama Naruto dan bersorak sorai menggunakan pompomnya.

Kecewa. Kata itu mewakili kehampaan hati Naruto selama pertandingan berlangsung. Mata birunya mencari-cari wajah Hinata di kursi penonton, namun hingga pertandingan berakhir wajah itu tak ada. Dan sekarang wajah itu penuh keringat dan napas yang tersengal-sengal berdiri dihadapannya. Meminta maaf atas keterlambatannya. Dimaafkan? Tunggu dulu, Naruto perlu menguji kadar cinta Hinata terhadapnya.

"Kamu sayangkan sama aku?" Hinata mengangguk "kamu perdulikan sama aku?" Hinata mengangguk lagi "kalo gitu kamu buktikan" mata Hinata berkedip-kedip, kepalanya mendongak, mencoba meraih wajah Naruto yang lebih tinggi

"Kamu mau aku apa?" Katanya lemah, ia bingung, ia tak tahu harus apa. Penyataan, eh pertanyaan Naruto membuatnya tak tahu harus melakukan apa. Apa yang harus dia lakukan? Hinata berpikir.

Naruto tersenyum penuh kemenangan. Apa yang direncanakannya Hinata tidak tahu, pun Naruto, dia belum memikirkannya. Belum meminta pendapat teman-temannya, itu perlu, karena naruto masih sangat awam dalam hal percintaan.

Hari itu berakhir dengan penuh penyesalan dalam diri Hinata, seharusnya ia tidak terlambat, harusnya dia bangun lebih awal, seharusnya ia tidak tidur terlalu larut, seharusnya Hinata berpikir semuanya itu penyebabnya adalah karena dia sibuk dengan pacar khayalannya.

Naruto menemui rekan-rekannya, menanyakan rencana jitu agar Hinata menjadi pacarnya, sudah maksudnya pacar sungguhannya. Karena selama ini Naruto menjadi bayang-bayang pacar Hinata, pacar Hinata sesungguhnya adalah ponselnya. Tunggu, jadi Naruto dan ponsel. Mereka bersaing.

"Kelamaan jomblo kali. Jadi gitu deh" Kiba menyerukan pendapatnya, Hinata memang lama menjomlo, jadi akut deh jomblonya. Ia meraih ponselnya, kemudian sibuk sendiri, nah kan Kiba juga jomblo, jadi pacarannya sama ponsel.

Giliran shino, si irit bicara ini ikut nimbrung dengan masalah percintaan kaptennya "Mungkin lo kalah keren dari aplikasi itu" gaya bicaranya tetap tenang dan dingin.

Naruto mendengarnya bergidik ngeri masak gue kalah sama aplikasi, kan gue keren, cakep, kapten tim basket favorit, tinggi, badan gue udah kayak model, meski ga pinter-pinter banget. Tapi itu cukup membanggakan

Kali ini sasuke ikut ambil bagian "Masak iya cowok sekeren tim basket kita kalah sama aplikasi. Ya keleus"

Naruto panas masak iya?. Aplikasi. gue harus lebih keren dari lo! "Terus gue mesti gimana dong? Masak iya kalah sama aplikasi begituan?" Gayanya jadi sok keren, tapi jadi aneh menurut teman-temannya.

Semuanya bengong, bingung dengan pemikiran masing-masing

"Gak keren sih" tangan Sasuke menopang dagunya, pose berpikirnya sangat keren. Kalo ada Sakura pasti dia langsung jerit-jerit gak jelas

"Gue punya ide" satu bohlam neon bercahaya. Kiba mengemukakan gagasannya "Jadi begini" ia bercuap-cuap, menjelaskan secara detail gagasan briliantnya. Yang lain mendengarkan serius "ngerti gak?" Kiba mengakhiri penjelasannya dengan semangat luar biasa.

"Thanks sob. Kalian memang terbaik" naruto merangkul sahabat-sahabatnya terharu dengan kebaikannya. Ia patut bersyukur.

Sesuai arahan Kiba. Hari ini Naruto mengajak Hinata pergi ke taman, menikmati hari libur dengan bersantai ria. Hinata menjaga sikapnya, tak lagi ingin mengecewakan kekasihnya. Ia tidak membiarkan Naruto menunggunya, tak lagi melihat kekecewaan Naruto karena keterlambatannya. Hari ini on-time, Naruto datang Hinata telah siap dengan dandanan minimalisnya.

Jurus Pertama

Cari tahu dulu segala hal tentang dia. Apapun.
Terus, apa yang dia suka dari aplikasi itu.
Kalo lo udah dapet, lo harus bisa curi perhatiannya.
Buat dia merhatiin lo terus, biar dia lupa sama aplikasi itu.
Gombalin kek
Buatin kata-kata romantis
Atau ...
Atau apa gitu. Biar dia fokus ama lo

Regards : el

My HINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang