9. Fault

679 83 23
                                    

-Apology-

Sudah sekitar dua bulan sejak kejadian itu, Tzuyu dan Mingyu menjadi sangatlah dekat bahkan bisa dibilang mereka seperti pasangan.

Hanya saja, keduanya tidak menampakan status mereka sebagai sepasang kekasih.

Dan hari ini, keduanya belajar dirumah Tzuyu.
Sebenarnya sudah dua bulan sejak saat itu mereka belajar dirumah ini, dengan alasan Tzuyu tidak ingin mengingat hal itu.

"Nampaknya kau sudah tidak butuh guru les kalau begini" ujar Tzuyu sedikit bangga dengan nilai rapor Mingyu.

"Tentu saja. Aku ini kan memang pintar"

"Cih. Dasar" Tzuyu memutar bola matanya malas.

"Apa? Kenapa? Memangnya aku salah bicara huh?"

"Kau memang selalu begini, tuan percaya diri" cibir Tzuyu menjulurkan lidahnya.

Mingyu tertawa.

"Lihat kan? Kau selalu begitu, jika kalah kau hanya akan tertawa"

"Yya.. Aku tertawa bukan karna aku kalah. Tapi karna kau cantik"

Keduanya bungkam ketika pandangan mereka bertemu.
Mingyu diam memandangi wajah Tzuyu, begitu juga sebaliknya.


DING-DONG~

"Oh?"

Keduanya tersadar dari lamunan indah itu.

"Eomma!" ujar Tzuyu kemudian bangkit dan membukakan pintu untuk ibunya.

"Oh? Ada tamu ya?" ujar Nayeon setelah melihat Mingyu disana.

Mingyu membungkukan tubuhnya 90 derajat untuk memberi salam.

"Anyeonghaseo.. Saya teman kelas Tzuyu, Park Mingyu inmida"

"Oh.. Ne.. Silahkan lanjutkan belajarnya. Eomma akan naik"

Nayeon pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan Tzuyu dan Mingyu dibawah.

"Ibumu cantik sekali, beliau lebih cocok jadi kakakmu" ujar Mingyu.

"Cih. Tentu saja. Memangnya aku jadi secantik ini dari siapa, tentu saja ibuku"

Mingyu tertawa.

"Ohh kau mulai jadi nyonya percaya diri huh?"

Tzuyu pun mengulas tawa ketika Mingyu mulai menampakan senyum manisnya.
Dan keduanya larut dalam candaan yang mereka ciptakan.

-Apology-

Sana duduk di meja nakas, tengah menyisir rambutnya.

Namun tiba-tiba sebuah tangan kekar memutari lehernya.
Sontak ia terkejut karena melihat Jinyoung disana, tengah memeluk dirinya.

"Oppa?"

"Mianhe.."

Jinyoung menciumi puncak kepala Sana.
Dan Sana hanya diam karena suaminya mendadak aneh.

"Ada apa Oppa?" tanya Sana.

"Akhir-akhir ini aku selalu menemui Nayeon, apa aku salah?" Jinyoung menenggelamkan wajahnya diceruk leher Sana.

Sana terdiam mendengar pengakuan Jinyoung. Jujur saja, hatinya sakit mendengar suaminya dengan terang-terangan menemui mantan istrinya.

APOLOGY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang