--Si Pelari--
Tanpa kusadari
Waktu berlalu begitu saja
Entah berapa lama ku tinggalkannya
Meninggalkan si pelari
Sahabatku di kala senggangJika ada waktu,
Kami bertemu
Berbekal data selular
Jika tak ada, Wifi pun jadi
Tak masalah merogoh kocek
Yang penting kami bertemuSi pelari ini punya saingan
Kalau dirinya warna kelabu
Lawannya warna delima
Rasa senang membuncah dalam dada
Kala melihat mereka berlombaMungkin tak hanya aku
Yang selalu mendukung
Si pelari yang kelabu
Layar tempatnya berlomba sering ditutup jari,
Melihat apakah ia mulai maju atau tidakJika koneksi lancar,
Ia dipastikan menang mudah
Jika koneksi tak ada,
Jangan harap ia menang
Bersua saja tak dapatMelihatnya berjuang sendiri
Membuat diri ingin menyemangati
Senanglah hati jika ia maju
Terasa seperti ia mendengar dukunganku
Ketika ia menang,
Bahagia tak dapat ditampungRasanya diri ini merindu
Rindu untuk bertemu
Dengannya yang selalu punya arah
Dengannya yang selalu berjuang
Dengannya yang selalu jadi pelipur lara
Dengannya yang selalu mengisi waktu luangSungguh,
Jika aku punya penghubung,
Aku ingin berjumpa dengannya
Sungguh,
Jika aku punya banyak waktu
Aku ingin selalu mendukungnyaNamun apa daya kuasaku?
Mungkin aku hanya bisa
Berharap pada bintang jatuh
Berharap agar bisa bertemu
Dan juga menyemangatinyaTeruslah berlari,
Wahai si pelari.
****
Pojok Rayn :
Ada yg ngeh siapa pelari yg ku maksud? :v
(Yg seneng yutuban harusnya ngeh :))
Yaudah "Pojok Rayn"nya segitu aja deh
Jangan lupa vote dan comment ya~(Published : 20-04-2018)
(Edited : 21-07-2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Upside Down World : Poets Antology (Completed)
Poesíamungkin sebagian orang mengira dunia ini normal, namun bagiku, dunia ini tak normal. . . . aku tak tau lagi harus berkata pada siapa, aku tak tau lagi harus bertanya pada siapa, aku tak tau lagi harus mencurahkan segala isi hati ini pada siapa.... ...