Code-nya Brilian!!

7 1 0
                                    

"Assalamualaikum," Salam Alia ketika memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam.. Emhh kesayangan mama udah pulang." Sambut sang mama.

Alia mencium tangan dan memeluk mamanya.

Mama Gita memperhatikan raut wajah putrinya yang tampak kesal. Alia, gadis itu duduk sembari menunggui Mamanya yang tengah mengeluarkan brownies dari dalam pemanggang. Alia menuangkan Jus pada 2 gelas, menyodorkan satu untuk sang Mama, dan satu lagi ia biarkan mengaliri tenggorokannya.

"Aly kenapa?" Tanya Mama, duduk di hadapan Alia.

Alia meletakkan kepalanya pada meja yang menjadi penghalang antara ia dan sang Mama. Gadis itu mengetuk-ngetuk gelas kaca miliknya, yang isinya sudah setengah habis.

"Hmm?" Mama Gita mengelus rambut Putrinya.

"Al pengen cerita ma, tapi males banget. Takut nanti malah"

"BOOOOOOMMMMMMMM"

"Meledak kaya gitu." Jawab Alia, dengan bomnya yang berhasil mengagetkan Mama.

"Aly.... Mau bikin Mama jantungan?"

"Nggak Ma, Al nggak sengaja. Saking keselnya aja." Jawab Alia lemas, tampak dia benar-benar sudah tidak berdaya. Seolah semua kekesalan itu telah menghabiskan tenaganya.

"Nilai ulangannya turun? Ada presentasi dadakan? Materinya belum siap? Ada tugas yang kelupaan?-"

"Di tolak cowok. Fix, pasti itu penyebabnya" Celetuk Bang Zen, memotong sang Mama.

"Ih abang, itu punya Al. Kok jorok banget sih dibalikin gitu." Protes Alia saat abangnya memuntahkan kembali jus yang sudah sempat berdiam dalam mulutnya itu.

"Ma, Ma, Air Ma..." Pinta Zen buru-buru karena tak tahan dengan rasa yang mengganggu indra pengecapnya.

Mama Gita memberikan segelas Air yang langsung ditenggak dengan tak sabaran oleh Zen. Pemuda berusia 19 tahun itu terbatuk beberapa kali karena tersedak.

"Aduh abang, pelan-pelan dong." Protes Mama, Khawatir.

Zen membersihkan sekitar bibirnya yang basah dengan tisue.

"Jus tomat ya? Apa wortel? Ga enak banget." Tanya Zen dengan ekspresi jijik.

"Siapa suruh abang minum? Udah ketawan warnanya oranye gitu." Gumam Alia.

"Kualat tuh, ambil punya orang nggak permisi." Tambah Alia.

"Heuuuhh.... Kecil protes aja. Dosa kamu ngeledek abang." Balas Zen sambil mengacak rambut sang adik.

"Abang ihhh.... Ganggu terus deh."

"Udah, udah... Abang." Peringat sang Mama sembari menuangkan jus lain yang baru saja di keluarkan dari kulkas.

"Gemes sih ma, kesayangan abang galak banget hari ini." Balas Zen mencubit pipi Alia.

Alia mengangkat kepalanya dan menyandarkannya pada bahu Zen yang kini duduk di sampingnya.

"Pasti di tolak cowok nih Ma, udah messed up gini." Gumam Zen.

"Mana ada yang berani tolak anak Mama yang cantik." Balas Mama.

"Iya sih, takut di labrak ama Mama kan ya kalo nolak Aly." Gurau Zen dengan tidak sopannya, dan langsung di hadiahi cubitan di bahunya.

Zen meringis kesakitan, namun kemudian tersenyum sumringah. Tangan kirinya menerima gelas pemberian sang mama yang berisi jus anggur, dan tangan kanannya sibuk mengelus rambut Alia yang bersandar pada bahunya.

Lalaland-nya BrilianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang