03. Rawaja dan Airlangga

4.1K 183 45
                                    

*

Aku akan terus mengejar, mengejar dan mengejar. 

Tapi jika aku lelah, jangan salahkan aku untuk berhenti di tempat. Atau berbalik arah. Berlawanan dengan langkahmu. 

*

"Ngeliatin siapa sih?"

Freya menatap Kayla heran. Sejak tadi gadis itu terus memperhatikan satu persatu orang yang lewat. Dia bahkan ikut melihat sekitar, mungkin saja ada Damar atau komplotannya disini. Tapi Freya tau jika jam istirahat senior maju lebih dulu karena mereka ada latihan soal di jam ini.

"Nyari siapa sih?!" kesalnya lantaran Kayla membuatnya kehilangan fokus untuk menyantap makanan.

Bayangkan, bagaimana bisa dia makan sementara sejak tadi Kayla menatap dengan serius ke berbagai penjuru kantin?

"Sssshhh..." peringatnya supaya Freya diam.

Baik, Freya lebih baik diam dan pura-pura tidak melihat daripada di cap gila karena ikut menatap setiap orang yang lewat.

"Aneh, kok gak ada ya. Apa bukan orang sini?" ucap Kayla untuk dirinya sendiri.

"Lama-lama gila gue Kay" desisnya menyantap kembali baksonya.

Kayla menggerutu kesal karena tidak berhasil menemukan orang itu. Terlebih lagi surat yang dia temukan.

Bisa saja kan surat milik orang lain dan dia yang menemukannya? Tapi kenapa kata-katanya bisa sangat pas dengan apa yang terjadi saat itu?

"HOI! Bengong mulu dari tadi. Kesambet baru tau rasa lo" Poppy terlihat jengah, "Lagian ngeliatin siapa sih lo dari tadi? Ada cowok ganteng baru lagi?"

"Iiihh bukan!" tepisnya, "Kayla lagi nyari seseorang"

"Gue juga tau yang lo cari itu orang bukan setan!" kesalnya menarik napas dalam-dalam, mencoba bersabar.

"Jam istirahat udah mau habis dan lo belum nyentuh makan siang lo sejak tadi"

Baru sadar jika ucapan Freya benar, segera Kayla memakan siomay yang dia beli. Mejanya sudah sedikit basah karena es tehnya mulai mencair.

"Emangnya ada apa sih?" Freya mulai kepo. Hidupnya bisa tidak tenang sebelum mendapat jawaban dari perilaku Kayla tadi.

"Kepo" jawab gadis itu membuat Freya memukul lengan gadis itu kesal.

"Bodo amat deh Kay.... Bodo amat! Untung tingkat kewarasan gue masih normal"

"Kalo gila kan harusnya di RSJ dong Frey, bukan disini"

Ya lord.

Freya memijit keningnya pelan. Salah satu kunci kewarasan adalah, diam.

*

Pulang sekolah memang biasa Kayla habiskan untuk latihan teater. Terlebih lagi acara ulang tahun sekolah sudah dekat, dimana pada malam puncaknya, akan ada pergelaran panggung dan dihadiri oleh seluruh orang tua murid.

Mungkin tidak semua karena orang tuanya sudah pasti tidak datang. Dari tahun ke tahun pun begitu.

"Mau pulang Kay? Bisa buangin kardus ini ke tempat sampah di gedung belakang gak?" Inna menyerahkan kardus berisi potongan karton dan kaleng cat kosong ke Kayla.

Gadis itu mengangguk, "Oke" membawa serta kardus itu keluar dan berbelok menuju bagian belakang sekolah.

Karena mereka memakai sekolah sampai sore, maka mereka harus membuang sampah ke bagian belakang gedung sebelum akhirnya sampah di angkut oleh petugas kebersihan. Cleaning service sudah membersihkan sekolah dan membuang seluruh sampah ke bak besar di belakang sekolah. Maka dari itu mereka harus membuangnya kesini.

Senior Junior [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang