My Life

Prolog

Raya dan Raka sudah berpacaran dari awal masuk SMA. Dan itu sekitar 2 tahun yang lalu. Kini mereka duduk dibangku kelas 12.

Hubungan mereka terkenal tidak pernah ada masalah sedikit pun. Orang orang menyebut mereka 'Pasangan Ideal'.

Hingga pada suatu hari, Raka mengajak Raya ke taman.

Pukul 20.00, Raya yang baru saja sampai ditaman, langsung memeluk Raka yang sudah sampai disana terlebih dahulu.

Tapi, secara mengejutkan, Raka mendorong Raya dari pelukannya.

"Ra, gue minta lo kesini, bukan buat peluk pelukan kayak gini. Gue mau ngomong suatu hal yang penting," ucap Raka dengan wajah serius.

"Hal penting? Apa Rak?" jawab Raya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Maaf Ra, gue gabisa lagi sama lo. Maaf kalo gue egois, tapi ini udah jadi keputusan gue. Sekali lagi, maaf," ujar Raka.

"Maksud lu putus? Iya? Ga Rak, ga! Seenaknya lu mutusin gue kayak gitu!" ucap Raya sambil menahan tangis.

Tanpa bicara sepatah kata pun, Raka meninggalkan Raya sendirian ditaman malam itu.

"Rakaaaaa! Rak plis jangan tinggalin gue." Raya yang tidak sanggup lagi menahan tangisnya pun akhirnya jatuh tersungkur ke tanah dan menangis.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 dan Raya masih duduk dan menangis dibangku taman.

Satu jam berlalu, Raya pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

***

Tok tok tok

"As'salamualaikum, mah, pah, Raya pulang," ucap Raya sambil mengetuk pintu.

Kriet... Pintu terbuka.

"Wa'alaikumusalam, non Raya kenapa pulang jam segini non yaampun. Ayo non masuk," ujar bibi Ijah, asisten rumah tangga keluarga Raya. "Eh non, maaf, kok mata non Raya bengkak? Abis nangis ya?"

Tanpa menjawab pertanyaan bi Ijah, Raya pun segera masuk dan duduk di bangku ruang tamu, sedangkan bi Ijah menutup pintu kembali.

"Mamah sama papah mana bi? Belum pulang?" tanya Raya.

"Belum non, tadi si nelpon, katanya ada meeting," jawab bi Ijah.

Sambil berjalan menaiki tangga, "meeting terus, tapi anaknya ga diurusin," ucap Raya dengan nada kesal.

•••