Awal

28 1 0
                                    


"AAAKH...."

Malam mencekam, membawa kesan tersendiri bagi setiap orang. Sang Purnama telah bangkit untuk membentuk sebuah takdir yang baru. Sebagai saksi kisah tragis hancurnya sebuah keluarga.

"kita ambil salah satu dari mereka !!" salah satu dari mereka berbicara di sela-sela menyeret kedua orang tuaku.

Apa yang harus aku lakukan

Renungan seorang gadis biasa yang dirantai pada sebuah kursi.

Kenapa dia tidak melawan?

Dia sudah menyerah dengan semua ini.

Memberontak ?

Sudah, bahkan pergelangan tangannya saja sudah tidak terasa lagi. Karena luka yang menga-nga lebar disana.

Kenapa harus aku yang terpilih ?

Papa......

Mama......

Kakak......

Allvin......

Tolong aku......

Seorang anak kecil memasuki ruangan, yang berwarna putih. Anak - anak tersebut membawa sebuah ember dan alat pel. Kemudian anak-anak tersebut menghampiri Vraysa. Saat membuka topeng dan tudung-nya, anak itu berkata.

" tunggulah aku kak, aku dan kakak-pertama akan menyelamatkan-mu. Tahan sedikit lagi ya?" anak tersebut berkata sambil mengepel lantai yang terkena cipratan darah kakak-nya setelah ia kembali memakai topeng-nya.

Vraysa POV***

" Allvin" panggil Vraysa kepada sang adik dengan lembut.

"ya"

" tak perlu mengkhawatirkan kakak. Kau pergi saja dengan kakak pertama. Kakak akan baik-baik sa-..."
Sebelum melanjutkan kalimat-nya.

" jangan pernah berharap begitu kak. Aku tak akan meninggalkan kakak dan lari bersama kakak pertama. Seakandunia sebentar lagi hancur. Walau kakak bukan kakak kandungku. Atas apa yang kita lalui selama ini kakak anggap aku ap-..."

" tutup mulutmu tau apa kau tentang dunia. Kau yang selalu bersembunyi di balik tubuh ibu dan ayah. Akan mengerti apa yang aku alami selama ini..."

Setelah memikirkan dengan matang Vraysa sadar bahwa mereka tak- akan selamat bila menyelamatkan-nya.

Vraysa mengatakan itu semua dengan wajah datar. Tidak ada senyum, tidak ada air mata.

Adiknya yang tengah mencelupkan kain pel ke ember air, yang langsung berubah menjadi warna merah-pun menangis dalam diam dibalik topeng-nya. Dia keluar ruangan Vraysa dengan cepat karena sang tuan telah datang.

End Vraysa POV***

" Kau tau Vray-.... (seorang pria datang mengelilingi Vraysa, dan berhenti dibelakangnya. Mengambil segenggam rambut Vraysa dan menghirup aromanya)... entah mengapa aku tertarik padamu sejak pertama kali aku melihatmu. Namun mereka menghalangiku- Vray,
MEREKA MENGHALANGI-KU ( orang itu berteriak dengan keras) kau tau siapa mereka?" sambil menjilat pipi Vraysa, dengan mencengkran dagu nya.

" bawa mereka masuk !" perintahnya pada orang yang ada di luar ruangan yang ku tempati.

Sepasang paruhbaya yang di ikat dan disumpal mulutnya dengan kain. Mereka meronta-ronta dan meminta untuk di lepaskan. Mereka adalah orang kesayangan-nya Vraysa. Orang yang telah melahirkan dan menjaga-nya, mereka adalah papa dan mama-nya.

" Vraysa kau pilih yang mana..." orang itu berdiri di belakang Vraysa.

" kau pilih salah satu-nya untuk ku bunuh..." dia menjawab kebingungan Vraysa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIABOLOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang