" Ternyata Aku salah mengartikan. Bahwa Kamu rupanya lebih dari pecundang. "
______________________________________
"kita mau kemana sih? " tanya Ticha yang sedang dibonceng oleh Velix.
Sepulang sekolah tadi Velix mengajak nya jalan jalan terlebih dahulu."ha,, kamu kepo kan? "
Jawaban jahil Velix tersebut membuat tangan Ticha mencubit pinggang itu. Velix meringis kesakitan.
"aku mau ajak kamu ke suatu tempat yang indaaaaahhhhh banget"
"kemana? ". Sambil bertanya tangan Ticha digenggam oleh Velix dan dilingkarkan di perutnya.
"kamu pasti senang "
Ticha menyenderkan kepalanya ke bahu tegap Velix. Dapat ia simpulkan, ia sangat bersyukur dengan hadirnya Velix. Velix bisa memberikan nya kebahagiaan yang melebihi bahagia nya dengan Rivan.
"kamu tau nggak, Rivan kemana. Soalnya dia udah tiga hari alfa. " pancing Velix.
Ticha hanya menggelengkan kepalanya yang dapat dilihat Velix dari kaca spion.Tapi berbicara tentang Rivan. Ticha rindu. Apa kabar dia? Dimana selama tiga hari belakangan ini?
Ah,, kenapa dia bisa memikirkan cowok yang belum tentu sekarang dia memikirkan dirinya.
Tak berselang lama, mereka sudah sampai di sebuah taman yang indah nan asri.
"kita mau disini? Tapi tamannya sepi banget. Kita pindah aja ya"pinta Ticha segera yang merasa ketakutan.
"bukannya sepi itu malah romantis" ucapnya dan membawa Ticha ke bangku taman.
"aku mau nunjukin sesuatu sama kamu disini. Pasti kamu seneng"
Setelah berkata demikian, Velix menyuruh Ticha untuk diam disana. Dan kemudian membawa sebuah koper.
"itu apa? "
Pertanyaan dari Ticha hanya ditanggapi Velix dengan membuka koper tersebut.
Mata Ticha terbelalak kaget. Uang. Dan sebanyak itu darimana Velix dapat."itu uang? "
"ya iyalah. Orang gila juga tahu kalau ini uang. Kamu mau. Ambil sesuka hatimu" ucap Velix yang nada bicaranya sangat beda dengan yang tadi. Nadanya yang ini seperti mengejek.
"aku nggak butuh uang" ucap Ticha ketus.
"ini hasil kerja sama kita. Jadi ya harus saling gongsi"
Ticha bingung. Kerja sama apa. Bahkan ia tidak pernah melakukan kerja bersama apa pun dengan Velix.
"ini jumlahnya sekitar seratus juta. Mau berapa? Seratus ribu? Dua ratus ribu? Atau seribu? "tambahnya
"maksud kamu itu apa sih Lix? Tadi aja kamu romantis banget. Terus sekarang kenapa sedikit kasar begitu ucapan nya? " tanya Ticha yang semakin emosi mendengar perkataan Velix yang kurang enak didengar.
"terus gue harus ngelembutin lo? Untung untung aja gue nggak berbuat aneh aneh sama lo. Gue udah baik hati tawatin lo uang itu. Tapi lo nggak mau" ucapnya dingin serta merubah logat 'aku-kamu' menjadi 'lo-gue'.
"maksud kamu apaan sih?! Kenapa kamu tiba tiba keras begini?! Bicaranya juga nggak sopan banget! Aku mau pulang! " celotehnya sambil menangis.
"pulang aja sono! Detik ini lo udah nggak berharga. " ucapnya pelan tapi menusuk. Ticha tak bergeming dan tak dapat bergerak sedikit pun. Penuturan Velix barusan sangat menyakiti hatinya. Apa yang barusan terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Roman pour Adolescents"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...