Pertengkaran

1.1K 169 68
                                    


Halaman Dua Lima.

▪▪▪▪

Krystal memandang kosong kearah papan tulis. Segala materi yang di jelaskan oleh pak Bagas seolah memental pergi. Perkataan Mark di perpustakaan tadi benar-benar mengusiknya, ditambah dengan tatapan dalam laki-laki itu. Entah bagaimana menjelaskanya, namun yang Krystal tahu pasti Mark serius atas perkataanya. Dan tidak tahu kenapa, ia merasa Mark seolah memberi kode padanya. Bukan berlagak percaya diri, ia hanya merasa seperti itu saja.

Sedang di ujung sana, di bangku belakang berseberangan dengan bangku milik Krystal. Mark tengah memandang Krystal dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia tahu betul Krystal pasti sedang memikirkan perkataanya tadi. Melihat bagaimana perempuan itu tidak berkonsentrasi dengan pelajaran saat ini.

"Lo suka sama Krystal kan." Mark menoleh kesampingnya, pada Irene yang kini memandang mengejek padanya. Laki-laki itu memilih diam tidak mengindahkan perkataan Irene. "Mau gue bantuin buat dapetin dia nggak?" Irene berucap memberi penawaran.

Mark kembali menatap Irene yang kini tersenyum penuh kemenangan padanya. Seolah ia tahu mau Mark.

"Kalo yang lo maksud bantuan dengan rencana busuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo yang lo maksud bantuan dengan rencana busuk. Nggak, makasih." Ucapan Mark barusan sontak membuat Irene berubah lain. Perempuan itu tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu. "Jangan gangguin Krystal lagi kalau mau aman bersekolah disini." Mark berujar lagi, ia menatap Irene dengan tajam. Membuat perempuan itu memucat, namun hanya sebentar sebelum akhirnya Irene tertawa miring.

"Lo ngancem gue? Lo pikir gue takut gitu?" Irene berbisik pada Mark dengan pandangan yang lurus pada Krystal yang kini juga menatap mereka. "Suruh cewek lo itu jauhin cowok gue." Sambungya lagi.

"Kita lihat aja nanti, gue harap lo tau mana yang ngancem dan mana yang serius." Ujar Mark kemudian bangkit dari duduknya, memecahkan keheningan dengan suara gesekan bangkunya. "Pak saya izin ke toilet." Ucap laki-laki yang kini menjadi pusat perhatian kelas itu.

Dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana. Mark melangkah keluar dengan cueknya. Sempat ia melirik kearah Krystal yang juga menatapnya.

▪▪▪▪

Tidak beda jauh dengan Krystal. Sehun juga sama, memikirkan omongan Mark tadi. Ia merasa kesal sekaligus tersindir dengan perkataan Mark. Ingin sekali tanganya melemparkan pukulan pada wajah dingin milik Mark. Namun ditahanya, Sehun tau Krystal tidak suka melihat kekerasan di depanya, makanya itu ia mencoba menahan diri dan membiarkan Krystal pergi bersama Mark. Karena jika lebih lama lagi, ia yakin akan benar-benar melayangkan pukulan pada laki-laki itu.

"Sehun, jagain uks ya. Ibu mau ke ruang kepsek sebentar."

Sehun memandang Bu Rina, pengawas uks Taruna melalui celah gordenya. "Iya bu." Jawab laki-laki itu akhirnya. Matanya kembali memejam, dengan sebelah tangan yang bertengger di kepalanya. Banyak sekali masalah yang terjadi antara dirinya dan Krystal akhir-akhir ini membuatnya menghela nafas berat sekali lagi. Dulu Sehun memang selalu memiliki banyak masalah dengan Krystal namun tidak serumit ini. Paling hanya bertengkar karena saling mengejek satu sama lain, tidak lebih. Namun kenapa sekarang menjadi serumit ini, pikirnya.

Suara pintu di buka mengalihkan perhatian Sehun. laki-laki itu melirik sedikit melalui celah gordenya mencari tahu siapa yang datang. Sehun sontak bangkit dari tidurnya saat melihat sosok Krystal yang kini menutup kembali pintu uks. Diam-diam ia mengawasi pergerakan Krystal melalu celah gorden. Saat memastikan bahwa perempuan itu sudah naik ke ranjang di sebelahnya melalui suara decitan. Sehun akhirnya bersuara. "Lo sakit?"

Bola mata Krystal melebar saat mendengar suara yang sangat di kenalinya dari ranjang sebelahnya. Perempuan itu mengibas kasar gorden penghalang antar mereka. "Lo kok bisa disini?!" tanyanya kaget.

Sehun membalikan badanya menghadap Krystal. "Lo lupa kalo ini tempat persembunyian andalan gue?" Ucapnya sembari meneliti Krystal yang ada di hadapanya. "Lo sendiri ngapain disini? Bolos atau diusir?" Cetusnya berhasil membuat Krystal cemberut.

"Enak aja, lo pikir gue sama kaya lo." Krystal berceloteh tak terima, membuat Sehun terkekeh pelan. "Gue izin sakit ya!" Sambung perempuan itu lagi.

Wajah Sehun berubah khawatir, dengan segera ia melompat turun dari ranjangnya menuju Krystal. "Lo sakit apa?" tanyanya khawatir dengan tanganya bertengger di dahi Krystal. Berhasil membuat perempuan itu mematung.

Namun hanya sebentar sebelum Krystal mengingat kembali perlakuan Sehun tadi pagi membuat perempuan itu dengan kasar menepis tangan Sehun dari dahinya. "Berhenti bertindak seolah lo khawatir sama gue. Gue nggak mau cewek lo salah paham sama kita."

Sehun memandang tak mengerti pada Krystal. "Maksud lo apa? Cewek siapa sih?! Gue bener-bener khawatir sama lo, Tal." Ucap Sehun bertubi-tubi sembari memegang pundak Krystal dan menatap perempuan itu frustasi.

Sekali lagi Krystal menepis tangan Sehun. "Berapa cewek yang lo khawatirin gini?! Berhenti mengumbar perhatian lo ke semua cewek. Tadi lo perhatian sama Irene, sekarang gue terus besok siapa lagi?! Hah?!" Krystal berteriak marah, perempuan itu susah payah menahan air mata yang sebentar lagi lolos dari kelopak matanya.

 Tadi lo perhatian sama Irene, sekarang gue terus besok siapa lagi?! Hah?!" Krystal berteriak marah, perempuan itu susah payah menahan air mata yang sebentar lagi lolos dari kelopak matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun sendiri kaget melihat Krystal saat ini. Tanganya gemetar memandang wajah memerah milik Krystal. Ini pertama kalinya setelah putus Krystal menangis dihadapanya, selama ini perempuan itu hanya marah-marah dan bersikap cuek di hadapanya. Ada rasa nyeri yang menghampiri Sehun saat ini. Tanganya bergerak hendak memeluk gadisnya itu, "Tal, gue—"

Belum sempat merealisasikan aksinya, tanganya sudah ditepis duluan oleh Krystal. Perempuan itu menghapus air matanya kasar, kemudian memandang Sehun tajam. "Jangan pernah lagi nyakitin orang yang udah sayang sama lo. Dia bisa terluka." Ujar Krystal mengingat kembali perkataan Mark tadi.

Perempuan itu akhirnya melangkah keluar, meninggalkan Sehun yang diam memandang lemah punggungnya.

To Be Continued.




Aku usahain sering update YAMX, targetnya baka aku tamatin cerita ini sebelum skripsian. Biar nggak terbengkalai ceritanya. Semoga ajasih bisa.

Salam Aurora🌼

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang