Dua Sudut

28 1 0
                                    


Lahir ke dunia dua anak manusia yang saling bertolak belakang sudut pandangnya. Ia adalah Reza dan Fahri. Reza adalah anak tunggal yang lahir dari keluarga yang berada, keinginannya selalu dikabulkan. Tapi,karena itulah ia menjadi anak yang manja, pemalas dan sombong. Fahri, Fahri adalah temannya Reza, namun ia 180 derajat sudutnya berbeda dari Reza. Fahri adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, ia lahir di keluarga yang sederhana, tapi, dengan kesederhanaannya itu, kakak - kakaknya sukses menajdi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. Cerita mereka dimulai saat akhir akhir sekolah di SMP.

Ketika itu, sekolah sudah membebaskan kelas 9 untuk pergi ke sekolah atau tidak, karena ujian selesai telah selesai dilaksanakan. Dengan kesederhanaannya Fahri sukses dengan meraih peringkat 2 dikelasnya. Ketika itu, Fahri berangkat ke sekolahnya untuk main main bersama teman temannya, sekalian silaturahmi dengan guru guru.

Suara di keheningan fajar pun terdengar, Fahri bangun untuk sholat shubuh, Kemudian melakukan pekerjaannya yang lain, jam 7 ia pergi ke sekolah dengan mengayuh sepeda.

"kriiing... kriiing.. ayah.. ibu.. Fahri berangkat sekolah dulu ya.. mau

silaturahmi, Assalamu'alaikum..!!" Kata Fahri dengan semangat.

"Wa'alaikumussalam..." Jawab Ayah dan Ibu Fahri.

Fahri terus mengayuh sepedanya dengan rasa semangat seperti api yang membara, sehingga jarak yang jauh pun menjadi terasa dekat. Tak lama kemudian ia sampai ke sekolah.

Di sekolah ia melihat Reza turun dari motornya, ia terus menatapnya dengan penuh keinginan ingin memiliki motor tersebut. Tak sadar, ternyata Reza

sudah ada dihadapannya.

"Hei, Ri kenapa kamu?" Tanya Reza.

"Eh, aduh, engga. Assalamu'alaikum.." Salam Fahri dengan kelembutan.

"Wa'alaikumsalam! Ah, kamu ingin motorku ya? gak akan mungkin bisa! kamu kan miskin!" Kata Reza dengan sombongnya.

"Apa kamu? aku tidak miskin! aku ini sederhana! dan dengan kesederhanaanku ini, In Syaa Allah aku bisa sukses di masa depan nanti" Fahri sedikit marah.

"Suatu saat, aku akan membuktikan, aku bisa membeli motor itu, bahkan yang lebih bagus dari itu. camkan itu!" Lanjut Fahri.

Kemudian Fahri menambahkan lagi dengan menasehatinya "Seharusnya kamu sadar, bahwa dengan kekayaanmu itu sekarang kamu sudah terlihat ketidaksuksesanmu, nilai ujian ke 2, tapi sayagnya itu ke2 terendah. Jadi, jangan sombong dengan kekayaanmu Reza! Kamu punya peluang untuk bisa sukses sekarang itu, tapi kamu sia siakan itu. Sudah! mulai sekarang, kamu jangan seperti ini lagi. Sebenarnya, aku ingin menasihatimu. Tapi, aku menunggu waktu yang tepat"

Dengan meneteskan air mata, hati Reza tersentuh dengan kata kata dari Fahri, sehingga helm yang di tangannya pun jatuh. "Ia Fahri, setelah mendengar nasihat dari mu, aku sangat tersentuh sekali, dan aku ingi berubah, aku ingin sukses dengan kekayaanku ini, maafkan aku yak Fahri, sudah membuatmu sedih."

"Ia aku maafkan ko Za, Yu! mulai sekarang, kita jadi sahabat ya! kita sukses bersama nanti ya!" Merangkul Reza.

Sejak saat itu, Fahri dan Reza menjadi sahabat yang sejati. Reza menjadi tidak sombong. Setiap pagi, jika ingin ke sekolah, Reza selalu mengajak Fahri naik motor bersama Fahri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dua SudutWhere stories live. Discover now