Don't Leave Me

641 48 9
                                    

At apartemen

Rasanya akhir-akhir ini tugasnya makin menggila sebagai salah satu vice persident di perusahaan ayahnya. Pria bermarga choi sesekali mendesah lelah memijit tengkuknya, tubuh kekarnya bukan jaminan dia dapat terus bertahan dalam situasi tidak menyenangkan ini.

Beberapa bir dingin mungkin dapat menetralkan penatnya, meskipun hari ini merupakan akhir pekan baginya sama saja dia pasti akan dikejar sekretarisnya untuk memenuhi jadwal yang dia buat.

Bahkan hari ini adalah hari special untuknya, tapi ia tidak bisa menikmatinya bersama kekasihnya tercinta. Walaupun demikian namja itu tetap tersenyum kecil, dadanya sedikit ada rasa meletup senang mengingat mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Hanya bertemu beberapa jam, jalan-jalan menghabiskan waktu bersama, mengenggam jemari lentik pucat yang selalu nampak rapuh dimatanya. Sesekali melihat ekspresinya yang berubah-ubah, atau kata-kata kurang ajarnya dari bibir cherry yang selalu menggodanya untuk segera dicicipnya.

Ya, itu akhir pekan yang normal baginya yang memiliki kekasih, namun akhir pekan ini berbeda. Pria manis kekasihnya itu sedikit lebih sibuk dan namja tampan itu tidak dapat berbuat banyak akan hal tersebut.

Tapi pikiran senang akan menghabiskan sisa ulang tahunnya bersama namja manis kekasihnya membuat namja berlesung pipi itu kembali bersemangat. Beberapa kaleng bir tetap menemaninya bersama kue ulang tahun kecil yang sudah disiapkan.

Namun entah berapa lama ia menunggu, sampai akhirnya terlelap sendirian di sofa ruang tamunya.

**

Matanya yang terlelap beberapa jam usai menegak bir tersadar, ia terbangun dari tidur sambil duduknya dengan kepala pusing. Suara dering hp membuatnya sadar bahwa ia tertidur cukup lama. Dengan malas ia menjulurkan tangannya meraih smartphone yang ada di coffee table.

'bisakah kau membuka pintunya?'

-ChangminShim-

Matanya menyirit melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari, dan what the hell namja jangkung itu ke apartemennya pada jam segini? Apa yang diinginkannya?

Oke, mata kantuknya terpaksa membuka dengan malas, tapi dia tetap berjalan menemui namja yang sudah lama menjadi sahabat kekasihnya itu. Dan ternyata dia tidak sendiri, Shim Changmin bersama seseorang yang sangat dia kenal sedang bergelayut dilengannya.

Cho Kyuhyun, kekasihnya.

Dalam keadaan hangover namja manis itu dengan susah payah dipapah Changmin memasuki apartemen mereka. Oh, jangan lupakan bau alkohol yang sangat menyengat itu yang bisa membuatmu mual.

Belum sempat si pemilik apartemen bertanya Changmin sudah menjelaskan lebih dulu. "Orang tuanya tidak suka dia hangover seperti ini, jadi aku membawanya kemari."

Alasan klise yang membuat namja tampan pemilik apartemen itu memutar bola matanya.

"Kau tidak mencegahnya?"Tanyanya dengan nada suara yang ditekan dan dengan perasaan sebal ia meraih tubuh Kyuhyun yang masih meracau dalam tidurnya itu.

Changmin mengangkat bahunya."Kau tahu sendiri bagaimana watak kekasihmu ini, dan bukan wine lagi yang dia jamah, dia menegak whisky dan rum." Ujarnya santai setelah melepaskan namja manis itu.

Namja tampan itu menatap sendu kekasih manisnya, kemudian menatap Changmin kasihan. Mungkin saja kekasihnya sudah berbuat macam-macam dan merepotkan pria jangkung itu.

"Kau tidak menyetirkan? Mau menginap disini?"

Changmin sedikit melirik isi apartemen, mungkin dia berharap ada beberapa camilan namun nihil.

Drunk OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang