Pisang 11: Dress Kuning Gading

2.1K 277 84
                                    

Entah kenapa, setiap selesaiin satu work, pasti mager akan menyerang :(

Kenapa ide ku suka mampet heu. Apakah ini pertanda ku butuh hiatus lagi? Wkwkwk😂 yasudalah jangan dulu.

Enjoy ^^

***

"KRISTAAAL!!!" sudah biasa. Selama satu minggu ini, teriakan Sean selalu saja bergema di rumah besar keluarga Sean.

Mami Hani dan Papi Dio sudah menyuarakan kekesalan mereka pada putranya yang terus saja berteriak seperti ini di pagi hari.

"SEAN! KAMU BISA GAK SIH KALAU TERIAK SIANG-SIANG AJA?! MAMI MASIH NGANTUK!"

Sean baru saja akan mengadukan soal kelakuan ajaib Kristal yang lagi-lagi melumurkan sabun mandi ke wajahnya.

Waktu Sean menanyai anak itu, Kristal hanya menyebutkan "MAS KERRRR" lalu berlari keluar kamar dan bersembunyi di dapur. Lalu terjadilah teriakan maut Sean yang memancing kebangkitan murka Mami Hani.

Yeri menghindar dari perdebatan anak dan ibu itu. Rambutnya bahkan masih awut-awutan, masih belekan. Dia tidak perduli. Sekarang perutnya lapar. Di meja makan, dia bisa melihat Kristal sudah asik menikmati roti selainya.

"Mbak ngapain Mas Sean lagi?" Tanya Yeri. Anak itu menerima roti selai kacang yang diberikan Kristal.

"Cuma di kasih pake masker..." Jawab Kristal cuek.

"Loh, terus kenapa ngamuk?" Yeri tahu Mas nya bukan tipe pria menyebalkan yang anti pada masker wajah. Toh pria itu tahu bahwa menjaga keindahan kulit tidak ada salahnya.

"Karena yang dia lumurin ke muka Mas itu sabun mandi, Yer." Sebuah suara lain tiba-tiba menjawab pertanyaannya. Yeri bisa menangkap rasa jengkel dari ucapan Sean.

"Loh emang kenapa sih? Di botol nya juga ada tulisan 'melembabkan dan meremajakan kulit'"

Satu sentilan bersarang lagi di kening Kristal.

"Aww! Suka banget sih sentil-sentil! Entar kusentil juga nih pisangnya!"

"Gak tahu lah. Saya capek ngomong sama kamu." Sean mengambil tempat duduk di samping Yeri, membiarkan Kristal sibuk manyun di seberang mereka.

"Mas, kenapa masih ngomong pake saya-sayaan ke Mbak?" Yeri heran. Mereka berdua sudah menikah. Bukankah seharusnya Sean berhenti bersikap sekaku dan seformal ini pada istrinya?

"Terus harus Mas ganti jadi apa?"

"Baby-honey, Papi-Mami... Aww yang romantis dikit gitu Mas! Atau mau panggil Yeobo juga gak apa-apa..."

TUK!

Kali ini kepala Yeri yang menjadi sasaran sentilan maut Sean.

"Kamu pikir Mas itu remaja-remaja alay? Tolong, Yeri. Mas udah pusing sama Kristal. Jangan di tambahin lagi." Desah Sean dramatis.

Wajah tampannya masih basah karena tadi membersihkan wajah dari sabun. Karena hari ini hari Minggu, Sean sedang tidak kepingin buru-buru mandi

Ah, ngomong-ngomong, ini hari menyebalkan sedunia, dimana mantan yang suka mengejeknya itu akan menikah dengan pria yang digadang-gadang seribu kali lipat lebih baik darinya.

"Tal, kamu kapan mulai sesi sama dokter Inge?" Suara Mami Sean yang masih memakai daster terdengar. Wanita itu menempati kursi yang ada di samping Kristal.

"Mulainya Jumat depan, Mi. Satu minggu tiga kali dan aku bisa nengok pis-MPHH!!!"

"Sean! Kamu ngapain bekep-bekep istri kamu?!" Sean yang setengah badannya sudah condong ke depan keliatan gelagapan.

GynophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang