Pisang 12: Nikahan Sang Mantan

1.9K 273 58
                                    

My mood of the day 🙂

Aku gamang. Antara pengen frustasi sama pengen hiper. Dan kenapa aku ga bisa ngelanjutin Big Baby huhuhu... Besok siang mau edit bab 1 nya lagi. Semoga bisa di publish yeuu...

Sori for typo. Ga baca ulang, abis ketik di hp langsung publish.

Enjoy ^^

***

Di dalam mobil, Sean hanya diam saja tidak berminat mengajak Kristal bicara. Dia terlalu sibuk menghentikan detak jantungnya yang menggila karena Kristal yang malam itu terlihat berbeda.

Di sebelahnya, Kristal entah kenapa juga terdiam. Sebenarnya anak itu tengah membayangkan hal-hal yang akan dia lakukan pada Sean nanti malam.

"Ehmm." Sean berdehem, menghentikan lamunan jorok Kristal.

"Udah sampe."

Dengan gerakan kaku seperti robot, Sean turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke venue tempat pernikahan Selbi. Di sampingnnya, Kristal pikir Sean sampai gugup begini karena Selbi. Dia ga tahu aja Sean gugup karena melihat Kristal jadi lebih 'normal' daripada biasanya.

Mereka berdua berjalan, memasuki gedung resepsi dan mencari aula yang di tempati pasangan Selbi dan Charles. Sean menyerahkan undangan yang ada di tangannya kemudian menggandeng Kristal masuk ke dalam.

Begitu melewati meja hidangan, Kristal berseri-seri karena melihat mini banana cake yang tersaji. Ck, Kristal jadi menyesal tidak datang agak lambat. Sekarang dia jadi harus menunggu lama untuk bisa menikmati makanan itu.

"Mana sih mantennya. Niat kawin apa enggak." Gerutu Kristal pelan. Sean tersenyum kecil mendengar gerutuan sang istri. Sean tahu jelas kalau istrinya itu sudah tak sabar melahap makanan kesukaannya itu.

Tak lama menunggu, suara musik pengiring berkumandang, mengiringi masuk nya Selbi beserta Charles. Wajah keduanya tampak dihiasi senyum. Para tamu undangan juga ikut bahagia melihat pasangan itu. Malam itu Selbi memang tampak sangat cantik, tapi telapak tangannya tidak berbohong. Si anggota tubuh laknat itu malah mengeratkan pelukan di pinggang Kristal. Pinggang yang ternyata sangat ramping dan menguji pertahanan Sean.

Karena para tamu undangan mulai berdesakan, Sean merasa tidak nyaman begitu lengannya bersentuhan dengan beberapa wanita asing. Keringat dingin dan rasa takut mulai merayapi punggungnya, membuatnya meremas pelan pinggang Kristal, meminta pertolongan.

Kristal yang merasakan tekanan itu segera menggiring Sean ke pinggiran, dekat dengan meja dessert.

"Mas pisang... Gak apa-apa kan??" Tanya Kristal cemas.

Wajah Sean terlihat agak pucat dan pria itu tidak menjawab Kristal.

"Uuuh cacian... Takut ya disini banyak cewek? Ayuk yuk kita cari tempat yang banyak cowok nya aja... Kemana ya enaknya... Emmm ayo ke toilet cowok!"  Sean tidak bisa berpikir dan akhirnya malah berhenti tepat di depan pintu toilet.

"Mau ngapain kamu?!" Untung saja Sean keburu menghentikan Kristal yang sudah akan memasuki bilik khusus pria membuang hajat itu.

"Cari cowok. Yang banyak. Kan kalo mau cari tempat cowok ngumpul tu disini..." Jawab Kristal polos.

Sean mengusap wajahnya frustasi.

"Kita kembali saja ke dalam. Ayo." Sean menyeret Kristal kembali ke tempat tadi. Pria itu menarik nafas dalam, berusaha menghiraukan rasa takutnya. Jika dipikir-pikir lagi, sepertinya memang bukan Kristal saja yang perlu berkonsultasi dengan psikiater. Dia ingin mengakhiri Gynophobianya.

Ketika kembali, Selbi dan Charles sedang melakukan sesi wedding kiss, dan tak lama setelah itu, para tamu undangan di persilakan menikmati makanan yang disajikan.

GynophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang