(1) Ruang Hati ke- 4

28 2 0
                                    

Ada author note sebelumm ini tapi kuhapus karena tidak penting hehe. enjoy!

**
Adel melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah dengan santai, terlalu santai malah. Padahal waktu telah menunjukkan pukul 07.25 Wib

Saat memasuki kelas ia dikejutkan dengan fitri yang tiba-tiba menghadangnya

"apa lo?gue gaada duit receh" kata adel

"ANJIR LO KIRA GUE LAGI MINTA-MINTA???" Fitri mulai heboh sendiri

"kaga anjir, udah lo mau apaan?gue mau tidur ini"

"HEHEHE" fitri hanya meringis, disertai kekehan yang menurut adel aneh

"APAAN ANJIR MALAH HAHE HAHEH AJA"

"HEHE ITU DEL, HEHEH"

"Bodo amat gue kaga ngerti" kata adel lalu berlalu, belum sempat ia duduk ditempatnya fitri mulai berteriak lagi

"ADEL IH GUE BELOM SELESAI NGOMONG"

"yaudah ngomong" adele melunak, malas berurusan dengan fitri saat masih pagi. bisabisa ia tuli jika terus meladeni fitri yang punya mulut kayak toa

Fitri berlalu, mengambil buku tugas Adele dan mulai sibuk menyalin tugas Fisika. Fitri mungkin satu-satunya gadis yang bisa dekat dengan Adele, mereka telah berteman sejak kecil. semua cerita Adele fitri tahu, begitupun sebaliknya.

"eh btw del, itu luka lo udah gapapa?" Tanya fitri masih dengan tangan yang sibuk menyalin tugas dari buku Adele

"udah mending sih, luka gores doing juga" kata Adele cuek

"Luka gores juga luka anjir. Lo mah mentang-mentang sering disakitin sok kebal, eh ups"

"udah fit, lo nulis aja udah. Jangan gangguin adel acu, yeu gak del?" Galang yang baru datang tiba-tiba saja merangkul Adel

"WAH MASA LO DIBILANGIN ANJING DEL. WAH PARAH LO LANG PARAH PARAH" Fitri kembali heboh tidak jelas

Beberapa anak IPA 3 menoleh, menatap Fitri. Untung saja Adele tidak sentiment pada Fitri, jika tidak mungkin Fitri sudah berada di uks. habis, ditonjok Adele

"APASI ANJIR GUE BILANG ACU YA BUKAN ASW" galang menjawab dengan nada tak kalah tinggi

Adel berdecak sebal, turun dari meja yang didudukinya lalu berjalan kearah luar. Fitri yang Galang yang tadinya sudah siap untuk berdebat mengurungkan niat. Berlari mengejar Adele yang entah kemana

***

8.30 dan Adele masih berada di kantin, Gilang telah kembali ke kelasnya tadi, dan Fitri sedang ke toilet. Adele berdecak. Entah kenapa moodnya teras sangat buruk pagi ini. Siswa lain bahkan tak ada yang berani mendekati meja panjang yang ditempati gadis itu, mengingat Adele yang saat badmood akan lebih garang dari biasanya.

"Del, ngapain duduk sendiri?udah kayak jomblo aja"

Namun, sepertinya tidak berlaku untuk remaja lelaki satu ini

"diem deh lo fah, gue lagi males ngomong" Adele berdecak kesal

"LAH. Itu bukannya lo ngomong, tadi?" Fahri terkekeh pelan, melihat Adele yang sedang kesal rasanya sangat menyenangkan

Fahri Al-Farizi. Oke, jangan tertipu dengan nama Alimnya. Ia satu diantara beberapa Most Wanted SMA Merah Putih. Ia ramah, dan tidak suka berkelahi, ia juga cukup tampan untuk dijadikan idola wanita, belum lagi kemampuannya dibidang Programing yang menambah nilai plusnya. Namun Adele tak pernah tertarik karena ia tahu, Fahri kerap bermain dengan beberapa wanita. Yang Adele tahu, Fahri juga sering menjual Tiket murah yang ia bayar dengan menghack Rekening Orang lain saat Fahri butuh uang untuk bermain. Ah, itu hanya diketahui segelintir orang, termasuk Adele yang merupakan teman Fahri dari SMP

"diem lo anjing. Pergi deh lo fah, ini mood gue lagi jelek" Adele kini menatap Fahri, hanya tatapan biasa, namun dasarnya saja alis serta mata Adele selalu terlihat tajam. Namun tak membuat fahri terpengaruh

"mana anjing del?kasian anjingnya disuruh diem del. Mending lo kasih makan, dijamin diem sendiri tuh anjing"

Fitri yang baru dari toilet diam dibelakang Fahri, Fahri memang suka sekali membuat Adele kesal. Setelah mengatakan itu, Fitri melihat Fahri sedikit kaget saat Adele mendorong mangkuk baksonya kearah Fahri, yang membuat Fitri tertawa

"HAHAHAHA MAMPUS LO ANJIR. KASIH MAKAN ANJINGNYA DEL KASIH MAKAN HAHAHA RECEH BAT GUE ANJIR ITU FAHRI DISAMASAMAIN ANJING GOBLOK DASAR HAHAHAH" Fitri tak berhenti tertawa

Fahri berdecak. Ia berniat membuat Adele malu, malah ia yang malu. Ia berlalu dari hadapan keduanya sambil terus menggerutu, mengumpat tanpa suara

"hahah. itu fahri bego tadi ngapain del?" Tanya Fitri masih dengan sisa tawanya

"gatau, numpang kentut kali" jawab adele asal

Fitri kembali tertawa, oke fitri memang sereceh itu:)

Mood Adele sedikit membaik melihat ke-receh-an satu-satunya cewek yang ia anggap sahabat. Menurut Adele, Ruang hati itu ada beberapa lapis. Lapisan pertama dan terdalam, untuk sang pencipta. Lapisan kedua untuk keluarga tercintanya, lapisan ketiga untuk seseorang yang berhasil membuatnya jatuh cinta yang belum pernah ditemukannya, lapisan keempat untuk segelintir orang yang berhasil membuatnya nyaman, Lapisan kelima untuk orang-orang yang pernah ia temui untuk sekedar memberi sapaan singkat, lalu ruang hati terluar untuk orang-orang yang ia benci. Ruang terbanyak yang berhasil terisi di hati Adele mungkin hanya kelima dan terakhir, bahkan untuk ruang hati ke-4, orang-orang yang berhasil membuat Adele nyaman, bisa dihitung dengan jari. Fitri telah berhasil masuk kedalam ruang itu, Ruang hati ke- 4.

***

HEHE maapin kegajean cerita ini kawan-kawan, maklum, acutuh baru belajar. kalau ada typo,  kata-kata yang agak kurang nyambung monggo dikomen biar gampang direvisi. kritik dan saran membangun sangat diharapkan mengingat ini cerita pertama yang saya publish di wp HEHE

intinya Jangan lupa Vote dan Coment ya sayang-sayang akoeh

w love uniisryy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A D E L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang