Kapan cinta akan datang?
Saat pertama kau merasa posesif padanya
.
.
.
"Nona?"
Naruto berucap usai menyadari pergerakan gadis itu. Gerakan lemah dari punggung yang mencari sandaran. Sang gadis menyandarkan punggungnya pada dipan--dengan posisi setengah duduk-- ia meraba pelipisnya yang sudah berbalut perban.
"..."
Perlahan ... netranya bergulir menatap ruang yang asing itu. Samar ia cium bau rokok bercampur bau alkohol yang agaknya menguar dari 3 botol bir di atas nakas.
"Aku di mana?" ucapnya pelan.
Naruto berdeham, yang pada akhirnya membuat si gadis berambut panjang menoleh kepadanya.
"Kau di apartemenku."
Sepasang iris ametis sayu bersirobok dengan sepasang mata biru sejernih lautan yang tampak dingin.
Naruto memperhatikan perempuan itu. Dia gadis muda, entah berusia berapa. Gadis yang tanpa sengaja mengetuk nuraninya. Biasa ia tak kan peduli dengan orang asing yang ia temukan di jalan. Membiarkannya tergeletak sampai mati, sampai beku, sampai ditemukan polisi. Namun yang beberapa jam lalu ia lakukan, justru kontradiksi. Ia mengangkat tubuh mungil itu dan membopongnya masuk ke dalam mobil. Dalam kepalanya, sebentar lagi badai. Dia bisa mati membeku jika kubiarkan tergeletak di sini. Mengenai perban yang melingkari kepala perempuan itu, sebagai orang yang nyaris setiap hari bergumul dengan bahaya, sedikit-sedikit Naruto tahu cara pertolongan pertama pada luka.
Saat memegangi kepala, gadis tersebut tiba-tiba tersentak seakan ingat sesuatu. Punggungnya yang awalnya menyandar jadi tegak lurus. Kepalanya menolah-noleh seperti orang bingung.
"Sepeda! Mana sepedaku?!"
Cergas ia turun dari ranjang setelah menyibak selimut yang menggelimuni tubuhnya.
Ia berlari menuju pintu, sampai ... ia sadar pintu itu terkunci.
"Mau ke mana?" tanya Naruto membuat Hinata menoleh.
"A-ah ...." Dua tangannya masih berpegang erat pada handle pintu.
"Apa kau tidak dengar suara bising di luar?" Naruto membuka tangan di samping telinga.
Benar, gemerubuk suara angin terdengar kasar. Hinata jadi ingat, sebelumnya, bibi tetangga sebelah mengingatkan akan datangnya badai.
Jadi sudah mulai?
"Tadi aku menemukanmu tergeletak di jalan. Tapi sepedamu tak kubawa,"
Kaki Hinata langsung terasa lemas. Ia ingat 2 pot anthurium yang harus ia antar. Ia juga ingat bagaimana jeep itu menabraknya sampai terpelanting. Namun di lain pihak, ia patut bersyukur lantaran tidak mengalami cidera serius.
Naruto, pria tersebut tampak membungkuk mengambil 2 botol wine dari kantung plastik. Mengopernya dengan botol bir kosong yang ada di atas nakas. Badai membuat suhu udara turun dan terasa sangat dingin. Perlu sebuah kehangatan agar tak membeku, dan minuman beralkohol adalah solusinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Fanfiction[NaruHina Fluffy Day 9/2018] [Naruto, original story by Masashi Kishimoto] [Mature/Romance/Drama] . . Melalui kejadian tak terduga mereka bertemu. Naruto bahkan sempat tak merasa iba, sebelum ia menyelamatkan gadis itu yang terkulai lemah di jalanan.