Jaehyun pov.
Ditengah malam yang gelap, dengan lampu taman yang menjadi sumber cahaya. Bahkan di malam yang sangat sepi ini tidak ada satupun bintang yang berterbaran dilangit, Bulan juga enggan menampakkan sinarnya untuk menerangi langit malam. Tapi siapa perduli dengan bulan dan bintang, jika di mataku hanya ada kegelapan. Ingin rasanya aku berlari menyusul hyungku tetapi apa dayaku, aku hanyalah seorang namja lemah yang tidak bisa berjalan dan melihat. Ini tidak adil aku tidak mempunyai siapa pun disini, hanya udara dingin yang dengan setia menemaniku. Entah mengapa tubuhku terasa sangat lemas,mual dan pusing yang disertai dengan suhu tubuhku yang semakin menurun. Aku hanya bisa memeluk tubuhku sendiri, sampai akhirnya ada seseorang yang mendorong kursi rodaku.
"Hyung, kali ini beneran kau kan?"
Tetapi orang yang mendorong kursi rodaku, tetap diam tidak menjawab pertanyaanku. Semakin jauh ia mendorong kursi rodaku tanpa berbicara. Aku hanya bisa mengikutinya sampai akhirnya, langkah kakinya terhenti di sebuah tempat yang lebih dingin. Di tempat ini sangat sepi, aku hanya bisa mendengar suara aliran air. Orang itu berputar ke depan kursi rodaku.
"Lemah," gumamnya sambil berdecih.
"Kau siapa? Mengapa kau membawaku kesini?"Tanyaku kepada orang itu.
"Aku? Lee Taeyong," orang tersebut menjawab dengan senyum sinisnya.
"Lee Taeyong? Hyung!?" pekikku dengan nada tidak percaya.
"Sudah ku bilang. Aku bukan hyungmu!"
"Baiklah. Kenapa kau membawaku kesini Lee Taeyong-ssi?"
"Untuk melenyapkan kau," ucap Taeyong yang berdiri tepat di hadapan Jaehyun.
"Memang apa masalah kamu hmm? Bukankah aku tidak pernah mengusikmu,"
Jaehyun berusaha untuk bersabar menghadapi orang di depannya.
"Kau tau semenjak kau datang ke rumahku appa selalu saja menyuruhku untuk baik kepadamu dan menjagamu dengan alasan kau anak dari temannya. Memangnya kau siapa bisa seenaknya merebut kebebasanku," Ucap Taeyong dengan sinis. "Jadi lebih baik kau mati saja bukan?,"lanjutnya
Jaehyun terkejut dengan perkataan Taeyong. Ia terus meremat kemeja rumah sakit yang ia kenakan.
"Kau tidak berhak untuk membunuhku," ucap Jaehyun dengan lantang meskipun di dalam hati kecilnya ia sangat terkejut dengan perkataan Taeyong.
"Aku memang tidak berhak, tapi aku bisa melakukannya. Kau hidup pun hanya akan menjadi sampah di dunia ini. Seorang namja tidak berguna, bahkan sekarang kau tidak bisa berjalan dan melihat. Aku yakin pasti keluargamu malu mempunyai anak sepertimu, dasar lemah. Jika aku memiliki adik sepertimu pun aku pasti sudah membuangmu ke tempat yang jauh,"
Taeyong mendekat kearah Jaehyun lalu menatapnya dengan tatapan yang meremehkan.
"Aku tidak lemah! Aku tidak perduli dengan keluargaku yang pasti akan malu mempunyai anak yang cacat sepertiku, karena sebelum aku cacat pun mereka sudah membuangku," Ketusku
Author pov.
"Tidak lemah? Buktikan," ucap Taeyong dengan penuh penekanan, lalu mengangkat bahu adiknya agar bisa berdiri."jika kau tidak lemah sekarang berdirilah sendiri," Taeyong melepaskan tangannya dari tubuh Jaehyun. Seketika tubuh namja berdimple itu terjatuh tepat didepan kaki Taeyong.
Jaehyun memegangi tangannya yang berdarah akibat terkena bebatuan.
"Sakit? Ini yang kau katakan tidak lemah?"
"AKU TIDAK LEMAH," bentak Jaehyun yang mulai kehilangan kesabarannya.
Taeyong mengangkat tubuh Jaehyun yang terduduk di bebatuan lalu diseretnya kepinggir danau. Dengan kasar Taeyong melepaskan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Bad Brother -LTY . JJH
FanfictionSeorang anak lelaki yang sengaja di pisahkan dari keluarganya, kembali setelah memasuki usia remaja. Dengan secercah harapan, ia ingin keluarganya mengakui kehadirannya, terutama kakak pertamanya. Tapi siapa sangka takdir mempermainkannya. Dengan se...