Part 1

5K 505 17
                                    

Note: Maaf kalau banyak typo dan gaje ya ^^

Selamat membaca

x

x

x

Suasana pagi yang hangat tampak di sebuah rumah yang merupakan salah satu paling megah di negeri itu. Si bungsu tertawa lepas mendengar lelucon yang dilempar ayahnya. Sampai-sampai air mata sudah keluar di sudut matanya.

"Dek, makan rotimu dengan benar. Nanti kamu terlambat." Ucap Luhan memperingati anak bungsunya yang masih asyik tertawa itu.

"Iya Mom. Nanti adek berangkat bareng hyung kan?"

Felix – si bungsu di rumah megah itu – melempar pertanyaan ke arah kakaknya.

"Kamu berangkat sama Daddy saja. Hyung akan ke pusat sistem. Nanti telat kalau nganterin kamu dulu."

Jelas Guanlin yang membuat adiknya merengut tak terima.

"Hei. Akan Daddy antar. Jangan memasang tampang seperti itu."

Akhirnya Tuan Oh membuat wajah merengut itu kembali tersenyum dan dia melahap habis potongan roti terakhirnya. Nyonya Oh hanya bisa tersenyum melihat tingkah imut anak bungsunya.

.

.

"Changbin, nanti jangan lupa ke toko untuk membantu eomma-mu sepulang sekolah." Pesan sang ayah ke anak semata wayangnya.

"Iya." Sahut anaknya pendek. Padat. Dan datar.

"Kamu itu ya, apa nggak bisa berekspresi sedikit? Kasihan sekali pasanganmu nanti dapat yang seperti kamu."

Protes ibunya yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka di meja makan. Changbin tak merespon. Dia masih asyik dengan ponselnya dan tampak sedang chatting-an dengan seseorang. Ayahnya asyik dengan koran di tangannya.

.

.

"Hei. Kamu hampir saja telat."

Seungmin berseru kepada seorang laki-laki yang berlari kecil ke arahnya dan senyum tetap tak enyah dari wajah manis itu meski keringat sedikit mengalir di pelipisnya.

"Tadi, aku harus kembali lagi ke rumah karena buku tugasku ketinggalan. Heheh"

Felix menyengir ke arah Seungmin. Seungmin hanya menghelas nafas lega. Untunglah Felix tidak terlambat. Karena gurunya pada jam pertama hari ini adalah yang paling galak se-sekolahan.

.

.

"Nanti kita mau ke arcade. Lu ikut gk Bin?"

Tanya Minho ke arah laki-laki yang berwajah datar, temannya, Seo Changbin.

"Nggak."

Jawabnya singkat.

"Kenapa?"

Woojin penasaran kenapa temannya itu nggak mau ikut. Kan mereka bisa bersenang-senang setelah menghabiskan waktu belajar seharian di sekolah.

"Gue mau bantu eomma di toko."

Alasan Changbin membuat Minho dan Woojin tidak lagi bertanya, Hyunjin tidak jadi bersuara. Mereka kembali asyik dengan kegiatan masing-masing. Minho, Woojin dan Hyunjin sibuk membahas rencana mereka. Changbin asyik dengan buku Fisika di hadapannya.

"Kak Changbin, ada yang nyariin."

Tiba-tiba ada adik kelas Changbin yang masuk ke kelas Changbin dan menyampaikan pesan itu kepadanya. Minho, Woojin dan Hyunjin otomatis melihat ke arah Changbin. Mereka menunggu jawaban seperti apa yang akan diberikan Changbin.

Changbin hanya memandang datar ke arah siswa itu.

"Siapa?"

Tanyanya singkat.

"Kak Felix."    



TBC

Bagi yang udah mampir, vote dan komen makasih ya ^^

Komen aja kalau ada yang aneh ya :D

NEVERLAND - Changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang