Part 31

5.5K 410 13
                                    

Happy Reading, maaf kalo ada typo👻

Richard berdeham untuk menetralkan perasaannya, "Ayah Olin datang membantu, dia membantu untuk membuat ayah kembali seperti semula dan tidak kehilangan kendali. Setelah, berbagai macam cara akhirnya ayah kembali seperti semula. Kami memakamkan ibu dan pergi menjauh dari tempat mu, bersembunyi dari orang-orang itu dan berusaha menjauhkan mu dari mereka.

Tapi beberapa tahun yang lalu, kami kembali ditemukan oleh mereka. Aku dan ayah pergi berpencar, tapi akhirnya aku kembali menemukan ayah dengan wujud yang berbeda." Jelasnya.

"Wujud yang berbeda?" Ulang Gracia tidak paham.

***

Richard mengangguk, "Tuan Charles." Jawabnya seraya meirik ke arah kucing berbulu silver yang tengah menggelung dilantai.

"Apa maksud mu?!" Bentak Gracia antara tidak terima dan tidak mengerti dengan maksud ucapan pria bersurai silver dan bermanik biru yang sedari tadi menjelaskan panjang lebar tentang asal usul dirinya.

Richard menundukan kepalanya dan memijit pelipisnya, kepalanya terasa pening. Dia tidak tau kalau menjelaskan kisah masa lalu adiknya akan terasa begitu rumit, dia bukanlah pria yang pandai berbicara. Karena selama ini, dia lebih sering hidup sendiri dibanding bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, ya katakan lah dirinya adalah sosok yang anti sosial.

"Kemarilah Pa, tunjukan dirimu. Jangan hanya aku saja yang menjelaskan semuanya pada dia." Ucap Richard, dengan wajah yang masih menunduk.

Gracia dan Olin saling tukar pandang, mereka bingung dengan maksud ucapan Richard.

Beberapa saat kemudian, Sebuah sinar berwarna putih kebiruan menyilaukan mata dua gadis yang sejak tadi masih mencerna semua kenyataan yang diucapkan Richard.

Gracia maupun Olin menutup mata mereka, karena cahaya yang begeitu menyikaukan tersebut.

Sampai sosok bersurai silver dan bermanik biru terang, menjulang tinggi menggantikan seekor kucing jantan bernama Charles.
Sosok yang begitu nyaris serupa, dengan Richard hanya saja wajahnya lebih tampak tua.

Gracia bangun dari duduknya dan menatap pria berbaju putih yang baru saja mengantikan sosok tuan Charles, seakan ada kerinduan yang tidak bisa ia tafsirkan menyeruak dalam hatinya. Air matanya tiba-tiba menetes begitu saja.

Gracia melangkah mendekati pria tersebut, "Ap-apaa.." ucapnya mengantung.

"Kemarilah." Kata pria yang berparas mirip seperti Richard, seraya mengulurkan tangannya agar Gracia memeluknya.

Gracia berlari pelan dan memeluk pria itu, tangisnya pecah begitu saja. Pria itu mengeratkan pelukannya pada Gracia, dan mengelus rambut putrinya yang sudah sangat ia rindukan.

Setelah beberapa menit berpelukan dalam diam, Mir melepas pelukan itu. Wajah sembab dan mata merah Gracia terlihat jelas dimata Mir, ia mengulurkan kedua tangannya dan menghapus air mata Gracia yang menempel dipipinya.

"Duduk ya, nanti akan kujelaskan semuanya." Pinta Mir, seraye mengandeng tangan putrinya untuk duduk disofa tempat tadi Richard menjelaskan semuanya.

Begitu ayah dan anak itu sudah duduk, Olin bangkit untuk memberi ruang bagi mereka dengan alibi ingin membuatkan minum.

Olin juga tidak menyangka, jika kucing yang selama ini dia gendong dan ciumi adalah ayah Gracia. Membayangkan itu saja, sudah membuatnya malu setengah mati.

"J-jadi selama ini, kucing yang sering ku gendong adalah ayahku sendiri?" Gunam Gracia, namun masih bisa didengar oleh Richard dan Mir yang duduk bersebelahan.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang