Setelah hampir sebulan kami dekat, aku mencoba mengajak nya untuk pergi jalan.
"Ran, aku pulang gasik nih,sekolahmu pulang gasik engga?"
"Iya mas,ini aku baru keluar kelas,kenapa?"
"Kita jalan yuh?"
"Kemana?" Saut rani
"Pantai gimana?"
"Berdua?"saut rani
"Iyah, masa sama Selfi,ntar ganggu"hehehe
"Gimana yah?"
"Mau engga?"
"Ya udah, tapi jangan kelamaan yah mas di sana"
"Ok, paling abis duhur juga balik"Akhirnya aku pun pergi bersamanya, yah meski pake motor teman hahaha. Sepanjang jalan ke pantai, Rani bercerita tentang teman-teman nya di sekolah hari itu. Sepanjang jalan ya cuma dia yang nyerocos ngomong terus, aku cuman menanggapi seperlunya dengan anggukan kepala dan kata "oooooh".
Sempat dia rada jengkel dengan sikapku itu, namun aku bilang saja kalau aku tengah fokus dalam berkendara,wkkkkk. Dan akhirnya sampailah di pantai, kita pun mencari tempat yang lumayan teduh di sana. Menikmati sumilirnya angin laut di jam 11.00 wib, sambil menikmati es dawegan menambah kesegaran saat itu hahaha. Namun baru belum habis kenikmatan itu, Rani mendapatkan sms dari mamahnya katanya.
"Mas, balik yuk" kata dia
"Lah baru juga paling lima belas menit ran"
"Iya mas maaf, mamah sms aku katanya kalau pulang gasik aku suruh langsung pulang ke rumah"Karena aku tahu Rani begitu taat kepada mamahnya, aku pun mengiyakan keinginannya itu.
"Ya sudah ayok, balik"
"Maaf ya mas, Rani gak ada maksud apa-apa loh,beneran ini sms dari mamah"
"Iya ran, gak papa. Kan masih bisa lain kali"Akhirnya kami pun kembali pulang, aku mengantar kan rani terlebih dulu ke halte bus. Setelah Rani naik bus, aku pun pergi mengembalikan motor teman ku. Setelah itu, aku pun bergegas pulang dengan rasa setengah hati kesal. Ya gimana engga kesal, baru sekitar lima belas menit duduk berdua sudah pulang ajah. Perjalan ke pantai nya saja lima puluh menit, pulang pergi seratus menit cuman rasa lelah di perjalanan.
Setelah berselang satu jam, mungkin rani baru sampai rumahnya. Dia menelfon ku,
"Mas,maaf yah. Maaf banget" kata dia
"Iya Ran, aku engga papa koh, sudah bisa jalan berdua denganmu saja aku udah seneng, walau hanya sebentar."
"Rani janji deh,lain kali kalau mas mau ngajakin Rani lagi, Rani mau kok"
"Beneran nih?"
"Beneran mas"
Yah akhirnya rasa kesal ku tadi, hanya sebentar setelah Rani menelfonku. Cukup lama kami mengobrol lewat telfon. Sekali lagi, Rani begitu pandai mencairkan suasana hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Singkat, Untuk Penyesalan Seumur Hidup
Fiksi RemajaKisah ini aku dedikasikan untuk seseorang yang sudah hidup abadi di sana. :)