(TIGA) Gojek.

36 4 0
                                    


hujan turun tanpa sengaja waktu itu, walau tak begitu deras.

tapi mampu membuat semua orang berlarian mencari tempat untuk berteduh. tubuhku pun spontan merapat ke sebelah pedagang kaki lima.

entah kenapa hujan nya semakin deras dan tanpa kusadari kau berada tepat disebelahku.
Laki2 tinggi bermata sipit berkulit putih yang ku kagumi blm lama ini. kau masih mengenakan helm hitam dan jaket hijau seragam kerjamu.

kali ini aku tak keberatan hujan deras sekalipun. baru selesai aku bersyukur. tiba2 hujan berhenti seketika, bahkan tak ada lagi air yg menetes.

mungkin cuaca sedang tak bersahabat denganku begitu pula kau. kau langsung menghilang bagai hujan.

aku berjalan menuju sebuah taman kolam ikan. rumput disana basah. sepi. setelah hujan tadi tak ada satu pun orang disini.

jika saja ini drama.
mungkin tadi aku berteduh lama denganmu, berkenalan denganmu, dan refleks kau melepas jaketmu dan meletakkannya dipunggungku seharusnya begitu.

hujan pun tak mau lama2 denganku. apalagi kau? jelas tak mau.

"misi mbak."

aku menoleh. suara seseorang membuyarkan lamunanku.

"iya?."

kenapa kau disini? kenapa memanggilku?

"mbk chaeyeon bukan?."

hahh? kenapa kau tau namaku?

"heh iya mas. saya chaeyeon ada apa?"

"ini mbak minumannya."

minuman? siapa yang pesan minuman? bahkan punya aplikasi gojek aja gak punya.

"hah? maaf mas saya gak pesen apa2."

"lho? ini tadi ada yg pesen minuman atas nama seo herin. dia bilang katanya ini pesenan temennya? mbaknya chaeyeon kan bener temennya mbk herin?"

herin? mau apalagi dia dasar sahabat gila.

"ouh iya2 mas.. berapa mas?"

"ini mbak. udah dibayar pake go pay sαмα mbk herin."

kau memberiku 2 minuman. kenapa herin pesen 2? kan herin udah pulang pas hujan tadi?.

"ouh yaudah mas makasih. ini mas satunya buat mas aja."

"lho? kok buat saya mbk?"

"ahh.. daripada mubazir kebuang mending buat mas nya kan? masak saya minum dua2 nya?"

"ehh gak usah mbk. kan pesennya dua?"

"itu temen saya udah pulang mas jadi buat mas nya aja kalo mau. kalo enggak buang aja gpp mas."

"ehh mubazir dong mbk yaudah saya ambil ya minumannya? makasih lho mbk."

kau tersenyum.
benar kata orang2 setelah turun hujan, pelangi akan datang.
dan saat ini aku sedang melihat pelangi disenyumanmu.

baru saja pelangi muncul. langit mulai mendung lagi. sontak aku melihat ke atas langit. benar air hujan datang lagi cukup deras.

aku merasakan tanganku digenggam seseorang. menyuruhku berlari bersamanya. ketika menoleh ternyata itu kau.

drama ini manis.

tapi aku takut setelah manis? pahit pun akan menyusul. setidaknya jangan sekarang. biarkan manis lebih lama singgah. kumohon sehari ini saja biar kan lebih manis sedikit.

kau menatapku.
aku berusaha mengalihkan pandanganku ke air hujan. berhentilah menatapku, kau tau kan? tatapanmu itu membuatku lagi2 jatuh.

Hening.
hanya suara hujan yg terdengar jelas. tak ada sepatah katapun yg keluar dari mulutku maupun mulutmu. meski begitu aku tak akan melupakan hari ini.

sudah bisa dipastikan jika suatu hari nanti hujan, aku akan mengingatmu.

kita cukup lama berdiam.

sampai dering ponselmu bunyi. aku kesal kenapa ponselnya harus bunyi sekarang? hah?. sepertinya telfon itu berarti untukmu. wajahmu tampak khawatir. kau bahkan sudah tak menghiraukan ku. diakhir telfon kau mengucapkan "maaf" dan "bye2 sayangku".

akhirnya pahit pun datang. setetes air bening mengalir ke pipiku. aku beruntung ini masih hujan. jadi kau tak perlu tau aku menangis karnamu.

aku tau walau kau tak peduli aku menangis atau tidak? tapi aku khawatir jika air mataku menggangumu.

Sebaiknya aku tak perlu mengingat hari ini.

seharusnya aku juga tak perlu bertemu denganmu hari ini.

karena mengetahui kau tak lagi sendiri aku memutuskan berhenti.

End.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

K.F.C Oneshoot. Hurt.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang