Penjelasan Rumit GURUH

3.3K 203 2
                                    

Arjuna pov
2 bulan kemudian

Hari ini, kami sekeluarga di undang oleh orang tua angkat saya, untuk menghadiri acara milad bapak angkat saya. Undangan yang lumayan dadakan, membuat kami sekeluarga panik tidak karuan. Apalagi bapak saya merupakan Danjen. Ya, wajar saja panik. Milad bapak kali ini, di laksanakan di rumah eyang. Kebetulan eyang tinggal di malang. Akhirnya dengan waktu mepet kami semua berangkat ke malang dan baru sampai pagi ini. Kesibukan yang terjadi di rumah eyang, menjadi makin meriah saat kami datang. Keluarga besar bapak menyambut kami dengan suka cita. Tapi, saya tau, sedari tadi eyang dan bapak sudah menatap tak suka pada saya. Yang pasti saya bakal di sidang sehabis ini, perihal kejadian 2 bulan lalu. Dan, ada yang lebih mengejutkan, 2 saudara kami yang tidak mau bertemu, tiba-tiba datang di acara ini. Khusus, untuk mengintrogasi saya.

"Rumah loe gede juga bang. Lebih besar dari rumah kita. Pantes loe betah tinggal di sini, "celetukan Guntur barusan, membuat suasana hening seketika. Kami semua saling lirik satu sama lain, untungnya di sini hanya ada kami dan beberapa saudara angkat saya. Guntur yang baru sadar dengan Kata-katanya langsung berkata" Lupain aja omongan gue barusan. Anggap aja angin. "

"Tapi, yang di bilang abang emang bener." Guruh langsung nyeletuk seperti biasa. Dan, yang lebih ngingetin lagi. Saudara-saudara si bang Jun, abdi negara semua. Bahkan ampe yang cewe-cewe. Gile dah, mana pake seragam kebesaran semua. Berasa penjahat aja. Btw anyway ga ada busway, tu 2 orang kagak nongol. Takut di gebukin mbak Flora kali yak. Napa kalian semua diam. Plis deh, jawab pertanyaan aku. Berasa makhluk astral di sini. Pada Diem semua. "

Kulihat semua saudara angkatku. Saling pandang satu sama lain. Sementara Fania dan Flora, memarahi Guruh, supaya tidak merusak suasana. Namun suasana aneh itu berakhir tatkala ada suara tawa menggelegar dan kalian tau siapa pelakunya. Eyang kakung alias kakek angkat saya. Beliau tertawa lepas seperti itu, dan kuperhatikan semua orang melongo. Hanya Guruh, yang ekspresinya mendadak bete.

"Maaf, maaf... Eyang kelepasan. Kamu emm... Guruh, jangan pasang ekspresi seperti itu. Mbah ga bermaksud menertawakan kamu. Cuman, kata-katamu itu lucu. Ya, di rumah ini. Memang suasananya kaku seperti ini, dan perlu saya luruskan. Ini bukan rumah Arjuna, ini rumah saya. Jadi, berbeda dengan yang di tempati Arjuna. Dan, kamu Guntur jangan salah paham. Juna, itu sudah lama, menanti bertemu kalian. Jadi, jangan bilang dia betah di sini, hanya karena harta. Sebab hal seperti itu, sangat bertentangan dengan prinsip kami.

Kejutan lain lagi, eyang kakung berbicara sepanjang itu, dalam satu tarikan nafas. Eyang itu, sangat irit bicara, kadang beliau hanya berekspresi datar dan mengangguk atau menggeleng. Beliau bukan orang yang angkuh, tapi ya sangat tegas. Biasanya dengan orang baru, beliau cukup ramah, tapi tidak sampai seperti ini. Ini adalah kejutan luar biasa.

"Eyang. "Panggilku pada beliau. Beliau menoleh, tapi langsung memberikan isyarat padaku untuk diam. Beliau kemudian menyalami dan berkenalan dengan saudara-saudariku. Waktu bersalaman dengan Fania, beliau tersenyum, dengan Flora beliau memasang muka jutek, dengan Guntur beliau memasang wajah marah, dan dengan Guruh, beliau memasang ekspresi muka lucu. Yang mau tidak mau, membuat Guruh tertawa. Ekspresi wajah tadi, merupakan kesan pertama beliau saat bertemu dengan kami. Kemudian beliau menyuruh semua orang kecuali aku dan Guruh, untuk pergi ke halaman, agar mereka bisa berkenalan lebih akrab. Sepeninggalan semua orang dan hanya tinggal kami bertiga, bapak angkat dan 2 saudara kami datang. Tau, ekspresi Guruh dia melongo karena kedua abangnya mirip dengan wajahku.

"Wow, boyband aparat cakep. Cocok nih. Atau jadi artis, selebgram mungkin lebih cocok. Asal jangan pakai sensasi aja atau nipu masyarakat. Ups, salah ngomong nih. Langsung masuk kandang macan. Bang, lebih asik waktu ketemu Om Om di dalam penjara. Eh, tunggu kok eyang masih idup, bukanya kata dia, eyang dah meninggal, "

Find my 8 Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang