Kata Allah: Kapan Mau Curhat Lagi?

57 0 0
                                    

"Sebait kisah (kita) bermula dari salah kaprah yang berakhir dengan kata pisah hingga hati bermandikan darah. Aku mengenalmu lewat sebuah cerita indah disebuah konflik yang penuh dengan serapah. Hariku yang berkeluh kesah seketika berubah saat hadirmu yang berbalut kerudung merah. Saat itu, aku mengenal cinta yang buatku melupakan Allah hingga rasa itu semakin bertambah saat aku tau bahwa kau salah satu yang terindah dalam silsilah Manusia (setelah) Pra-Sejarah".

Di sebuah pasar yang kumuh, kisah kau dan aku bermula tanpa disengaja. Matahari di siang itu seakan membakar habis ubun-ubun setiap manusia yang berhadir hari itu. "sayang anak... sayang anak.... sayang anak..." terdengar teriakanteriakan khas pedagang pasar yang hendak menarik minat pelanggan. Siang itu aku hendak berbelanja besar, aku berencana membuat party ala anak kos. Aku memilih beberapa jenis bahan makanan serta bumbu dapur. Saat sedang memilah beberapa bahan sayur, tiba-tiba engkau hadir di hadapan mataku. "OMG, luar biasa ni cewe... bodynya aduhai, kalo jadi pacar barokah nih idup ku" gumamku yang mulai berpikir aneh-aneh. Tiba-tiba obrolan kita bermula dengan SKSD darimu,"wahh, tumben yaa ada cowo yang pinter milih sayur, abang suka masak yaa? Masakan nya enak nih kayak nya". Sambil menunduk malu aku menjawab, "ohh, enggak kok, cuma lagi iseng aja, lagi ada acara sama kawan" jawabku merendah.

Aku melanjutkan memilah-milih sayur yang ingin ku beli. Tak ada obrolan lanjutan antara kita hari itu. Seusai berbelanja segala kebutuhan, aku kembali ke rumah menggunakan Astuti kesayanganku. Sepanjang perjalanan, sempat beberapa kali aku berkhayal tentangmu, berpikir kotor tentang yang terjadi jika aku dan kamu memiliki sebuah ikatan hubungan. Hari-hari berlalu normal seperti hariku sebelumnya. Aku masihlah seorang pemuda dengan setelan rockstar yang ikut-ikutan, masih seorang lelaki yang permainkan hati wanita, masih juga seorang hamba yang lupa akan Tuhannya. Bahkan, jumlah saldo dosaku semakin menjadi-jadi ketika aku kembali berjumpa denganmu. Aku dan kamu kembali dipertemukan dalam sebuah serapah. Di sebuah pagi, kita kembali bertemu di sebuah rumah makan. Kau terlihat semakin cantik, tentunya selalu seksi dengan balutan pakaian ketatmu serta anggun dengan balutan jilbab yang (mungkin) membudaya bagi sebagian wanita muslim di Aceh. "ketemu lagi yaa? Haha" aku yang memulai obrolan kali ini."iyaaa, haha... udah nggak masak lagi? Haha... atau udah gajian? Hahaha..." sahutmu seraya bercanda. Seketika obrolan itu menciptakan sebuah kisah menjadi lebih indah sampai aku tahu bahwa jiwa dan ragamu dialiri DNA (suci) salah satu Raja Serambi Mekkah. Aku masih saja berpikir kotor tentang dirimu, masih berangan-angan ingin memperalat dirimu. Bermulalah kisah tragis itu. Setelah obrolan hari itu, kita terus berkomunikasi melalui dunia maya, saling tap love foto di media sosial, chattingan, saling menanyakan kabar (setiap harinya) satu sama lain. Bahkan, terkadang kita juga melakukan panggilan video. Waktu hanya berjalan satu bulan, aku dan kamu telah di takdirkan dalam sebuah cerita cinta di usia yang masih sangat remaja. Cinta jugalah yang satukan aku dan kamu menjadi kita di waktu yang lama. Namun cinta pula yang berperan atas tragedi sepasang remaja yang lupa akan sebuah budaya dan sebuah aturan agama. Aku dan kamu benar-benar menjadi kita, terikat di sebuah ikatan (haram) sebagai sepasang kekasih, tepatnya merajut kasih tanpa ikatan pernikahan. Entah apa saja yang telah kita lalui dalam hubungan itu. Tertawa bersama, bertengkar, memanjakanmu, mencipatakan dosa-dosa yang lebih besar dari ikatan haram, atau bahkan melakukan kegiatan yang harusnya hanya dilakukan oleh pasangan yang telah terjalin ikatan pernikahan. Aku dan kamu telah terlebih dulu dibutakan oleh cinta yang bukan dari-Nya, hingga cerita berakhir dengan romansa tercela di kamar duka saat aku dan kamu benar-benar menjadi kita dengan menyatukan raga tanpa busana. Kita yang benar-benar buta, pada akhirnya dipisahkan dengan paksa oleh mereka tentunya karena alasan zina yang dilarang oleh agama. Malam itu, aku menjemputmu dengan Mitsubishi Evo yang kupinjam dari orang tuaku. Aku menjemputmu di kontrakanmu. Kau menantiku di depan gerbang dengan busana seksimu yang aduhai. Aku mengajakmu berkeliling kota, melewati malam dengan lagu romantis yang kuputar di tape serta soundsystem yang melengkapi kemewahan Evo orangtuaku. Setelah berkeliling, makan malam, akhirnya kita berakhir di kontarakan ku. Nafsu birahi kita beruda memang telah berada di level tinggi, hingga kaupun setuju kuajak ke kontrakanku yang malam itu kosong tanpa seorang manusiapun di dalamnya. Entah apa saja yang terjadi malam itu, hingga akhirnya kita berdua telah tanpa busana, hingga terlelap di ruang yang sama. Tiba-tiba.... "BRRAAKKKK" kita terbangun oleh suara hantaman dari pintu kontrakanku, seketika itu pula muncul sekelompok manusia yang tidak ada dalam skenario romansa kita malam itu. "NAUDZUBILLAH, NGAPAIN KALIAN BAJINGAN? PANTES AJA SEBULAN TERAKHIR INI HUJAN TIDAK TURUN DI DAERAH INI, RUPANYA KALIAN BIANG-KEROKNYA" seorang lelaki dengan emosi meluap-luap mengawali seramnya malam itu. Anggota kelompok yang lainnya juga ikut menyahut dengan emosi yang sama tentunya dengan kalimat yang berbeda-beda. Aku dan kamu yang tanpa busana diseret keluar ruangan, hanya berbalut selimut yang dilempar ke wajahku dan kamu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

(CERPEN) Kata Allah: Kapan Mau Curhat LagiWhere stories live. Discover now