Note: Maaf kalau banyak typo dan gaje ya ^^
Selamat membaca
x
x
Changbin masih menatap tidak percaya layar laptopnya. Dia tidak menyangka selicik itu kasta-kasta yang berada di atas kastanya. Dia mengepalkan tangannya karena amarah."Brengsek!!"
Tok tok tok
"Siapa?"
Changbin bertanya dingin saat ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Ini gue."
Changbin melangkah ke arah pintu kamarnya setelah mendengar sahutan dari luar kamarnya. Dia membuka pintu itu dan menatap dingin seseorang yang berada disitu.
Orang itu menyusul masuk ke dalam kamar Changbin. Dia membaringkan tubuhnya di ranjang Changbin yang tidak terlalu besar. Hanya untuk satu orang.
Changbin masih menatap datar dan dingin ke arah orang yang seenaknya itu.
"Hei. Jangan natap gue kayak gitu. Gue bisa hangus kalo itu mata berlaser."
Hyunjin melempar bantal yang ada di atas kasur ke arah Changbin yang tampak sangat marah kepadanya.
"Mau apa lu kesini?"
"Gue tinggal disini sementara."
Changbin membolakan matanya tidak percaya.
"Gue diusir dari rumah. Lu tau kenapa? Itu karena gue nolak buat nikah sama pacar lu. Jadi lu harus tanggung jawab dengan nampung gue."
Changbin kemudian berjalan ke arah kursi di depan meja belajarnya dan duduk disana. Menghadap Hyunjin.
"Jelaskan."
Sahut Changbin lebih ke seperti perintah.
.
.
"Hyung harus menghabiskan semua makanannya."
Felix hanya mengangguk. Laki-laki berbehel itu hanya menghela nafas.
"Aku Jeongin. Panggil saja Ayin kalau hyung mau."
Jeongin tersenyum ke arah Felix, masih berusaha untuk mendekati Felix.
Jeongin tahu Felix masih kesal kepadanya karena tidak memberitahu kalau yang membawa dia kesini itu Guanlin."Guanlin hyung melarang aku memberitahu hyung. Karena itu aku tidak ngasih tau hyung sebelumnya."
Felix menatap ke dalam manik Jeongin, dia mencari kebohongan disana tapi sama sekali tidak ada.
"Maafin aku."
Felix memeluk Jeongin karena merasa bersalah sudah menuduhnya. Jeongin tersenyum.
"Kalo gitu habisin makanan hyung. Nanti aku kena marah Guanlin hyung kalau hyung gk makan."
Felix mengangguk dan tersenyum lalu menyantap makanannya.
"Hyung gapapa kan kalo disini? Nanti aku ajak teman-teman hyung kesini kalo hyung bosan."
"Mommy aku gimana?"
Felix tidak menanggapi pertanyaan Jeongin. Karena yang paling Felix rindu dan khawatirkan itu Ibunya.
"Hmm..itu..itu-"
"Mommy baik-baik aja."
Guanlin memasuki kamar yang ditempati Felix. Dia memotong ucapan Jeongin karena Guanlin tau Jeongin tidak bisa berbohong lagi.
"Hyung...Adek kangen sama Mommy."
Felix menatap Guanlin dengan puppy eyes-nya, sekarang Felix sedang memeluk hyungnya itu. Jeongin sudah keluar dari kamar itu.
Guanlin menghela nafas berat. Dia sudah membohongi semua anggota keluarganya, termasuk adiknya.
"Kita pulang sekarang, besok kamu nikah sama Wu Hyunjin atau kamu disini sementara tapi tidak bisa ketemu sama Mommy?"
Mata Felix berkaca-kaca mendengar pilihan yang diberikan Guanlin, sebentar lagi akan menangis.
Guanlin menutup matanya sebentar lalu membukanya lagi. Mengelus surai pirang adiknya sayang.
"Hyung lagi berusaha. Adek percaya aja sama hyung ya."
Air bening sudah turun dari mata Felix dan mengalir di pipinya. Guanlin menghapusnya dengan jari-jarinya.
"Changbin hyung kenapa gk pernah kesini?"
TBC
Darkbin mu sudah menyerah dek. gg
x
Bagi yang udah mampir, vote dan komen makasih ya ^^
Komen aja kalau ada yang aneh ya :D
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVERLAND - Changlix ✔
RandomAku tak pernah meminta untuk dilahirkan disini Di kasta ini Andai aku bisa melarikan diri Andai aku bisa memilih Aku akan melakukannya, bersamamu ------------------------ WARNING!!! BxB Changbin: Seme Felix: Uke Bahasa campur aduk dan kasar!!! Thi...