Setelah sampai rumah, kurebahkan diriku di kasur empuk kesayangnku. Ku pejamkan mata untuk mengingat sosok yang selalu membuatku terpesona dan terkesima.
Sosok Aggandra, dengan matanya yang teduh, hidungnya yang mancung dan bibirnya yag selalu memperlihatkan senyum yang indah.
Menebak kemana Aggandra akan membawaku besok.Entah kenapa, aku selalu tersenyum seperti orang gila ketika mengingat dia.
Kuambil buku diary kecilku, dan mulai menulis tentang hariku.
………
Setelah selesai makan malam, kuberanikan diri menemui Ayah yang tengah sibuk dengan buku buku kantornya.
"Yah, besok tidak usah jemput Adin". Ucap ku terbata bata, takut saja bila Ayah bertanya alasan.
Dan benar saja,
"Memangnya kenapa Din?" tanya Ayah tanpa menoleh melihatku karena sibuk dengan buku bukunya.
"Adin, akan..." aku terdiam sebentar, bingung harus berkata apa.
Ayah menatapku, memperlihatkan wajahnya yang penuh dengan tanda tanya.
"Adin akan pergi bersama teman, nanti pulangnya juga akan diantarkan".
"Mmm Rohita ya Din"? Tanya Ayah.
"Bukan Yah! Ada teman Adin yang lain". Sergahku cepat
"Teman yang mana ya, setahu Ayah teman Adin kan cuma Rohita". Tanya ayah yang membuatku sedikit tersinggung. Tapi memang benar, Ayah tahu hanya Rohita saja temanku.
"Adin kan yang kasi tahu Ayah kalau temannya Adin hanya Rohita". Timbal ayah, mungkin dia sadar kalau aku tersinggung dengan perkataannya tadi.
"Iya Yah, tapi ini teman Adin yang lain". Jawabku setenang mungkin.
"Temannya cewek atau cowok?". Tanya Ayah masih tetap terpaku pada bukunya.
"Cowok". Kataku dan berhasil membuat Ayah menatapku terkejut.
Tuhan, apa yang kukatakan. Mungkin Ayah tidak akan mengizinkaku. Tapi aku tidak akan bisa berbohong padanya.
"Dia baik kok Yah". Kataku sekali lagi karena Ayah belum mengatakan apapun dari tadi.
"Baiklah, tapi hati hati ya Din". Jawab Ayah akhirnya.
…………
Saat ini aku tengah berada diruang makan dengan ibu dan Rania, sambil menikmati segelas susu yang rutin Ibu buatkan pada kami sebelum tidur.
Aku bergumam kecil menyanyikan lagu 'sempurna' yang dibawakan oleh Andra and the backbone dengan senyuman sumringah yang terukir dibibirku.
"Ada apa dengannya Bu". Tanya Rania yang sedang duduk meminum segelas susunya.
Kurasa ia terganggu.
Sedangkan aku hanya tetap tersenyum tanpa memperdulikan tatapan sinisnya.
"Adin sayang, ayo susunya diminum jangan ditatap saja. Ntar keburu dingin loh". Ucap Ibu membuyarkan lamunan indahku tentang Aggandra.
"Eh.. Iya bu". Kataku langsung meminum susu buatan ibuku itu dengan sekali segukan.
"Dasar idiot aneh". Gumam Rania tetapi masih bisa kudengar dengan jelas dan langsung pergi meninggalkan ku dan ibu.
"Sayang, ada apa kok kamu kelihatan senang sekali?". Tanya Ibu dengen penuh selidik.
"Eehh tidak kok Bu. Tidak ada". Jawabku dengan cepat.
"Tidak mungkin, tadi Ibu juga dengar kalau Adin besok tidak pulang dijemput Ayah. Emang ada apa? Hayoo.. Jujur". Tanya Ibu sedikit menggoda.
"Tidak ada Bu, tidak penting kok".