Kebahagiaan

7 2 2
                                    

Sudah pukul 12 malam, tapi aku belum juga bisa tidur. Aku masih terbayang bayang dengan moment ku bersama Aggandra.

Setiap kucoba tidur dan memejamkan mata, yang kulihat hayalah bayangan Agga yang begitu tampan.

Ia sudah terikat kuat dengan otakku, sehingga sulit untuk tidak dipikirkan.

Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Oh Tuhan, perasaan macam apa ini.

Setelah bosan mencoba tidur, aku pun meraih ponselku dan membuka aplikasi Facebook, aku membuka profil Agga hanya sekedar untuk melihat foto fotonya yang bisa kujadikan pengobat rindu.

Kulihat kiriman Agga 5 hari yang lalu, disana ia sedang berpose dengan seorang gadis cantik, tunggu itu kan kakak kelasku. Namanya Ka Raihana, siswi pintar dan populer disekolah. Mereka berpose dengan begitu dekat dan terpancar senyuman kebagiaan dari mereka walaupun hanya lewat sebuah foto. Hatiku sungguh terasa sesak dan kecewa. Apalagi dengan melihat caption difoto tersebut yang bertuliskan 'gadis cantik ini selalu ingin didekatku terus, miss you darling'.
Apalagi melihat kolom komentar dari teman temannya yang lain, ada yang mengomentari:

Cie......
Pj... We..
Long last ya..
Cocok...
Serasi...

Dan yang paling menyakitkan komentar dari ka Raihani yang memberikan emotikon love 💖💗.

Aku resara terjatuh dari 1000 tangga sekarang, dadaku semakin merasa teriris kesakitan.

Akupun memilih log out setelah mengambil beberapa foto Aggandra. Walau terasa teriris begini, tetap saja hatiku juga tak tahan tanpa memandanginya saat ini.

Aku pun neralih membuka Whattsapp dan melihat status Aggandra 'Terima kasih telah menemaniku untuk hari ini, kelinci manisku'. Mataku terbelalak mantap melihat status Agga, akupun berteriak sambil melompat lompat bahagia.

Aggandra membuat status untukku. Kelinci manis adalah panggilan kesayangannya untukku.

"Adina, ada apa sayang" Tanya ibu dari luar sambil mengetuk pintu kamarku.

Segera ku bergegas membukakan Ibu pintu.

"Tidak ada Bu". Ucapku dengan lantang.

"Kenapa tadi kamu teriak Sayang? Tanya Ibu mengerutkan keningnya.

"Tidak ada Bu, Dina baik baik saja". Jawabku dengan pasti sambil menunjukkan senyum bahagia.

"Yasudah, kamu tidur sana jangan begadang". Ucap ibu seraya pergi.

Setelah menutup pintu, aku kembali berbaring dan mencoba memejamkan mata.

'Tinggg' suara notifikasi dari hp ku dan segera kuraih dan melihatnya.
Dan benar saja, 1 pesan dari Aggandra.

Dengan cepat, aku langsung membukanya.

From: Aggandra
Kenapa belum tidur?

To: Aggandra
Belum mengantuk, Agga.

From: Aggandra
Jangan bilang, kalau kau sedang memikirkanku 😂

Ia aku memang sedang memikirkanmu Aggandra.

To: Aggandra
Kau sangat pd, Agga.

From: Aggandra
Lalu??

To: Aggandra
Kepo sekali, wekkk 😝

From: Aggandra
Tu kan, bener. Lagi mikirin aku.

To: Aggandra
Apaan sih Agga.

From: Aggandra
Cie..... Malu.
Pasti wajahmu sudah merona kan sekarang

Yang benar saja Agga, apa kau ini seorang peramal. Dari mana kau tahu kalau wajahku sudah memerah sekarang.

To: Aggandra
Tidak, Agga. Kau ini.
Kalau begitu aku tidur saja.
Bye...

From: Aggandra
Baiklah, kelinci manisku
Good night 😉

To: Aggandra
Goodnight too Agga

From: Aggandra
Jangan lupa mimpikan aku, kelinci manis.
Have a nice dream.

Baru saja aku akan membalas, pesan dari Agga masuk lagi.

Jangan dibalas, tidurlah.
Kalau kau balas, kau tidak jadi tidurnnya.

Sesuai kata Agga, akupun tidak jadi membalasnya.
Dan berusaha tertidur dan berharap kalau kami akan bertemu dalam mimpiku.

………

Alarmku berbunyi, dengan mata yang masih terlelap aku berusaha bangun menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan mengambil air wudhu, aku segera solat subuh dan mengaji sebentar. Kulihat jam sekarang sudah menunjukkan pukul 5:40 am. Aku segera bersiap memakai jelana trening hitam dengan dipadukan baju kaos warna kuning kesukaanku. Tak lupa, kupakai kaca mataku dan megepang rambutku dengan rapi.

Hari ini, kami sekeluarga akan pergi lari pagi hanya untuk sekedar santai. Setelah melepas pening selama 6 hari sibuk. Ini adalah runitas keluargaku setiap weekend. Kata Ayah, dengan cara ini kami bisa lebih dekat dan harmonis, tapi kurasa tidak bagi Rania pada ku. Kuharap adikku tersayang itu akan berbalik hati untuk menyayangiku.

"Yah, hari ini kita jalan jalan kemana?". Tanya ku pada Ayah yang sedang memakai sepatunya.

"Kita ke taman Udayana saja, Nak. Sekalian bisa kuliner". Ucap Ayah dengan tersenyum.

"Yah, mending gak usah kesana deh, Ntar Adina gak bisa ngejauhin matanya dari makanan lagi". Kata Rania tiba tiba menyahut.

"Rania, diam". Ucap Ibu sedikit membentak. "Masih pagi kau ini sudah cari masalah".

"Lho, itukan saran Bu. Tak ada salahnya kan, ini juga demi kebaikan si idiot ini, supaya bisa kurus". Ucap Rania tak mau kalah. "Jika dia gendut begini, mana ada orang yang bakal suka".

"Sudahlah, ayo cepat kita berangkat". Kata Ayah melerai dan kami pun lagsung pergi.

Tbc..

HAI IDIOT? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang