Cahaya matahari sore menyiram lembut pada reremputan hijau sebuah taman. Hari minggu sore adalah waktu yang tepat untuk sekedar duduk santai di taman. Bukan hanya anak anak, bahkan orang dewasa pun merasakan kenyamanan sore ini.
Albert dan Kinaya duduk berdua di salah satu bangku taman. Menatap diam lurus kedepan dimana banyak anak anak sedang bermain kejar kejaran. Sudah hampir 30 menit mereka hanya duduk berdua dalam diam, belum ada satupun dari mereka yang membuka mulut.
Merasa bosan dengan keheningan, Albert menoleh kearah perempuan disamping nya. Mengamati kecantikan wajah milik Kinaya. Ia berdecak kagum berkali kali atas kesempurnaan wajah milik Kinaya. Albert terus memandangi Kinaya, hingga Kinaya merasa risih dan memutuskan membuka suaranya.
"Maaf pak, ada apa di wajah saya hingga bapak memperhatikan saya seperti itu?"
Albert terkekeh."Panggil aku Al, Nay. Ini bukan di kantor"
Kinaya hanya memutar matanya malas, lalu melanjutkan kegiatannya melihat anak anak kecil bermain. Hening melanda lagi. Hingga helaan nafas kasar dari Albert terdengar sangat kencang.
Albert memutar badannya menghadap Kinaya. "Jadi separah itu kah luka yang pernah aku berikan pada mu?"
Kinaya menghela nafas putus asa, ternyata pria ini tidak berhenti berusaha pikirnya."Luka yang mana yang kamu maksud?"
Albert mengernyitkan alisnya."Memang berapa banyak luka yang aku berikan?"
Kinaya tertawa meremehkan, memilih diam tak menjawab, karena menurutnya sekalipun ia menjawab, tidak akan ada yang berubah.
~~~
TBC.
Hai, hai👋
semoga suka ya aku newbie nih dalam menulis, tolong tinggalkan komentar dan kritikan ya 🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
The past
DragosteSilakan baca cerita ini, semoga dari sini kalian paham. 'Bahwa masalalu, tidak selalu hanya menjadi masalalu'