Vanilla dan Choco

42 1 0
                                    

Vanilla adalah anak kelas 2 di sekolah SMAN 1 Putra Putri Bangsa. Vanilla sedang menatap gedung sekolahnya dengan terus menghembuskan nafasnya. Dia seolah berat untuk masuk ke sekolah tersebut, hatinya sungguh berat terus di olok-olok oleh temannya.

Setelah 15 menit dia diam sambil melihat gedung sekolahnya ada tangan yang tersampir di bahunya kanan dan kirinya dengan lembut dan kencang. Vanilla menoleh dan menemukan lelaki dan perempuan dengan senyum cengiran kuda di dekat bahunya.

Dia sahabat vanilla, Dino Putra Ranggita dan Dina Putri Ranggita. Mereka kembar tidak identik.
"Iya mereka tidak kembar identik, Dina dengan wajah cantik dan sikap manis dan brutal kalo didepan kakaknya Dino sedangkan Dino dengan muka konyol, dan sikap sok cool dan sok gantengnya...tetapi mereka adalah sahabatku dari semenjak sekolah dasar" vanilla didalam hati.

"Ayolah la, kita bolos aja maen game di warnetnya pak bayu" Dino menghasut vanilla dengan dengan cengiran kuda. Tak lama terdengar suara kesakitan.
"AHHHHHH ampuunnnn Din, ampuunnn,,,Lepasss Udin Lepas sakit"
Tangan Dino dicubit dengan keras dan makin keras oleh Dina karena kakaknya selalu memanggilnya udin.
"Jangan dengerin Dino,van. Ayo kita cepet ke kelas bentar lagi kelasnya bu isak,,,kamu mau di hukum lagi sama bu isak gegara telat,,,kemaren engga kapok di suruh bersihin toilet bareng Dino dongo"

Vanilla sudah bisa tersenyum dengan menyimak tingkah mereka berduapun. Pasrah di tarik oleh Dina untuk masuk kelas. Sedangkan Dino di tarik kulit tangannya oleh Dina agar lebih jinak masuk kelas.
"UDIN NENEK LAMPIR" sumpah serampah dari mulut Dino sampe masuk kelas.

Luna and the gengs yang sudah ada d dikelas melihat vanilla masuk langsung terdiam, padahal dari tadi mereka semua pada ngegosip.
Ga salah lagi gosippin vanilla.
Vanilla masuk kelas, luna mulai nyinyir "tau ga gengs biasanya ga normal itu bisa nular loh gengs" luna nyinyir dengan muka terlihat menyebalkan.
"Boleh gue tonjok ga tuh orang?" Tanya vanilla dalam hati.

Dino dan Dina yang mendengar hal itu cuman bisa bisa nahan emosi pengen tarik tuh rambut kunti Luna sampe lepas dari rambutnya. Karena mereka tau nyinyir di bales itu bakal jadi hal yang tidak berfaedah kata ustad ahmad juga.. "lebih baik kita diam dari pada kita membalas perbuatan orang lain, dan doakan yang nyinyir itu cepat dapat hidayah".

Didalam hati Dino dan Dina baca ayat kursi supaya kunti luna cepat musnah di negeri ini. Dalam hal ini mereka kompak banget, jangan di tanya.

Vanilla duduk dengan Dina didekat meja Dino di pojok kanan kelas dekat jendela. Kata Dino "ini tempat strategis buat cari inspirasi, illa dan udin harus tahu".
Bukan cari inspirasi sih sebenernya tempat yang strategis buat tidur di kelas. Dino aja yang ngeles.

Vanilla yang punya potongan rambut yang ga jauh beda sama Dino emang keliatan kaya cowo kalo baru ketemu.
Jadi guru-guru yang ga tau kalo vanilla itu cewe biasanya di suruh pindah ke bangku Dino. Eh pas vanilla berdiri dia pake rok, gurunya malu sendiri nyuruh balik lagi duduknya sama dina.

Dulu Vanilla tidak sediam ini jadi orang tapi karena gosip yang ga tau dari mana. Dia mendadak jadi pendiam banget sama guru aja jarang ngomong. Di suruh apapun nurut tanpa ngomong apapun.

Bel pun bunyi, Bu isak masuk kelas bawa cowo dengan tas yang unyu-unyu.
"Baik, hari ini kalian dapat teman baru,,,,ayo nak kenalkan dirimu!"
Cowo itu bergetar seluruh badan, tangannya di angkat sedikit lalu terdengar suara merdu dan aga terdengar suara cewe yang kemayu.
"Haiiiiiii semua, nama saya choco"

Thanks for reading
By. Vhieyoung

Vanilla and Choco Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang