"payah"
sedari tadi itulah kata yang di ucapkan gadis berkacamata itu, tubuhnya yang mungil membuat semua mata tau bahwa dia adalah gadis terimut di dunia ini nama nya melli , chasandra mellianaia pun berjalan menyusuri pinggiran sungai itu lalu melemparkan beberapa batu kedalam sungai seakan wajib bagi nya setiap melihat batu .
"payah payah payah, tinggal kan saja aku terus"
gadis itu duduk di pinggiran sungai hati nya sangat sakit karena orang tua nya berbohong pada nya , tangisan pun tak mampu dia bendung lagimungkin sangat sakit bagi nya hingga tangisan nya hanya di dengar oleh hati nya
"ini untuk mu"
ucap suara di belakang melli , melli pun menoleh dan melihat sebuah perawakan tinggi yang gagah badan nya putih bersih hanya saja yang tidak sempurna dari nya adalah kenyataan bahwa dia tidak nyata. sebut saja bintangmelli pun tersenyum lebar saat melihat bintang membawakan batu, lalu dia mengisyaratkan pada bintang bahwa dia ingin bersandar di bahu pria tersebut
"bintang kenapa lama sekali, polusi di sini membuat ku semakin muak akan dunia ini" melli berdecak kesal
bintang pun mengelus kepala melli
" melli di sini ada aku , yang akan mengubah semua polusi itu menjadi udara segar yang bisa membuat mu bahagia jika menghirupnya""hahahaha ... jangan membuat ku merasa paling beruntung bintang"
"rasanya tidak cocok kau beri nama aku bintang , karena bagi ku kamu lah yg membuat malam yg sepi menjadi ramai"
langit senja mulai datang menampak kan hamparan permadani oranye nya memanjakan mata yang melihat , melli larut dengan kebahagiaan yg fana itu
"hari ini senja sangat jelita, rasa nya ingin ku bawa pulang senja ini untuk kunikmati dengan secangkir teh" ucap melli
" iya senja sangat jelita sore ini , tapi rumah mu telah menunggu melli"
"aku tidak ingin pulang , ayah mengkhianati ku"
"ayo melli kamu tidak ingin kan aku mengintip mu mandi" seru bintang dengan memasang muka mesum
"hm baiklah baiklah , kau menjengkelkan dengan muka seperti itu" sambil melangkah kan kaki nya menuju rumah tempat tinggal nya yang kini seperti neraka bagi nya
***
"baru pulang" ucap ayah nya melli saat dia melihat anak kesayangan nya itu seperti seorang maling ayam yang ingin segera kabur" sudah tau kan baru pulang , kenapa bertanya " sahut ku kasar
ayah melli pun sudah paham dengan kebiasaan anak nya itu dia pun enggan membalas jawaban ketus dari melli
dan si melli pun langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintuentah berapa sudah pintu yang di korban kan asal melli senang dan tidak menangis ayah nya rela saja
melli menghempaskan badan nya ke kasur dia merasa terlalu lelah untuk mandi hingga akhirnya dia tertidur dengan di balut luka yang di sembunyikan di balik muka polos nya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
i hate the real world
Teen Fiction"sudah ku bilang , aku ingin di pindah kan ke planet apa saja asalkan jauh dari bumi ini karena aku membenci nya" ~ melli