Jam tujuh pagi veli sudah datang ke rumahku saat aku masih tidur.
Datang-datang anak itu sudah menghabiskan dua piring nasi goreng buatan ibu.. ya, dia memang rakus kalo soal makanan, sama sepertiku sih, hehe.."Hei kau ini sudah berapa lama gak makan, sampai bagianku juga kau ambil,dasar.."
"Habis nasi goreng buatan ibumu ini enak sekali.. nanti ku gantikan dengan es campur deh.."
"Halah.. es campur masih kalah dengan nasi goreng buatan ibuku tau! Kau harus menggantinya dengan uang.."
"Hei,hei.. jangan ribut terus. Airin, kamu bisa makan nasi goreng punya ibu, lagian ibu jg sudah kenyang"
"Hehe.. maaf ya tante, aku jadi lupa diri kalau melihat makanan. Sebagai gantinya apa mau ku buatkan lagi?"
"Tidak usah.. memangnya kamu bisa masak. Aku sudah membayangkan nasi goreng buatanmu pasti tidak enak.." aku langsung menimpali.
Beberapa menit kemudian saat aku sedang mandi terdengar suara ketukan pintu dari luar, mungkin sally sudah datang..
"Veliii, tolong bukakan pintu.. aku sedang mandi,nih!"
Sepertinya anak itu sedang asik nonton tv sampai-sampai gak dengar suara pintu dari luar.
Selesai mandi, aku melihat veli sedang heboh mencoba beberapa bikini.
"Hey airin, lihat apa aku cocok pakai ini"
"Haha.. sepertinya kamu harus diet dulu, liat tuh perutmu bergelambir"
Aku dan sally tidak bisa berhenti tertawa melihat perutnya yang buncit itu, dia langsung menggerutu tidak jelas. Bikini itu punya sally yang sudah lama tidak terpakai, dia sengaja membawakannya untuk kami. Ya kalau sally yang pakai sih pasti cocok, tapi aku yang kurus kering gini mana keliatan sexy, kan..
Akhirnya aku memilih pakai setelan kaos dan hotpants saja yang lebih santai, dan kamipun langsung berangkat.
Sesampainya disana, semerbak angin dan bau air laut mulai menyambut kami. Entah sudah berapa lama aku ga ke laut.. terakhir kali kalau tidak salah saat aku masih dengan mantanku dulu.
Fedrik, toni, adit, alex dan angga sudah menunggu kami sambil memancing. Saat aku memperkenalkan veli, fedrik seperti tidak bisa mengalihkan pandangannya, sepertinya dia menaruh hati pada veli.
"Kalian kok lama sekali sih.." sahut angga dengan kesal.
"Aduh maaf, kau tau kan aku kalau dandan lama, apalagi ini butuh persiapan khusus untuk bertemu alvin.." jawab sally dengan sedikit tertawa.
Akhirnya aku memilih ikut memancing dengan angga dan yang lainnya, sedangkan sally dan veli pergi untuk berbelanja makanan.
Mereka berdua memutuskan untuk tidak pakai bikini, ya siapa juga yang nekat pakai bikini di tengah laut, kecuali kalau kita di bali mungkin itu tidaklah aneh.. sally senekat itu sepertinya karna dia ingin menarik perhatian pak alvin.
"Dasar sally.. kenapa tidak dipakai saja sih bikininya" ujar angga dengan muka sedikit mesum.
"Bukannya kita pernah melihat sally pakai bikini ya waktu liburan SMA dulu?" jawab adit.
"Oh iya, benar juga.. waktu itu kan dia menyatakan cinta dengan menggunakan bikini.. tapi sayang si alvin tetap menolaknya juga wkwkwk..."
"Alvin kan beda sama kamu, ngga.. sekalipun model sexy kalau dia tidak suka pasti di tolak juga" alex menimpali.
"Hei aku ini pria normal.. wajar saja kalau tidak kuat melihat yang sexy-sexy. Dasar si alvin itu hanya sok jaim saja.."
Tidak lama sally dan veli datang disusul fina dan seorang lelaki dibelakangnya, tapi aku ga lihat pak alvin..
"Anu.. maaf ya, alvin memutuskan berangkat ke luar kota tadi pagi. Aku sudah membujuknya untuk datang kesini tapi dia tetap menolak, padahal seharusnya jadwal kami berangkat itu besok. Aku mewakili alvin benar-benar minta maaf, padahal aku yang sudah menyanggupi ajakan sally. Sepertinya dia mencoba menghindar dari kalian karna dia sedih, sebenarnya dia tidak sanggup untuk meninggalkan kota ini, dan dia berusaha menghindari kalian karna semakin sering bertemu kalian itu membuatnya semakin sulit untuk pergi.."
Kami semua terdiam mendengar ucapan fina.
Ternyata itu alasannya.. memang gak mungkin kalau dia sengaja menghindar tanpa alasan.
"O-oh begitu.. tega sekali ya dia, tapi aku tetap mencintainya.." ujar sally dengan sedikit meneteskan air mata.
"Jadi siapa pria ini, dari tadi kmu belum mengenalkannya" aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oia, perkenalkan ini calon suamiku, namanya doni, rencananya kami akan menikah bulan depan"
"Ca-lon suami..??? Jadi kamu gak ada hubungan apa-apa dengan pak alvin?" aku sedikit histeris kaget.
"Hubungan? Emm maaf, jangan salah paham dulu.. aku dan alvin hanya sebatas teman. Dia adalah sahabatku dari kecil saat dia belum pindah kesini"
"Oo-hehe..ternyata aku salah mengira ya"
Aku menghela nafas lega antara senang dan sedih. Ternyata secepat ini dia meninggalkanku.
Padahal aku ingin sekali bertemu dengannya, walau hanya sebentar..