"--ini belum berakhir, berjuang atau tidak sama sekali,-"
.
Kalo saja cowo baru itu tidak sekelas dengan jessy, mungkin dia masih marah dengan vanya sekarang.
Masalahnya cerita sudah dijelaskan sama haechan. Haechan nggak enak hati kalo vanya dimusuhin cuma gara-gara hal sepele. Dan sekarang mumpung Mark,-siswa baru- itu sekelas ya udah haechan ceritain dari awal ke jessy. Ya tanpa sepengetahuan mark lah.
"Vanya!"
Vanya yang sedang menyalin buku sejarah menoleh ke pintu. Jessy datang sama Arin sambil bawa dua bungkus cilok.
"Ini buat vanya terus yang satu buat kina" jessy memberikan cilok itu ke vanya dan kina.
"Lo lagi kesambet apa jes?" Kina memandang aneh jessy.
"Gue lagi baik ini loh, ya kali nggak bilang makasih gitu"
"Makasih jes" kata vanya senyum.
"Ya ampun vanya gue minta maaf aduh udah marah-marah nggak jelas. Sekarang gue udah tau kok. Gara-gara mark lee kan?"
"U--hukk"
Ini bukan vanya maupun kina, tapi seorang yang baru saja lewat di meja vanya.
Vanya menoleh, matanya bertatapan dengan lucas. Lucas hanya memandangnya sinis lalu berjalan lagi ke mejanya.
"Mark sekelas sama kalian?" Ini kina yang tanya.
"Iya lah,-"
"Dan jangan bilang yang ceritain semua ke elo itu si gembel satu"
"Ya siapa lagi kalo bukan haechan"
"Emang ya gembel satu itu. Harusnya gue kurung tadi di kamar mandi"
"Haha nggak papa lagi kin" vanya menepuk lengan kina sambil tertawa.
"So, dimana dia sekarang jes?"
Arin menatap lucas lalu menatap vanya, "di kantin"
"Ke kantin kuy" ajak kina.
"Ngapain ke kantin ini udah gue beliin cilok loh sama jessy" arin nggak nerima. Udah susah-susah antri beli cilok malah nggak di makan.
"Siapa juga yang nyuruh beliin" kina udah mulai sewot.
"Ya udah kalo nggak mau buat gue aja"
Sontak semua menoleh ke sumber suara. Lucas dengan tampang tidak dosanya mengambil semua cilok dan memakannya.
Vanya hanya bisa diam melihat lucas yang duduk di sampingnya.
"Udah sono kalo mau ke kantin. Ini ciloknya gue aja yang makan biar ga mubazir"
Mau tidak mau arin mendengus begitu juga jessy. Kina sih bodo amat dia udah lari duluan ke luar kelas terus disusul arin sama jessy.
"Lo nggwak wuikyut mhwerhekwa?" tanya lucas sambil makan.
"Di telan dulu cas"
Lucas diem. Dia menatap lurus ke vanya terus mengangguk.
"Gue balik deh"
"Maksud lo apa sih?"
Lucas mengernyit, "apanya?"
"Ucapan tadi pagi"
"Oh,-" lucas mengedikkan bahu, "-anggap aja itu angin lewat"
"jangan suka sama gue cas"
Vanya tau lucas terkejut. Tapi sikapnya lucas ke dia, vanya tau kalo lucas punya perasaan lebih.
"Hahaha suka? Ngapain gue suka sama lo?"
Entah kenapa ada perasaan sakit di hati vanya. Tapi vanya tidak pedulikan itu.
"Ya udah" vanya berdiri tapi jalannya di hadang sama lucas.
"Oii"
Vanya mendongak. Ia baru tau kalo lucas ternyata tinggi.
"Kalo iya, lo mau denger permintaan gue? Waktu gue nggak banyak soalnya"
Vanya mengernyit, "apaan sih cas. Gue anggap lo nggak suka sama gue. Oh iya emang cowo mana yang bakal suka sama gue. Haha secara gue nerd banget. Mark aja juga nggak suka sama gue, dia selalu anggap gue sahabat aja nggak lebih"
"Udah?"
"Hah?"
"Udah curhatnya?"
Entah kenapa vanya merasakan sikap awal lucas yang dingin seperti dulu. Tatapan dinginnya serta mulutnya yang setajam silet.
Lucas maju. Vanya mundur. Vanya melihat sekeliling kelas cuma ada dia dan lucas. Dia baru sadar. Dan sekarang lucas sudah berjarak 15 cm dari wajah vanya.
"Sebelum janur menguning gue bakal berjuang dan buat lo jatuh sama kharisma gue. Inget itu lo bakal jadi pacar seorang wong lucas" bisik lucas tepat di samping telinga vanya.
___________ tbc ___________
Dapat salam dari lucas, katanya rindu😄😄
[ klik tanda ☆ ]
[ coment juga yaa😉 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
noтeѕ, - lυcaѕ
Nouvelles"---ini catatan tentang mereka, selamat bersenang, bersedih, menangis dan berbaper ria,-" ✓ NOTES ✓ On 24 Maret 2017 End 13 Oktober 2018