Chapter 14

4 0 0
                                    

Masih ada yang nunggu saya Up ? Nggak ada ya ?  😂😂 Ya sudah selamat membaca dan berpusing pusing ria 😘
-----------------------------------------------------------------

Terkadang Api bisa sedingin air
Begitu juga air , bisa sepanas api

POV Arhan

Aku terus memandangi letupan letupan magma yang telah memakan Okta. Seakan mereka tak melakukan apapun. Kenapa secepat ini. Aku masih belum percaya apa yang telah terjadi. Aku belum mau menerima bahwa Okta sudah tiada. Tidak secepat ini. Kemarin aku baru bisa menujukannya luasnya dunia. Aku belum bisa membantu nya menemukan teman. Aku tidak bisa melindungi nya..

Kenapa secepat ini...

Aku belum mengajak nya nonton , mengajak nya ke taman bermain... Membuatnya bahagia...

Aku tidak bisa melindungi nya...

Kenapa aku tak menyadari nya dari dulu. Kenapa aku tidak membatunya dari dulu. Kenapa aku tidak mengajaknya berteman dari dulu. Jika aku tau hidupnya sesingkat ini.

Tanpa sadar aku telah meremas rumput disampingku dengan sangat kuat.

Aku kembali melihat kawah itu ,begitu banyak arwah di sana. Mereka juga melihatku ke tempat jatuhnya Okta dengan terdiam.Sunyi. kemudian beberapa arwah melihat kearah atas tepat nya melihat ku.

Mereka melihat ku.. ekspresi nya!! Oh ini tidak biasa aku lihat. Ekspresi iba dari para arwah. Beberapa dari mereka seperti mendoakan Okta.
Ini bukan hal yang biasa dilakukan oleh para arwah. Kenapa dengan mereka. Satu persatu arwah itu mulai meng dari pandangan ku.

Aku mengok ke belakang ketika ada seseorang yang hendak mendetiku. Bukan mendekati ku lebih tepatnya mendekati bibir kawah itu. Dia berjalan dengan tatapan kosong. Seketika aku sadar , ada yang lebih merasa sedih dibandingkan diriku atas perginya Okta. Raut penyesalan nya lebih jelas. Aku sadar kami kehilangan orang yang kami sayangi hari ini dengan tragis. Dunia ini gila.

"Kau tak akan sendiri sayang.." gumannya.

Perasaanku jadi tak enak.

"Ayah akan menemani mu!"

Haah benarkan....

"Jangan gila Yah!" Hexsa menarik Om Tetra menjauh dari kawah itu.

"Biarkan ayah ikut adek kamu," dengan suara lemah dan tenaga yang tersisa Om Tetra berusaha melepas genggaman Hexsa.

"Siapa nanti yang nemenin Hexsa Yah! Ayah masih punya aku dan Hepta!!"

"Jangan berfikir seperti itu yah..." Hexsa memeluk Ayah nya .

"Kalau ayah ikut Okta dengan cara seperti ini adek nggak akan senang yah."

"Ayo pulang Yah!" Hexsa menatap terkejut adik laki-lakinya itu. Mungkin bagi Hexsa ini hal yang nggak wajar. Namun aku sempat meliat senyum hangat Hexsa ketika Hepta juga membujuk Ayahnya itu.

"Adek disana sama bunda kan ? Adek nggak bakal kesepian Yah,"

"Nggak.. nggak... Adek butuh Ayah," Om Tetra memberontak lebih keras dan berhasil lepas dari pegangan Hexsa.

"Kamu jangan seperti ini , Cucuku telah berkorban untuk kita , dia pahlawan , kamu harus ikhlas," Pemimpin keluarga Adipratama , Diza. Dia  menghentikan anaknya.

"Aku nggak akan ikhlas! Ayah udah ambil Aura dab sekarang Okta! Ayah, ah pemimpin macam apa anda ? Berani membunuh menantu dan cucu nya sendiri!"

Plak...

Tuan Diza menapar om Tetra , semua yang berada disana terkejut , begitu juga aku.

Om Tetra hanya tersenyum kecut pada ayahnya itu.

"Demi keluarga ? Demi umat manusia ? Saya tidak percaya itu!"

Om Tetra berjan menuju bibir kawah.

"Ah anda taukan kekuatan supranatural ku juga besar , kalau aku bergabung dengan anak ku bukannya dunia ini lebih baik ? Itu yang ayah inginkan bukan ?"

Om Tetra melihat ke arah dasar kawah dan hrmdak melompat kedalamnya.

"AYAH!"

"OM!"

"TUAN!

Semua berusa menghentikan tindakan om Tetra.

Wussss....

Brak....

Angin yang cukup besar keluar dari kawah... Membuat om Tetra terduduk di pinggir bibir kawah.

Haa..

Semua memperhatikan kawah dengan terkejut kembali.. kehilangan kata-kata..

Wind.

"Mungkin ini belum waktu ku..."

Tbc...
👻👻👻


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdipratamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang