"Omong-omong sudah berapa banyak kepingan puzzel yang kalian dapatkan?" tanya Dylan setelah mereka selesai makan.
"Totalnya 10," jawab Logan sambil merapikan kepingan-kepingan puzzel yang dia punya.
"Aku rasa itu cukup," ujar Dylan. "Kalian hanya perlu mencari globenya untuk menyusun kepingan-kepingan itu."
"Globe?" tanya Chloe.
"Ya, papan puzzel tapi berbentuk bulat. Kepingan yang kalian dapatkan semuanya melengkung bukan? Jadi, carilah globe untuk menyusunnya."
"Di mana kita bisa menemukannya?" tanya Logan.
"Di level 5 nanti."
"Kira-kira apa yang akan kami hadapi di level 5?"
"Umm... sebenarnya terlalu dini kalau aku mengatakannya..."
"Katakan saja," Chloe pun mulai memaksa karena penasaran.
Dylan menjelaskan bahwa di level 5 nanti, mereka akan menghadapi sebuah labirin. Dalam labirin itu, semua peserta diperbolehkan untuk saling menyerang dan mencuri peta kelompok lain. Peta kelompok merupakan puzzel yang sudah selesai disusun. Dalam level ini akan sangat dibutuhkan kecepatan, kepandaian, dan kerjasama untuk menyelesaikan misi bersama hingga menemukan jalan keluar.
"Kalau kalian beruntung, kalian tidak akan berpapasan dengan kelompok lain selama berada di labirin. Karena percaya atau tidak, labirin itu sebesar Hutan Gael dan dindingnya sangat tinggi," ujar Dylan dengan kagumnya.
"Apakah mungkin kita bisa terbang diatasnya?" tanya Logan.
"Tidak. Temanku sempat mencobanya tapi belum sampai di ujung dinding, dia terlempar oleh kencangnya angin."
"Bagaimana denganmu waktu itu, Dylan?" tanya Chloe.
"Aku termasuk kelompok yang beruntung. Aku dan kedua temanku menyelesaikan level 5 tanpa berpapasan dengan kelompok lain tapi kami butuh waktu yang sangat lama untuk menemukan jalan keluar."
"Berapa lama?" tanya Logan.
"1 hari penuh."
Chloe dan Logan mulai putus asa mendengarnya, mengingat waktu mereka hanya tinggal setengah hari. Belum lagi kalau bertemu dengan kelompok lain, mereka mungkin harus melawannya dan itu pasti akan sangat memakan banyak waktu.
"Jangan khawatir," seru Dylan. "Di dunia dongeng pasti akan selalu ada keajaiban. Bukankah begitu Chloe?"
"Ya, aku harap begitu," jawabnya lirih.
Mereka pun mulai terbang lagi. Matahari semakin tinggi dan udara mulai panas. Kini hanya keajaiban yang akan membawa mereka secepat kilat untuk sampai ke level 5. Chloe dan Logan tertidur lagi di perjalanan. Kali ini mereka tidur untuk mempersiapkan tenaga agar bisa berlari tanpa henti di labirin nanti.
Dylan pun membangunkan Chloe dan Logan lagi. "Hippogriff-nya tidak akan mendarat di labirin. Kita harus melompat saat mereka terbang rendah," teriak Dylan saat mereka telah sampai di atas labirin. "Tunggu aba-abaku!"
Chloe dan Logan mengumpulkan semua kesadaran mereka. Chloe mencoba untuk tetap tenang dan bersiap menghadapi panjangnya labirin.
"SEKARANG!" teriak Dylan dengan lantangnya.
Chloe dan Logan pun melompat dari hippogriff mereka, disusul oleh Dylan yang telah menyiapkan portal di aspal labirin. "Semoga beruntung!" seru Dylan yang langsung masuk tepat pada portalnya.
Chloe dan Logan saling menatap. Mereka berdua menenangkan diri sebelum mulai level 5 ini. "Kamu siap, Chloe?" tanya Logan yang sudah bersemangat.
Chloe pun menggeleng namun tiba-tiba dia mulai berlari tanpa aba-aba, meninggalkan Logan yang masih pada kuda-kudanya. Logan pun dengan cepat terbang rendah mengikuti Chloe dari belakang.
"Logan, tempelkan tanganmu pada tembok labirin di sebelah kanan. Cara ini mungkin bisa membantu kita menemukan jalan keluar," ujar Chloe.
"Dari mana kamu tahu itu?"
"Aku pernah melihatnya di acara televisi di Springfield!"
Chloe dan Logan mulai merapatkan diri mereka ke dinding labirin sebelah kanan. Mereka berlari tanpa henti tidak peduli jalan buntu yang mereka temui, mereka tetap tidak berhenti mengikuti alur dinding sebelah kanan.
"Lalu, kapan kita akan mencari globe itu?" tanya Logan.
"Aku tidak tahu. Yang jelas kita ikuti saja jalan ini dulu. Kalau kita beruntung, mungkin kita tidak perlu globe untuk keluar dari sini."
Tiba-tiba lemparan bola serbuk peri menghujani mereka. Satu per satu bola itu meledak saat mengantam sesuatu. Salah satu bola peri itu hampir melukai tangan kanan Chloe sehingga membuatnya berhenti lari.
"Mereka punya globe," bisik Logan.
Logan mengenal 3 peri itu –Maria Azura, Colin Finn, dan Marco Junior. Colin dan Marco adalah bangsawan Kota Ramones.
"Apakah bangsawan selalu sekasar ini?" gumam Chloe.
"Apa kamu mau menghadapinya?" tanya Logan sambil berbisik.
"Mana peta kalian?" tanya Maria sambil mengayunkan tangannya hingga keluar akar-akar dari dinding labirin di sekitar Chloe.
Dengan cepat, Logan menarik Chloe ke belakang menghindari akar-akar itu. Chloe pun tidak tinggal diam, dia membuat serbuk peri di tangannya dan melemparnya ke akar-akar itu sehingga bisa mengendalikannya. Seolah tidak mau kalah, kedua teman Maria mulai membidik Logan yang berdiri di belakang Chloe.
Logan menangkis bola-bola serbuk peri yang mengarah kepadanya dengan melemparkan bola-bola seperti itu untuk mehalaunya. Bola-bola itu pun meledak di udara, memecahkan konsentrasi Maria yang saat itu masih mencoba mengendalikan akar. Chloe pun mengambil kesempatan itu untuk menguasai akar-akarnya.
Chloe berhasil menjerat Maria dan kedua temannya dengan akar tersebut. Dia menarik ketiga peri itu hingga tersungkur ke aspal. "Apakah aku boleh menyakiti mereka?" Dengan perlahan salah satu akar yang sedang dikendalikan Chloe ujungnya berubah menjadi lancip dan siap menusuk sayap merah Maria.
"JANGAN!" Logan menarik kedua tangan Chloe ke belakang dan mengenggamnya dengan erat. "Jangan lagi!" Logan langsung mengangkat Chloe dan terbang dengan cepat meninggalkan 3 peri itu.
"Oke, Logan, oke. Kamu bisa menurunkan aku sekarang!"
Logan pun menurunkan Chloe dan dia mulai berlari lagi diikuti oleh Logan di sampingnya. "Kita boleh menyerang kelompok lain tapi jangan sampai menyiksa mereka seperti yang kamu lakukan kepada Vinca waktu itu. Kamu akan membuat mereka memusuhimu seumur hidup," ucap Logan dengan tegas.
"Bayangkan saat kamu selesai dari sini lalu sekolah di Moonfly dan bertemu dengan mereka yang membencimu. Aku rasa hidupmu akan selalu menjadi mimpi buruk," Logan semakin jelas mewanti-wanti Chloe agar tidak berbuat gegabah.
"Oke, oke. Aku tidak akan melakukannya lagi," seru Chloe yang terdengar sangat terpaksa mengakui kalau tindakannya sangat salah terhadap Vinca kemarin.
Setelah cukup lama berlari, di persimpangan, Chloe melihat ada kelompok lain sedang mengatur puzzel mereka. Chloe berhenti dan mundur beberapa langkah agar tidak terlihat oleh mereka.
"Kelompok itu punya globe," bisik Chloe kepada Logan.
Logan pun mengangguk sebagai pertanda bahwa diasetuju kalau kelompok ini adalah target mereka.
=====
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON - Book 1
FantasiaDi tempat Chloe Zayn Ginadio berasal, dunia terbagi atas 4 bagian. Daerah pertama yang merupakan daerah terbesar bernama Allwynds -negeri para manusia, kedua adalah Morque -negeri para penyihir, ketiga adalah Hanzels -negeri para peri, elves, dan pi...