3.6 Melting

1.9K 74 0
                                    

Sudah satu minggu sejak Dara dan Alfy resmi berpacaran. Tidak terlalu banyak perubahan. Hanya panggilan dari lo-gue berubah menjadi aku-kamu. Baik Rio maupun teman-teman Dara sudah mengetahui hubungan sahabat mereka.

Sudah satu minggu juga Alfy selalu menjemput Dara ke sekolah. Sebenarnya Dara tidak meminta karna tidak ingin menjadikan Alfy sebagai tukang ojek. Tapi Alfy tetap bersikukuh untuk mengantar-jemput Dara karna beranggapan itu adalah tugas seorang pacar.

Seperti saat ini, Alfy sudah siap dengan seragamnya. Menunggu Dara keluar dari rumah agar bisa berangkat bersama. Sekitar lima belas menit menunggu, Dara keluar dengan langkah terburu buru. " Kamu udah nunggu lama ya? Maaf, tadi LKS Sejarah aku nggak ketemu."

Alfy tersenyum manis sebelum menggeleng sebagai jawaban. Cewek itu terlihat begitu cantik di mata Alfy. " Nggak, aku baru nyampe. Ayo berangkat, nanti telat." Ucapnya memberikan helm berwarna putih pada Dara.

Begitu selesai memakai helm, Dara segera menaiki motor Alfy dan menutup pahanya yang sedikit terbuka dengan jaket yang selalu ia bawa akhir-akhir ini. Dara tidak lagi membawa mobil karna ada Alfy yang akan menjemput dan mengantarnya kemanapun.

Awalnya Dara menolak namun Alfy bersikukuh untuk tetap mengantar jemput Dara dengan alasan itu adalah tugas seorang pacar. Cukup aneh bagi Dara karna ia tidak pernah merasakan pengalaman ini sebelumnya. Iya, seorang Dara Maharani tidak pernah berpacaran.

Motor mulai melaju meninggalkan asap tipis yang membumbung di udara. Dara tak hentinya tersenyum merasa nyaman dengan posisi seperti ini.

Tidak pernah terlintas di pikiran Dara tentang kisah klise yang biasa ada di cerita wattpad dan novel terjadi di hidupnya. Bertemu cowok asing, kemudian berpura pura menjadi kekasih dan akhirnya menjadi sepasang kekasih sungguhan. Benar benar klise.

Tapi Dara menikmati ini semua. Menikmati setiap moment bersama Alfy. Mulai dari berangkat sekolah bersama, nongkrong di rooftop berdua, mengobrol tentang banyak topik, dan moment lainnya. Dara baru tau sensasi menggelitik tiap kali Alfy memanggilnya dengan sebutan ' sayang' atau semacamnya. Merasa begitu diinginkan saat Alfy mengirimnya ratusan chat hanya karna Dara terlambat membalas. Namun Dara berharap, ia tidak akan pernah merasa sakit hati pada pengalaman pertamanya ini. Semoga saja.

Motor berhenti melaju dan sudah terparkir manis di parkiran. Berdampingan dengan banyak motor siswa siswi lainnya. Dara melompat turun lalu membuka kaitan helm dan memberikannya pada Alfy. Cowok itu juga melepas helmnya dan menaruh di atas jok motor.

" Ayo." Ucap cowok itu menggandeng lengan Dara. Sekali lagi perasaan hangat itu muncul. Perlahan ritme jantungnya bertambah seiring wajah Dara yang kini memerah. Memang bukan pertama kali Alfy menggandeng Dara, namun tetap saja debaran itu muncul.

" Kita jadi best cuople ya Ra? Liat deh, banyak yang liatin kita." Dara seperti merasa de ja vu saat Alfy melontarkan kalimat yang hampir sama saat mereka untuk pertama kalinya bergandengan tangan di koridor. Waktu itu mereka masih berstatus sebagai pasangan pura-pura.

" Iyaa.. kan fans kamu banyak." Jawab Dara seadanya. Ia terlalu sibuk mengontrol debaran jantungnya yang semakin cepat hingga tidak memikirkan jawaban lain selain kalimat pendek tersebut. " Kamu kenapa? Kok jawabnya pendek banget?"

" Nggak, aku nggak kenapa napa."

Alfy menghentikan langkahnya dan otomatis Dara juga menghentikan langkahnya. " Apa?" Tanya Dara bingung. Alfy menatap manik mata Dara dalam menghasilkan semburat merah di pipinya semakin terlihat jelas. Semua siswa siswi di koridor menatap mereka berdua penasaran. Seolah menunggu lanjutan adegan keduanya.

Dengan cepat Alfy menangkup pipi Dara dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menyentuh kening cewek itu. " Nggak panas, berarti kamu nggak sakit." Seketika para siswi yang melihat adegan bak FTV memekik tertahan. Menginginkan posisi Dara saat ini. Namun tentu ada saja siswi iri yang berkamuflase menjadi haters dengan mencibir keduanya.

Dara tentu saja tidak punya waktu mengurus cibiran di sekitarnya maupun pekikan siswi lain. Ia terlalu sibuk mencerna apa yang baru dilakukan Alfy. Hal yang langsung berdampak pada kecepatan ritme pompa pada jantungnya. Juga semburat merah yang semakin terlihat jelas di pipi.

" Apa sih, aku emang gak sakit." Dara menurunkan tangan Alfy. " Aku duluan ya, ada piket." Tambahnya lalu berjalan cepat meninggalkan Alfy yang tersenyum geli. Rasanya menyenangkan bisa membuat pipi cewek itu memerah hanya karna perlakuan sederhana. " Imut banget sih pacar gue." Gumamnya tersenyum tipis lalu melangkah menjauhi kerumunan yang mendadak terbentuk.

Dari belasan siswa siswi yang melihat mereka berdua dengan tatapan beragam, hanya ada dua orang yang melihat adegan receh tersebut dengan tatapan dingin dari atas balkon kelas XI 1 IPS yang berada di lantai dua. Keduanya tersenyum miring, " Menurut lo, kapan waktu yang pas buat kita rusak kebahagiaan Dara?" Tanya si perempuan pada laki-laki di sampingnya. " Tunggu aja. Gue lagi nyusun rencana." Laki-laki itu kemudian berlalu meninggalkan si perempuan dengan senyum miring yang terlukis di wajah tampannya.

-0o0-

Dara buru-buru memasuki kelasnya dan segera membanting tas pada meja. Cewek itu lalu menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangan. Dinda dan Diva yang melihat sahabat mereka itu bertingkah aneh lantas menghampiri Dara dengan kerutan yang terpatri di dahi keduanya. " Lo kenapa deh? Dateng-dateng grasak grusuk gitu." Tanya Dinda heran.

" Tau ih, gak jelas banget." Celetuk Diva.

Dara tidak menanggapi ucapan sahabatnya itu. Ia masih kepikiran akan perilaku Alfy tadi di koridor. Dimana mereka menjadi pusat perhatian. Dara tidak bisa mengelak bahwa perlakuan Alfy tadi benar-benar menyenangkan. Hingga rona merah di pipinya belum juga hilang. " Lo kenapa sih?" Dinda terlihat gemas.

Akhirnya Dara mendongak dan menatap kedua sahabatnya datar. " Gue sehat." Jawabnya pendek. " Lo aneh hari ini, diapain sama Alfy?" Ah ya, Diva memang sahabat paling peka yang Dara punya. " Gue dibikin melting sama Alfy tadi."

" Cerita!" Pinta Dinda yang terdengar seperti perintah bagi Dara. Akhirnya Dara menceritakan semuanya tanpa ada bagian yang ditutupi pada kedua sahabatnya itu.Dinda dan Diva mendengarkan dengan antusias.

Lucha,2018

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang