"An, kamu pernah nggak jatuh cinta?"
Aku mengalihkan pandangan dari ponsel di genggamanku. "Hmm... kayaknya pernah. Tapi aku nggak ngerasa," jawabku tak acuh.
"Maksudnya?" Dia menaikkan sebelah alisnya tanda tidak mengerti.
"Maksudku, aku pernah jatuh cinta tapi aku nggak sadar kalo aku lagi jatuh cinta," jelasku. "Mungkin, sih," tambahku.
Aku kembali menatap layar ponselku, tapi tidak dengan penuh minat. Aku penasaran, tumben sekali dia mengangkat topik seperti ini. Apa mungkin dia sedang jatuh cinta? Ah, itu tidak mungkin. Selama 16 tahun kami bersama dia tidak pernah bercerita tentang cewek yang menarik minatnya. Dia hanya bercerita tentang... cowok.
Tunggu, biar kuingat lagi. Setahun belakangan ini dia selalu ingin tahu dengan kapten Judo sekolah kami. Dia rela menjemputku pulang dari kegiatan klub hujan-hujanan. Dia selalu malu-malu jika si Kapten menghampiri kami.
Oke, kesimpulannya Seno jatuh cinta ke orang yang salah.
"Kamu suka- ah, nggak. Kamu jatuh cinta sama Farel, ya?" Tukasku.
"Ha? Eh-anu..." dia tampak gelagapan.
"Udah, bilang aja. Aku nggak bakal marah," ujarku.
"I-iya, sebenarnya udah 3 tahun. Ehehe," akunya sambil mengusap kepala.
Seingatku, tipe cewek idaman kapten judo kami harus lah cantik, lemah lembut, dan ber-oppai besar seperti Hinata. Memang sih, Seno lemah lembut. Tapi dia makhluk bertestis! Tidak pula ber-oppai besar!
Cinta tidak bertepuk tangan ini! Tapi, demi fan service real life. Aku akan membantu Seno mendapatkan hati Farel. Pasti!
"Kira-kira kamu mau nggak aku bantuin buat dekat dengan Farel?"
Mata Seno langsung berbinar mendengar tawaranku. "Mau banget lah!" Serunya.
"Tapi, dengan satu syarat. Kamu mesti kasih aku fan service kalo sudah jadian dengan Farel,"
Seno tampak berpikir sebentar, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tau fan service itu apa, tapi aku terima syaratnya,"
"Oke, kita bakalan masuk ke langkah awal."
Langkah awal menuju Fan Service Real Life!
KAMU SEDANG MEMBACA
Siscon In Friendzone
HumorSeno itu orang yang pendiam awalnya. Jika sudah mengenalnya, maka dia orang yang harus didiamkan. Sama halnya dengan Ano, dia orang pemalu yang akhirnya malu-maluin orang. Seno dan Ano itu tetanggaan dan sering main bersama waktu kecil dulu. Tapi i...