Salju yang Hangat
Story by: Ruang Kosong | OC by: Luz & Khoir
Ganre: Family, Slice of life, Drama.
Chevalier Vongolla : Eva | Calvaria Vongolla : Ria
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
"Ria, salju sudah turun! Cepat sini!"
Sosok bocah lelaki berusia lima tahun berujar antusias. Sepasang iris cokelatnya yang besar menatap ke luar jendela—setengah berjinjit kala tinggi jendela membuatnya sulit untuk menatap ke luar.
Putih.
Satu kata yang terlintas di kepala coklat itu. Pipi chuby yang memerah karena dingin udara menyembul bersamaan dengan ke dua tangan mungil yang bergerak mencoba mendorong benda pipih di depannya.
"Jangan dibuka, Eva."
Pergerakan terhenti. Sosok yang serupa dengannya namun dengan helai coklat yang lebih pucat berdiri tepat di belakang si brunette. Bocah yang sama menggemaskannya itu menarik adiknya menjauhi jendela. Berjalan mengiring kembarannya menuju kasur besar mereka yang berada tepat di tengah-tengah ruangan.
"Eh? Kenapa? Ria kan suka salju. Di luar—"
"Terlalu dingin," Calvaria menyela. Menaiki kasur dan diikuti oleh Chevalier—sang adik. "Eva bagaimana?" tanyanya seraya menarik selimut hingga terbuka lebar. Alisnya mengernyit saat merasakan massa selimut nyaris membuat Calvaria kehilangan keseimbangan. Oh, ia baru tahu ternyata selimut itu berat sekali.
Tahu pasti apa yang diinginkan kakaknya, sosok yang dipanggil Eva langsung merangkak. Masuk ke dalam selimut yang terbuka dan membiarkan sang kakak menjatuhkan pegangan selimutnya—membuat tubuh itu kembali harus merangkak hanya untuk menyembulkan kepalanya di ujung kain.
"Apanya yang bagaimana?" sang adik justru balik bertanya, menyamankan posisi di dalam kehangatan selimut dan memilih tengkurap.
"Eva masih sakit kan?"
Dalam hitungan detik, wajah itu menekuk. Bibir si bungsu mengerucut, bersamaan dengan gelembungan pada pipi chuby yang memerah. "Eva tidak sakit," ujarnya bersikeras. Mengabaikan bahwa semalam, Mama mereka nyaris panik dan langsung memanggil dokter kala menyadari asma yang diderita anaknya kembali kambuh.
Calvaria mengerucutkan bibirnya. "Jangan bohong, Eva. Ria tidak suka pembohong."
"Ap—EVA TIDAK BOHONG!"
Si sulung mendelik galak. "Tapi Eva masih kedinginan kan?! Tuh! Eva masih demam!"
Chevalier membuka mulutnya, hendak membalas, namun, entah kenapa, tatapan tajam dan tudingan kakaknya benar-benar terasa ... menyakitkan. Tanpa diperintah, si bungsu mulai menangis. Ia kesal. Sangat kesal karena Calvaria tidak mempercayainya.
"E-Eva masih bisa main ke luar kok ... Ria pasti mau main ke luar kan? Tidak mau Eva ikut lagi kan?"
Dan Calvaria dibuat tertohok dengan ucapan adiknya. Entah karena mereka kembar atau bagaimana, namun apa yang si bungsu katakan memang benar. Ia ingin bermain di luar—menikmati salju pertama di bulan Desember. Namun Chevalier tengah sakit dan sudah dipastikan, sosok yang sedikit lebih kecil darinya ini ingin ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju yang Hangat
Short StorySalju pertama di musim dingin telah turun! Semuanya terlihat serba putih! "Eh? Kenapa? Ria kan suka salju." "Jangan bohong, Eva. Ria tidak suka pembohong." Ini hanya sebuah cerita singkat. Tentang sepasang kembar bernama Chevalier dan Calvaria yang...