Enam✔

633 52 2
                                    

🍃Rio🍃

Kini, aku akan membahas kelanjutan dari 'Famous'. Aku ingin menceritakan bagaimana keadaan si cebol, Nadien, dan si bule false, Sam. Jangan pernah tanya adikku, Caca. Dia adalah adikku yang paling kusayangi, jadi, lebih baik dia belajar dengan rajin agar pintar seperti kakaknya.

Mungkin, kalian bertanya-tanya kenapa gaya bicaraku sekarang penuh dengan kesombongan dan juga ejekan. Tidak seperti Rio ketika di kelas 1.

Kuakui, dulu aku masih jaga image-ku. Tapi, kini aku lelah menempelkan topeng yang harus kuoleskan lem ketika mengelupas. Dan kini topeng itu retak, ia hancur karena kupaksa tertawa terus-terusan dengan Clara. Oh.. aku lupa jika namanya si cebol.

Setelah terjadinya teror jingga itu, ibu Clara merencanakan pindahan anaknya ketika ia kelas dua. Dan aku sangat khawatir, jika dia benar akan di bawa ke kota kelahirannya itu kembali. Bukan karena aku takut si jingga kembali, melainkan aku menunggu jawaban yang dulu kutanyakan di tengah hujan. Kejadian itu sudah sangat lama, tapi aku yakin dia masih mengingatnya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku" ucapku kini.

"Ahh.. yang mana?"

"Jangan pura-pura lupa"

"Eemm.. aku ingat" ucapnya sambil menunduk, kakinya memainkan pasir pantai.

"Memang, aku merasa ada yang aneh pada diriku ketika kamu di sisiku. Dan.. aku masih susah untuk jelasinnya. Jadi, maaf, tunggu jawabanku" ia mendongak menatapku dengan senyuman.

Aku diam.

Aku hanya tersenyum miris. Jadi, ini ya, yang namanya mengejar cinta seseorang dan seseorang itu adalah Clara. Cewek yang belum sepenuhnya percaya dengan cinta.

"Aku belum percaya dengan cinta kembali," ucapnya lagi.

"Aku tau itu. Aku akan menunggu jawabanmu, tapi, jangan bawa jawabanmu pulang ke kotamu" seruku.

Desiran angin pantai menerpa kerudung segi empat Clara. Ia memejamkan matanya, merasakan setiap sentuhan lembut angin darat di tepi pantai.

"Aku suka pantai. Kapan-kapan kamu ke kota kelahiranku"

"Di Trenggalek?" Ucapku sedikit kaku.

"Treng-ga-lek. Aneh banget kamu omongnya" ejanya dengan medok.

Aku hanya terkekeh geli.

"Nanti di sana aku ajak ke pantai. Banyak pantai indah di sana. Ada goa juga. Eemm.. gimana kalo muncak?" Ceritanya antusias.

"Liburan semester ganjil, aku ikut kamu ke sana"

"Nadien juga kayaknya"

"Sepertinya bule-ku juga"

Dia ketawa. "Kak Sam? Si Arsam jawa?"

"Ganti nama anak orang aja kerjaanmu" ledekku.

"Oh iya, nanti dadak jenang abang" ucapnya menggunakan bahasanya.

"Apa itu?"

"Ciri khas kotaku seperti itu. Nanti kalo ke sana, kuajak keliling pasar Legi, Kliwon, Pon, dan seterusnya. Nanti kubelikan makanan khasnya" celotehnya lagi.

TEROR JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang