Bus berhenti di depan halte. Hujan sudah agak reda, namun rintik-rintiknya masih belum benar-benar berhenti.
Soonyoung masih menyandarkan kepalanya di bahu pria di sebelahnya. Seokmin menurunkan sedikit kepalanya, menatap wajah imut lelaki yang masih terlelap di bahunya. Ia tersenyum, kemudian berkata dengan lembut, "Kita sudah sampai.... " ucap Seokmin pelan di depan wajah Soonyoung yang terpejam.
Masih tak ada reaksi dari lelaki manis itu, kedua matanya masih terpejam begitu damai, terlihat sangat nyaman. Seokmin memanggil namanya dengan suara yang pelan dan terdengar sangat lembut ditelinga.
"Soonyoungie...."
"Ayo, bangun. kita sudah sampai...."
Soonyoung sedikit menggeliat, kemudian kedua tangannya bergerak untuk mengucek matanya. Bagaimana itu terlihat sangat lucu dimata Seokmin, Soonyoung seperti bayi polos menggemaskan. Seokmin ingin merawat dan menjaga bayi ini untuk waktu yang abadi.
Melimpahinya dengan cinta dan kasih sayang, Seokmin akan memberikan apa yang tak pernah keluarganya sendiri berikan padanya.
"Sudah sampai...?"
Soonyoung bertanya dengan suaranya yang sedikit serak.Lelaki manis ini mengangkat kepalanya dari bahu nyaman Seokmin, mengerjapkan matanya lucu sembari memutar kepala kesekeliling. Penumpang lain sudah turun dari bus, sekarang di dalam bus hanya menyisakan mereka berdua. Sang sopir hanya tinggal menunggu dua pemuda ini turun, tapi sepertinya si sopir cukup pengertian dan tak memaksa keduanya untuk cepat-cepat turun dari bus.
"Ah, kita harus cepat turun... " ucap Soonyoung berdiri dari bangkunya.
Ia meraih tangan Seokmin yang masih duduk di bangkunya menatap Soonyoung. Tangan Seokmin ditarik oleh tangan hangat yang ukurannya lebih kecil.
Seokmin bangkit dari duduknya karena ditarik oleh Soonyoung. Telapak tangan kecil itu menggenggam telapak tangan Seokmin yang memiliki ukuran lebih besar darinya.
Soonyoung menggenggam tangan Seokmin keluar dari bus. Jari-jari mereka saling terjalin begitu erat. Keduanya sedikit berlari karena rintik hujan masih turun.
"Apa rumahmu masih jauh?" tanya Soonyoung menolehkan kepalanya ke samping dimana Seokmin berjalan disebelahnya.
"30 menit berjalan dari sini." jawab Seokmin tanpa menoleh.
"Bagaimana kalau kita belanja bahan makanan dulu? Aku mau kau memasak untukku..." kata Soonyoung. Bukan hanya wajahnya, tapi caranya berbicara juga begitu imut.
"Apa tidak terbalik? Seharusnya kau yang memasak untukku..."
Seokmin menoleh menatap wajah lelaki disebelahnya."Katanya tadi mau dimaafkan..... "
"Ah, baiklah.. baiklah...."
Seokmin akhirnya menyerah. Hari ini ia akan menuruti apapun yang lelaki manis ini mau.Tanpa melepaskan tautan tangan, keduanya berlari ke Supermarket terdekat untuk berbelanja bahan masakan. Mereka menghabiskan cukup lama waktu di Supermarket karena Soonyoung hanya berputar-putar dengan troli belanjaannya, bingung mau makan apa. Soonyoung akan memilih menu makanan barat agar Seokmin kerepotan memasaknya, ia akan menyuruh Seokmin memasak makanan yang sulit. Dengan hanya membayangkannya saja sudah membuat senang. Soonyoung tersenyum jahil sembari memilih-milih sayuran.
Kadang mereka akan berdebat kecil, contohnya saat memilih daging sapi. Seokmin ingin daging sapi lokal, tapi Soonyoung keukeuh ingin membeli daging sapi impor. Karena yang akan memasak nanti adalah Seokmin, akhirnya yang memenangkan berdebatan ini adalah Seokmin. Begitu pun saat memilih susu cair, mereka berdua kembali berdebat kecil. Masalahnya hanya karena mereka menginginkan merek susu yang berbeda, pada akhirnya mereka membeli kedua merek susu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
RandomSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...