Villa (10) flashback

44 3 0
                                    

Villa menarik tangannya kembali saat sudah hampir menyentuh gagang. Entah kenapa dia sangat gugup sekarang. Sebentar lagi dia akan berhadapan dengan boss yang tidak bisa tepat waktu, pintar, muda, dan tidak suka OB memasuki ruangannya. Ya.. Setidaknya itulah gambaran boss yang dimilikinya saat ini. Villa tampak merafalkan sebuah doa lalu kembali menggerakkan tangannya menyentuh gagang pintu. Lalu menariknya lagi. Lalu menyentuhnya. Lalu menariknya lagi.

"Mau tarik ulur sampai malam? "
Sebuah suara mengagetkannya dari belakang. Villa tersentak kaget saat berbalik sampai bersandar di pintu. Villa masih memegangi jantungnya yang serasa mau meledak. Dia melihat pria dengan tubuh tegap di hadapannya. Pria dengan kemeja biru yang lengannya dibuat 3/4 seperti biasa. Ya. Siapa lagi kalau bukan Rafa. Rafa sedikit kaget saat Villa terlonjak. Beruntung ada pintu yang menahan punggungnya. Keduanya saling memperhatikan name tag yang terpasang di sebelah kanan pakaiannya. Hingga Villa bisa langsung tau kalau dia saat ini sedang berhadapan dengan Rafa Tribangga Chandra, CEO di perusahaan besar tempatnya berada.

"pak Rafa.. Saya Villa calon sekertaris anda yang baru pak. Maaf atas kelalaian saya pak, saya-"

"masuk! Kita bicara didalam"

Rafa membuka pintunya dan disusul oleh Villa. Keduanya menuju sofa dibagian depan meja Rafa. Villa pun duduk di depan Rafa yang dipisahkan sebuah meja kaca mewah.

Rafa tampak memperhatikan wanita anggun didepannya ini. "saya dengar kamu berdomisili di Amerika selama 16 tahun. Tapi bahasa indonesia kamu bagus sekali. " Rafa membuka pembicaraan.

Sangat menyesal, Villa tidak bisa memberikan jawaban apa-apa akan hal yang dia sendiri juga tidak mengerti. "mungkin orangtua saya dulu menggunakan bahasa nasional di rumah saya di Amerika pak"

"mungkin? " Rafa mengernyitkan dahinya. "jawaban pastinya? "

"maaf pak... Saya mengalami amnesia. Saya kecelakaan 2 tahun yang lalu." Villa tertunduk. Dia tidak yakin sedang melakukan hal yang benar. Rafa sedikit tidak menduga hal itu. 'Jadi karena itu Villa dekat dengan Verdi' Dia hanya membentuk huruf O dimulutnya. Keduanya melanjutkan perbincangan. Ada yang aneh. Rafa tidak suka berbicara akrab dengan karyawannya. Karena begitulah papanya Bagaskara mengajarkan. Bagaskara tidak suka Rafa dekat atau akrab pada karyawan karena itu hanya akan membuat para Karyawan tidak menghormatinya. Tapi apa yang dilakukan seorang Rafa Tribangga Chandra sekarang ini?

"perusahaan ini adalah segalanya untuk keluarga Chandra. Posisi yang kamu isi juga akan menentukan bagaimana masa depan perusahaan ini. Jadi kamu harus bekerja keras untuk perusahaan ini. Paham? "

"siap pak"

"untuk itu ada sedikit saja peraturan yang harus kamu patuhi"

Raffa menarik nafas sebentar sambil membenarkan dasi hitamnya.

"tiba 15 menit sebelum saya, tidak boleh mengemil saat jam kantor, tidak boleh menelefon, tidak boleh tidur, tidak boleh pakai kerah v, tidak boleh pakai rok terlalu pendek, tidak boleh teledor, tidak boleh membawa urusan pribadi dalam pekerjaan, dan tidak boleh pulang mendahului saya "

Villa tercengang. Bagaimana bisa deretan kalimat tanpa ujung seperti itu disebut Rafa sedikit? Orang seperti apa sebenarnya bossnya ini? Cara bicaranya sedari tadi tegas, tatapan matanya sedikit tajam, hingga lawan bicara akan secara otomatis membuang pandangan lebih dulu saat bertatapan dengannya. Villa juga sadar kalau bossnya itu pasti kurang suka memakai jas hitam tidak seperti kebanyakan CEO lainnya. Hal itu dibuktikan dari pakaiannya saat ini yang hanya mengenakan kemeja biru dengan lengan seperempat, sedangkan jasnya terlihat tergeletak di meja pribadinya. Villa memang sempat memperhatikan dengan teliti ruangan Raffa yang besar itu. Villa juga mengerti kenapa Raffa kurang suka OB masuk keruangannya, kalau dugaan Villa benar Raffa pasti punya jiwa kebersihan yang tinggi. Atau kemungkinan paling kecil, boss mudanya ini adalah seorang OCD, dikarenakan sedari tadi dia belum mengulurkan tangan untuk perkenalan kepada Villa. Dan semua persyaratan nya barusan menunjukkan dia adalah tipe pemilih juga disiplin waktu? Tunggu!! Disiplin waktu? Sepertinya Villa salah prediksi akan hal ini mengingat dia baru saja dibuat menunggu 3 jam.

Villa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang