CHAPTER 19

394 11 1
                                    


Sudah hampir 2 minggu mama lisa di rawat di rumah sakit karena penyakit tipes(benar gak sih penulisannya kayak gitu).

"sa, lo makan dong "bulan dan mila terus saja memaksa lisa untuk makan tapi lisa tetap tidak mau makan.

"gue panggil kak dava aja deh"bulan berjalan menuju kelas dava.

Ketika melihat dava sedang membaca buku panduan osis bulan langsung mengambil buku itu.

"ehh penerang di malam hari, ngapain lo ambil buku gue"bulan memutar bola matanya.

"lisa gak mau makan kak,udah gue paksain tapi dia tetap aja gak mau padahal wajahnya itu udah pucat banget kayak mayat awwww"dava menyentil bibir bulan karena mengatai wajah lisa yang sudah seperti mayat.

Bulan mengusap bibirnya yang sakit itu.

"duhh bibir gue udah gak pw lagi nih"dava bingung dengan apa yang di katakan oleh sahabat dari sahabat yang di cintainya itu..

Setelah membeli bakso,dava langsung berjalan masuk ke dalam kelas lisa.

"nihh makan"dava menyodorkan bakso itu.

"gue gak lapar"ucap lisa sambil mendorong kembali bakso itu.

"makan lisa"dava memberikan kembali bakso itu pada lisa.

"dav, gue ini gak lapar gue udah kenyang "lisa menatap dava dengan sinis.

"yakin lo udah kenyang tapi kok muka lo pucat gitu sih, gue gak mau tau pokoknya lo harus makan"dava mencoba menyuapi bakso itu pada lisa tapi lisa malah mendorong tangan dava.

"gue udah bilang kalau gue gak lapar"lisa langsung berjalan keluar kelas sambil membawa tasnya.

Dava yang mengetahiu lisa akan pulang langsung mengikuti gadis itu dan menariknya masuk ke dalam mobilnya.

"apaan sih lo"lisa menatap dava sinis.

"lo yang apaan, gak mau makanlah mau boloslah"lisa menatap dava kesal.

"gue cuman mau jenguk mama gue" lisa mencoba membuka pintu mobil dava tapi dava langsung menguncinya.

"lis, sebaiknya lo makan dulu, pasti nyokap lo bakal khawatir kalau lihat wajah pucat lo itu"lisa menatap dava sinis lagi.

"gue gak lapar dan gue cuman mau jenguk mama gue"lisa mencoba keluar dari mobil itu tapi percuma saja.

"lo boleh jenguk nyokap lo asal gue nemanin lo"dava mencoba tersenyum manis pada lisa.

"hmm"lisa malas berdebat karena dia mulai merasakan kepalanya nyut nyut.

Dava menjalan mobilnya lalu memberi klakson pada satpam dan satpam itu langsung membuka pagar sekolah.

Dava menatap curiga pada lisa yang sedang diam.

Dava mengira lisa sedang tertidur tapi ketika dia membangunkan lisa, lisa tak menyahutnya.

Dava mulai panik diapun langsung melajukan mobilnya.

Ketika sampai di rumah sakit dia langsung menggendong lisa dan memanggil suster.

Dava sudah memberitahu raja dan mama lisa kalau sedang sakit.

Sudah hampir 1 jam raja dan dava berdiri di depan ruangan itu.

Pintu ruangan itu terbuka.

Raja langsung mendekati dokter itu dan menanyakan keadaan adiknya.

"bagaimana keadaan adik saya dok "dokter itu menatap sendu sang kakak dari pasiennya.

"ginjalnya rusak"raja yang mendengar ucap dokter itu langsung terjatuh.

"dokter gak bercandakan"dokter itu menatap dava sambil menggeleng.

"ginjalnya rusak akibat selalu menahan rasa lapar dan sakit padam maghnya "raja sudah tak sanggup mendengar perkataan dokter itu.

"lalu apa yang harus kami lakukan supaya lisa bisa sembuh dok"tanya dava.

"donor ginjal"ucap dokter itu.

"ambil ginjal saya saja dok"ucap dava dan raja bersamaan.

"ginjal yang bisa di donorkan pada pasien harus ginjal yang bersih dari narkotika dan rokok"kedua lelaki itu merasa kecewa pada perkataan dokter itu.

DearTuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang