On previous chapter
Saat mereka hendak turun, Sehun meraih dagu Jisoo sehingga mereka bertatapan dan menatapnya dengan serius, "Satu hal lagi, my dear, jangan dekat-dekat dengan karyawan muda mu itu. Mengerti!" Sehun berkata dengan pelan, menyunggingkan senyuman dan keluar dari mobilnya.
What!!!! Jisoo berucap tanpa bersuara sambil mendelikkan matanya.
---------------------------------------------------------------------------------
Dingin dan asing. Itulah kesan yang Jisoo rasakan saat ia berada di dalam rumah Keluarga Oh seperti menunjukkan identitas orang-orang didalamnya. Sama seperti Jisoo melihat diri Sehun, sedikit angkuh dan dingin. Bahkan Hana tampak seperti orang asing bagi Jeiya.
"Jeiya, sini gendong sama Omma, sini sayang." Hana mencoba membujuk tapi Jeiya yang sedang digendong Jisoo tidak mau lepaskan genggamannya di blouse Jisoo bahkan ia semakin membenamkan kepalanya di dada Jisoo.
Jisoo juga ikut membantu supaya Jeiya mau dengan Hana tetapi sia-sia. Walau sebenarnya bukan salah Jisoo tapi ia merasa tidak enak dengan Hana yang sepertinya sedikit kecewa dengan penolakan Jeiya. "Jeiya belum terbiasa saja berada di sini nanti lama kelamaan dia pasti mau, Tante." Hana menanggapinya dengan senyuman getir.
Entah darimana tahu-tahu Sehun datang membawa makhluk berkaki empat berbulu putih lebat di gendongannya. Sehun memberi syarat ke Jisoo supaya mendekatinya.
"Aahhh iya ada Vivi, dulu Jeiya senang sekali main sama Vivi." Hana lalu mengambil alih gendongan Sehun sambil memperlihatkan Vivi ke Jeiya. Mendengar suara menyalak Vivi akhirnya Jeiya mulai tertarik dan main dengannya.
Setelah hampir dua jam di sana Jisoo lega sesuatu yang dikhawatirkannya tidak terbukti dan Jeiya juga cepat lengket dengan Hana. Bahkan Oh Ji Yong, papa Sehun, yang baru saja datang begitu melihat ada Jeiya tersenyum bahagia dan ikut bergabung dengan mereka. Sepertinya mereka kangen dengan cucunya.
"Annyeong, kamu sudah sampai? Ok, tunggu sebentar nanti aku keluar," Jisoo menutup hpnya. "Aku pulang ya," kata Jisoo pada Sehun setelah pamitan pada orangtua Sehun.
"Aku antar." Sehun menawarkan diri sambil mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya, berjalan di depan Jisoo.
"Tidak usah. Aku sudah dijemput." Sehun membalikkan badannya dengan tatapan heran.
"Siapa yang jemput?" selidik Sehun.
"Nanti kamu juga tahu," jawab Jisoo dengan santai dan berjalan mendahului Sehun. Sehun mengerutkan dahinya dan bertanya-tanya dalam hati.
***
"Dia?? Seriously? Apa tadi ucapanku kurang jelas, aku bilang jangan dekat-dekat dengan bocah itu." Sehun menghentikan langkah Jisoo dengan memegang lengannya saat mereka ada di teras rumah waktu Ia melihat ternyata Eunwoo yang menjemput.
Jisoo berdiri berhadapan dengan Sehun dan bersedekap. "Ucapanmu jelas, sangat jelas tapi ingat aku tidak meng-iya-kannya lagipula itu khan mau kamu bukan mau aku. Perlu kamu ingat siapapun yang dekat denganku adalah hak aku jadi jangan coba-coba mengatur aku. Memangnya kamu siapanya aku seenaknya mengatur?"
Sehun yang tidak mengindahkan pertanyaan Jisoo dengan kedua tangan masing-masing dimasukkan ke sisi celana berjalan dengan wajah dingin dan tatapan tajam menghampiri Eunwoo. Eunwoo yang sedang berdiri menyender di mobil begitu melihat Sehun langsung berdiri tegap dan membungkukkan setengah badannya.
"Annnyeong haseyo," sapa Eunwoo yang dijawab oleh Sehun dengan berdehem dan anggukkan kepala tanpa melepaskan tatapan elangnya ke Eunwoo membuatnya salah tingkah. Jisoo yang melihat kelakuan Sehun hanya menggeleng-gelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
* J e i y a * [HunSoo's Story]
RomanceJeiya harus kehilangan kedua orangtua di usia 3 tahun akibat kecelakaan. Jisoo dan Sehun memperebutkannya karena merasa berhak atas Jeiya. Jadi siapa yang akhirnya berhak atas Jeiya? Amazing Cover by @andearr thanks dear ^^