Juniorku Luis

18 0 0
                                    

12 November 2016

Setelah melewati masa-masa LDRku hingga satu tahun aku dan Kean masih di mabuk asmara meskipun 2.340 Km jarak antara kita. Kami masih saling mengingatkan satu sama lain meskipun aku tau wanita akan banyak berfikir negatif ketika dia jauh dengan pasangannya.

Aku masih bergelut di dunia perhotelan meskipun kelulusanku akan tiba di tahun 2017. Hari pelepasanku sebagai anak magang telah usia saat Apri 2016 lalu. Kini hanyalah Nana seorang pelajar dan Cook Helper parttimer di hotel bintang 4.

"Woy nana siapin condimen gado-gado ya" teriak Sous chefku

"baik pak" jawabku

Beginilah kami pekerja industri perhotelan selalu dibuat hetic ketika ada 1000 pax dadakan dari restaurant.

Situasi menjadi sangat ramai hingga HRD membuka pintu dapur dengan membawa barisan anak-anak trainee. Selagi prepare aku melihat mereka dan sejenak teringat diriku satu tahun yang lalu. Aku yang polos dengan nol pengetauan tentang dapur memaksakan diri untuk menjadi bagian dari main kitchen. Semoga aku mendapatkan junior yang lebih baik dariku jadi aku tidak perlu membimbingnya mulai dari 0 yaitu cara memotong dan menggunakan pisau dengan benar.

Seorang laki-laki dengan tinggi 160an dan kulit yang putih serta postur tubuh yang bagus datang menuju pantry. Aku sudah menduga dia pasti anak trainee yang akan satu section denganku.

"mas anak trainee?"

"iya kak"

"sini bantu saya prepare condimen ya"

jalannya sangat pelan dan ketika kita berada di jarak yang sangat dekat, ku perhatikan terus-menerus mulai dari atas sampai bawah lalu ada hal yang menjanggal ketika aku melihat wajahnya lebih detail.

"kamu pakai softlen?" tanyaku

"iya kak"

"oh ya tuhannn jangannn ya!!! besok harus ganti kaca mata"

"tapi aku kelihatan jelek kak kalau pakai kacamata"

"ini dapur bukan tempat pamer kegantengan! kamu mau kenapa-kenapa?"

"oh okay"

Aku sangat trauma dengan seseorang menggunakan softlen saat bekerja di dapur. Kita berhadapan dengan kompor, keluar masuk chiller yang sangat dingin jadi bisa kebayang kan bagaimana kondisi softlen kita? belum lagi kalau kita lupa memberi cairannya. Hal buruk terjadi padaku saat aku awal trainee! aku menggunakan softlen lalu di minggu ke 3 saat staffku memberi perintah untuk pergi ke chiller daging itu membuatku tidak bisa melihat apa-apa karena softlenku terkena asap dingin. Beruntunglah aku saat itu dengan temanku bagaimana jika aku sendirian berada di dalam sana? kedinginan dan mencari pintu chiller.

Tepat pukul 3 sore yah karena aku shift pagi jadi ini waktu pulangku. Aku berjalan melewati kantin karyawan dan melihat anak trainee itu makan sendirian lalu kusempatkan untuk menyapanya.

"kok sendirian aja?"

"iya belum dapat teman nih"

"oh ya aku Nana"

"aku luis kak, eh kak itu hp kakak nyala"

Panggilan dari kean, aku sudah menduganya. Okay aku tidak akan berpindah karena kantin juga hanya ada aku dan luis maka aku akan berbicara di telfon dengannya.

"KEANNNN"

"Selalu saja berteriak! bagaimana kerjamu?"

"seperti biasanya sabtu-minggu yang padat"

"Good news baby! aku akan kesurabaya untuk 1 minggu"

"Yah padahal aku sudah menabung untuk terbang ke kupang tapi yasudahlah aku bisa menabung extra untuk bertemu denganmu di lain waktu"

"itu siapa ndut?"

"oh ini juniorku Luis! eh luis luis lihat ini pacarku kean"

"hai"

"yaudah kamu pulang dulu nanti telfon lagi kalau sudah di rumah"

"ok" jawabku lalu mematikan telefon

"kak, itu pacar kakak?" tanya luis

"iya kenapa?"

"gpp"

hmm ekspresi luis sangat aneh! seakan-akan dia tau sesuatu atau mengenal Kean.

Dear KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang