8. Status Aku Tuh Sebenarnya Apa?

10.2K 1K 19
                                    

Olivia kambek ya gaes!

Happy Reading!

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Olivia duduk terdiam di depan laptopnya di ruang kerjanya. Waktu masih menunjukkan pukul 7.30 pagi. Masih terlalu pagi untuk bekerja tapi Olivia lebih menyukai kesunyian di pagi hari. Banyak ide yang bisa dia dapatkan di kesunyian ruang kantornya.

Sejak dia berkenalan dengan Calvin beberapa hari yang lalu, hatinya makin terusik dengan kerinduan untuk memiliki anak. Sudah sejak setahun yang lalu sebenarnya dia ingin mengikuti program IVF (In Vitro Fertilization). Gila memang kedengarannya tapi Olivia ingin hamil tanpa harus menikah. Saat ini pun dia kembali membuka laman Google untuk mencari negara pendonor sperma. Tapi sayangnya persyaratan utamanya adalah tidak boleh wanita single atau lajang. Sementara dirinya? Olivia menarik napas panjang.

Suara ketukan di pintu kacanya mengalihkan perhatiannya.

"Pagi Bu Livvy," sapa Yanto, OB kesayangannya.

"Pagi To. Apa kabar anak istrimu?" tanya Livvy tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya. Yanto sibuk mempersiapkan sarapan Olivia.

"Alhamdulilah sehat, Bu." Yanto meletakkan semangkuk bubur ayam di samping laptop Olivia dan secangkir latte hangat kesukaannya.

Olivia menyodorkan sebuah paperbag kepada Yanto dan sebuah amplop putih.

"Apa nih, Bu?"

"Oleh-oleh dari Sydney untuk istrimu dan yang di amplop untuk jajan anak-anakmu ya."

"Ibu..." Yanto tergagap.

Olivia tersenyum sambil mendorong Yanto keluar dari ruangannya.

"Makasih banyak ya, Bu." Yanto menunduk-nunduk berterima kasih. Dengan tersenyum Olivia meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. Yanto sudah paham kalau itu artinya Olivia tidak ingin ada yang tahu tentang perbuatan baiknya.

Setelah Yanto pergi, Olivia kembali melanjutkan pencariannya. Olivia kembali membaca syarat-syarat mengikuti program IVF di beberapa negara, termasuk Eropa. Bukan biaya yang dipusingkan Olivia tapi status lajangnya yang jadi masalah. Syarat utamanya harus pasangan suami istri. Dimana dia mencari suami dalam waktu singkat? Pacar saja dia tidak punya.

Olivia tidak sanggup memikirkannya lagi. Ditutupnya laman tersebut dan melanjutkan pekerjaannya sambil menikmati bubur ayam kesukaannya. Tidak berapa lama Beatrice datang dan masuk ke ruangannya dengan sejumlah jadwal meeting untuk sepanjang hari.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi ketika suara ribut itu terdengar oleh Olivia. Belum sempat dia menutup layar laptopnya, Ben menerobos masuk sambil menggendong seorang bayi perempuan dan Calvin mengekor di belakangnya.

"Ben..." Olivia terkejut melihat wajah Ben yang panik dengan bayinya yang menangis keras di gendongannya.

"Bunda..." panggil Calvin sambil memeluk pinggang Olivia.

"Halo Sayang..." Olivia mengelus kepala Calvin dan buru-buru mengambil Carmen karena tidak tega mendengar tangisannya. Ajaib! Tangis Carmen berhenti setelah berada dalam pelukan Olivia.

Melihat Olivia memeluk Carmen dan merangkul Calvin di pinggangnya membuat leher Ben tercekat dan jantungnya berdegup lebih cepat.

"Ayah, kami sama Bunda aja ya," ujar Calvin memecahkan keheningan.

"Livvy, aku sungguh minta tolong padamu. Aku ada meeting di luar kantor sementara susternya anak-anak pulang kampung. Bisakah anak-anak bersamamu untuk hari ini?" Nada suara Ben sudah putus asa. Harapan satu-satunya adalah Olivia.

OLIVIA - Sang Belahan Jiwa (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang