Cruel Truth

481 76 19
                                    

oke gais cerita ini udah kelar gue tulis tapi gue mau bikin penasaran gt jadi marilah mulai mencicil. gue bakal publish beberapa part terlebih dahulu💙 happy reading beb!!:3

herron's

"what the hell you doing here?! "

sontak darrel membalikkan tubuhnya, tepat menghadap gue hanya dengan jarak tiga puluh senti di depan mata. darrel melotot kaget, melihat gue yang nggak sendiri karena di belakang ada jonah, jack, juga corbyn.

"two coffee in the middle of the night? for who? " lanjut gue dengan nada sarkastik.

darrel menyunggingkan senyum sinis. ngeselin banget asli minta disetrum pakai raket nyamuk rasanya. "not your business, bro."

"of course our business." corbyn maju dua langkah, menyejajarkan posisinya di sebelah gue. "after all of the things that you do,"

seolah dia tau apa yang ingin dibicarakan, darrel menyelak perkataan corbyn lantas mengambil dua cup kopinya. "excuse me. i've no more time tonight to talking with you, guys." berjalan pergi menghindar, ditambah lagi mengadu bahunya dengan corbyn.

wah beneran ini sih. belom pernah disruduk corbyn make mobil ya orang.

baru dua langkah darrel melewati corbyn, laki-laki berambut jagung itu dengan cepat menarik bahu darrel sekeras mungkin, lalu meninju rahangnya kuat-kuat sampai darrel terhuyung ke samping dan kopi panas di tangannya nyaris tumpah.

"great." puji darrel sambil memegangi rahangnya.

salah siapa? segala bangunin naga liar. ditampol kan tu muka.

corbyn menatap kesal. "itu bukan balasan lo yang nyenggol gue kayak cewek barusan."

"but thats for tamara." jonah yang kali ini angkat suara.

darrel mengangkat sebelah alis. kali ini dia benar-benar tau soal apa yang akan kita bahas. jonah melempar pandangan ke arah gue supaya gue mengambil alih pembicaraan. masih banyak hal yang belum kita ketahui dengan jelas soal hubungannya dengan ruby yang bikin tamara jadi kesiksa.

"previously, gue tau pacar lo sekarang kakak kelas, tapi seharusnya lo tetep sopan sama kakak kelas lainnya. termasuk sama mereka." gue menunjuk jonah, jack, dan corbyn secara bergantian.

"juga daniel." jack menimpali.

"what do you want? " tanya darrel pada akhirnya. meletakkan dua cup kopi di atas meja bundar.

kafe di tengah malam ini sangat sangat sepi. bisa dibilang hanya kita berlima saja yang ada di sini. juga penjaga kafe yang nampaknya ketakutan, bersembunyi di belakang pantree.

"your explanation." jawab jack.

daripada kelamaan, gue ngegas. "kok bisa-bisa nya sih lo selingkuhin tamara? brengsek lo ya, anjing."

darrel malah ketawa, lah bangke. "gue tau lo suka tamara dari awal, jadi di sini lo mau kasih pembelaan?"

"serah gue lah mau ngapain. kalo emang gue suka sama tamara dari awal kenapa, ha? kalo emang gue kasih pembelaan, kenapa? karena gue emang tulus dan nggak bajingan kayak lo."

Words I Didn't Say • Zach HerronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang