1

41.4K 2.4K 19
                                    

     Siang yang panas. Orang - orang yang berlalu lalang dengan senyum ceria dan obrolan menyenangkan tak mampu mengubah mood gadis yang tengah terduduk di taman bermain itu. Menghela nafas entah untuk yang keberapa kalinya Natasha Claire Richardson menatap hampa pada kumpulan orang - orang itu.

      Masih tergambar jelas saat ia terpaksa keluar dari apartemen karena tak ada lagi uang untuk membayar sewanya. 

"SHIT....!!!" Umpatnya kesal. 

      Terbayang olehnya wajah kedua orangtuanya, ok bukan orangtuanya yang dia pikirkan, bukankah orangtua akan selalu menerima anaknya? Tapi ini wajah menyebalkan kakaknya Nathaniel Dean Richardson. Tatapan jahil, belum lagi ejekan yang akan dia terima dari kakaknya yang menyebalkan itu. Menghela nafas dan mengacak kembali rambutnya yang semakin tak berbentuk ia bangkit dari kursi taman itu. Belum sepuluh langkah tiba - tiba sebuah tangan mungil melingkari pinggangnya. Menatap heran pada tangan itu Natasha mengerutkan dahinya dan berbalik untuk tahu sang pemilik tangan.

"Mommy!!!" Seru si pemilik tangan yang ternyata gadis kecil berusia sekitar 5 tahunan.

"Mommy?" Lirih Natasha memperdalam kerutan di dahinya

"Mommy, jangan pergi..." Isak gadis kecil itu lebih erat memeluk pinggang Natasha.

    Natasha berjongkok, setidaknya itu yang pernah dibacanya jika ia harus berhadapan dengan anak - anak. Jadi ia melakukannya.

"Ok little girl, jadi siapa namamu? Dan mana mommymu? Sepertinya kau salah mengenali orang." Ujarnya lembut, sebenarnya sok lembut sih, ia hanya takut nanti dikira penculik anak -anak kalau sampai membuat anak itu menangis kencang. 

    Gadis kecil itu mengangkat telunjuknya mengarah pada Natasha " Kau mommy ku. Jadi jangan tinggalkan aku disini." Ujar gadis itu, sukses membuat Natasha membulatkan mata dan membuka lebar mulutnya. Mungkin dagunya bisa copot saat itu juga.

    "What the hell...!!! Bahkan aku tak punya pacar. Bagaimana aku bisa punya anak?" pekiknya, menarik perhatian orang - orang disekitarnya. 

   "Hiks...hiks...huaaaa........." Anak kecil itu mulai menangis keras, mengundang rasa ingin tahu orang yang berlalu lalang di taman bermain itu.

 "Eh, sssttt...ssttt... Anak manis, please jangan menangis ok." SeruNatasha panik. Digendongnya gadis kecil itu, dan menjauh dari orang - orang yang menatapnya penuh tanda tanya bahkan sinis. Sial sekali orang - orang itu pasti berfikir kalau ia gadis gila, karena mengumpat di depan anak kecil.

 "Ok, kita cari orang tuamu. Omomg - omong kau tak ingat alamat rumahmu?" Tanyanya. Gadis di pelukannya malah makin terisak dan memeluk erat lehernya. Natasha menghela nafas lelah dan mulai berkeliling bertanya pada orang sekitar. Hampir satu jam gadis itu berkeliling, tapi tak menemukan seorangpun yang mengaku orangtua gadis kecil itu. Mendesah lelah ia menuju booth petugas taman itu.

 "Hallo miss.." Sapanya pada petugas berbaju biru cerah itu.

 "Ya, ada yang bisa ku bantu?" Sahut sang petugas.

 "Ok, aku menemukan anak ini. Dan aku sudah berkeliling untuk menemukan orangtuanya. Bisa kau bantu aku untuk mengumumkan anak hilang?" Katanya cepat.

 "Siapa nama anak itu?" Tanya petugas itu.

 "Umm...hei, little girl siapa namamu?" Tanya Natasha pada gadis yang digandengnya.

 "Chloe mommy." Sahut si kecil masih sibuk dengan ice cone yang dibelikan Natasha.

  Petugas itu mengerutkan keningnya bingung mendengar panggilan mommy. Tatapannya beralih dari si kecil ke perempuan dihadapannya.

 "Listen, aku juga tak tahu kenapa ia memanggilku mommy. Sungguh. Bahkan aku tak punya pacar, coba kau fikir bagaimana aku bisa punya anak kalau pacar saja aku tak punya? Jadi, please segera umumkan tentang anak ini." Jelas Natasha panjang lebar. Sungguh bukan penjelasan yang penting melihat sang petugas memutar matanya. Lalu Petugas itupun mengumumkan tentang gadis kecil lengkap dengan nama dan ciri-cirinya.

   Hingga hari menjelang sore tak ada seorangpun datang menemui mereka di booth itu. Sementara gadis kecil bernama Chloe itu terus menerus merengek lapar pada Natasha. Anak itu bahkan tak tau, tak ada lagi uang di dompet Natasha. Mendesah lelah, oh ingatkan Natasha seharian ini sudah berapa kali ia mendesah, ia bangkit dan berkata pada sang petugas.

"Miss...Greenhills" katanya melirik pada tag petugas itu.

 "Aku bahkan sudah lama menunggu dan kurasa aku harus pulang. Dengar, aku tak bisa membiarkan anak itu disini menunggu orangtuanya yang, demi Tuhan entah dimana mereka sekarang. Jadi aku akan membawa anak ini. Ini nama, alamat dan nomer telponku. Jika mereka datang berikan saja identitasku." Jelas Natasha yang disambut senyuman si petugas.

"Ok, miss Richardson. Aku akan melakukannya, meski dari tadi aku curiga kalau anak ini ternyata benar - benar anakmu." Sahut Greenhills sambil membaca kertas yang diberikan Natasha.

  Melangkah pergi Natasha menarik koper dan menggendong Chloe yang tampak lelah. Memanggil taksi dan memberikan alamat rumahnya pada sang supir lalu melesakkan bokongnya diatas jok kendaraan itu, ia memijat pelipisnya. Sungguh orangtua gila mana yang meninggalkan anaknya di taman bermain. Dan sekarang dia harus pulang menghadapi orangtua dan kakaknya yang menyebalkan. Tak mungkin dia mengajak anak ini untuk menggelandang bersamanya. 

 "Kita mau kemana mommy?" Tanya Chloe dengan mata berbinar. 

"Aku lapaaarrr... sekali. Apa kau sakit mom? Kenapa kau pengangi terus kepalamu? Apa itu...maksudku kepalamu akan lepas jika kau tak pegangi?" Tanyanya menunjuk Natasha.

  Natasha menatap horor pada anak itu. Mencerna pertanyaan beruntun itu dan masih tak mengerti kenapa anak itu memanggilnya mommy. Padahal jelas ia bukan ibunya. 

 "Kita pulang Chloe, kerumahku. Dan jangan bertanya macam - macam atau kepalaku akan benar - benar lepas dari tempatnya." Sahut Natasha diiringi kikikan Chloe dan kekehan tertahan sang sopir yang langsung dihadiahi pelototan tajam Natasha.

-----------------

First story

Hanya mencoba menyalurkan ide, sorry for typos.

Dan ditunggu vomentnya ^^

Thank you

MOMMY FOR CHLOE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang