"Kalo zahra tau. Abis kita." ucap Kai frustasi sambil melihat zee yang masih terbaring tak sadarkan diri.
Mereka yang ada di sana mengangguk serempak.
"Kok bisa ke tabrak?" tanya sehun yang juga sedari tadi menunggu zee siuman.
"Katanya zee nolongin anak kecil yang mau ketabrak." ucap guan. Ia mengingat perkataan satpam yang menjadi saksi mata.
Sungguh saat ini guan ingin sekali mencari orang yang menabrak zee. Guan juga sempat mendengar jika orang yang menabrak adalah seorang perempuan. Dan itu membuat guan segera ingin mencari orang tersebut.
"Terus dokter bilang apa?" kali ini cy yang menanyakan keadaan zee. Walaupun mereka tak terlalu dekat, tapi entah lah, ia seperti merasakan jika zee dan dia sangat dekat. Tapi ia tak tau itu.
"Sebenernya ini lumayan buruk." ucap guan santai. Entah kenapa tapi saat ini mereka semua di sini menggunakan bahasa informal, padahal sehun adalah orang yang susah akrab dengan orang lain. Dan saat ini, guan dengan santai menggunakan bahasa informal tetapi ia sungguh tak mempermasalahkan ini. Dan ini termasuk aneh.
Semua memasang wajah gusar.
"Zee mengalami benturan yang lumayan kuat pada paha dan juga pinggangnya, dan sebenernya itu kalo nggak segera di tanganin bisa aja dia lumpuh." guan memberi jeda. Ia melihat sekeliling nya dan mendapatkan semua orang dengan wajah yang sama. Tegang."Tapi untungnya rumah sakit ini lengkap fasilitasnya, dan dokter spesialis juga sedang free, jadi zee masih bisa jalan."
Semua menghela nafas lega.
Tak lama hendphone milik guan berbunyi. Sungguh kali ini buka saat yang tepat untuk membalaskan dendamnya pada seseorang. Tapi entahlah mendapatkan sms dari teman nya ini membuat ia sangat ingin membalas dendamnya.
"Gue keluar dulu. Kalian jagain zee. Temen temen nya udah gue hubungin, jadi mungkin sebentar lagi dateng" tanpa menunggu respon orang orang yang berada di satu ruangannya, ia bergegas mengambil jaket dan juga kunci motornya.
Kai menggeleng dan mengacak rambutnya frustasi. Sungguh bebannya bertambah, membuat dia ingin sekali menghilang dari muka bumi ini.
"Kayaknya lo mulai depresi." ucap cy santai. Dia sungguh tidak biasa melihat
Kai seperti ini.Kai mengangguk.
Hening, namun hening ini tak bertahan lama karna Sehun membuat semua mata yang sedang sibuk sendiri melihat ke arahnya.
"Gue laper. Ada yang mau ikut ke kantin?" ucapnya sambil berdiri, dan merapihkan kemejanya.
Kai tiba tiba berdiri dan keluar ruangan. Yang artinya kai akan ikut dengannya. Namun tidak dengan cy yang kembali sibuk dengan smartphone nya itu.
Sehun pun beranjak dan pergi dari ruangan. Yang menyisakan ia dan zee hanya berdua.
Cy yang awalnya fokus dengan benda kotak pipih yang ia genggam, mengalihkan pandangan nya ke pada bangsal yang berisi tubuh lemah di depannya ini.
Cy berjalan ke tepi bangsal tersebut dan memandang sosok yang tengah terbaring lemah.
Ia bingung, kenapa ia merasakan aneh pada sosok zee ini.
Cy memang kenal dengan banyak gadis, tapi kenapa ia merasa aneh saat melihat gadis itu. Dan merasakan familiar pada suara dan tertawanya.
Apa mereka pernah berteman?? Ah tidak tidak. Cy tidak punya teman yang umurnya jauh di bawahnya. Dan ia juga berkuliah di luar, bagaimana ia mengenal zee yang mungkin saat itu zee masih kelas 7 SMP. Tapi ia merasakan ia memang benar benar sudah akrab dengan sosok di depannya ini.
"Lo itu sebenernya siapa sih Rachel?"ucapnya lirih
Saat cy ingin mengalihkan matanya untuk berbalik dan duduk di sofa sebelumnya, tiba tiba sosok di depannya ini mengerang pelan.
Dengan lembut ia memanggil nama murid dan juga tanggung jawabnya ini.
Namun entah apa yang zee rasakan saat ini sampai sampai ia tak mendengar panggilan cy yang dengan lembut memanggilnya.
Zee tiba tiba saja berteriak membuat cy panik dan juga menekan tombol yang berada di samping bangsal zee.
Cy mencoba menenangkan zee dengan mengelus surai pendek dari zee. Dan mencoba menggantikan besi bangsal itu dengan tangannya yang sebelumnya membuat tangan zee terluka karna genggaman yang sangat kuat di sana.
Kenapa dokter seakan sengaja mengulur waktu?? Ia kelewat panik. Zee semakin mengerang dan menangis membuatnya tidak tega. Ia mengecup pelan tangan gadis itu. Dan kata kata lembut menengkan ia keluarkan. Ia sungguh tidak tega. Entahlah ia tak tau alasan ia seperti ini.
Tak lama para dokter dan perawat masuk dengan tergesa gesa. Ia sedikit merasa lega. Tapi tiba tiba saja ia didorong keluar oleh salah satu perawat.
Perasaan seperti apa ini?? Kenapa ia sungguh tak ingin meninggalkan zee?
Ia hanya bisa pasrah dan mencoba menghubungi kedua temannya yang sedang makan.
Cy tak pernah tenang. Ia berjalan bolah balik tepat di depan pintu rawat inap milik zee.
"Pak Cy di sini?" suara feminim mebuat ia mengubah pandangannya yang sebelumnya ia fokus kan pada lantai, sekarang ia fokuskan pada segerobol orang yang ada di depannya ini.
Dan dua orang yang berlari tergesah gesah dari arah belakangnya. Ah bagus, apakah cy akan menceritakan dari awal hingga akhir?? Sungguh saat ini ia tak bisa tenang. Bagaimana tenang?? Tadi ia dengan jelas lihat bagaimana keadaan zee.
"Keadaan nya gimana?" tanya Kai sambil mengatur nafasnya.
"Nggak tau, tiba tiba aja dia teriak kesakitan." ucap cy mencoba agar tidak panik. Dari mimik wajah zee sungguh ketara rasa sakit yang ia rasakan.
"Zee kenapa?!" teriakan panik dari salah satu orang di segerombolan itu.
"Nanti kita ceritain." jawab Kai.
###
Vote and comment😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda ✔ PCY (Trio Bangsat) [Selesai]
FanfictionGanteng?? beuh gk usah di tanya tinggi?? banget. lucu? iya pinter?? pasti bisa main musik?? hati aku aja bisa dia main in apa lagi cuma alat musik.. hah!! sexy?? uhh.. hot daddy banget dari semua ini dia kelihatan sempurna tapi sayang, dia... DUDA...