Jika menunggu itu menyakitkan apa mungkin melupakan itu cukup menyenangkan?
"Kaylaaaa!?" suara aisyah menggema diseluruh penjuru rumahnya, ia sedang berada di meja makan untuk makan malam. Neneknya menyuruh ia untuk memanggil kayla yang sedari pulang sekolah hanya mengurung diri di dalam kamar.
"Aisyah! Nenek suruh kamu manggil kayla bukan malah teriak" tegur nenek aisyah saat telinganya berdengung karena suara kayla yang sangat luar biasa cemprengnya.
"Ih nek, ini lagi manggil kan?" ucap aisyah dengan polosnya membuat neneknya geram sendiri.
"Maksud nenek manggilnya ke kamar jangan teriak disini, suara kamu bikin nenek jantungan!" ucap nenek aisyah seraya menghidangkan makanan di meja makan.
"Tapi aisyah mager nek!! Oh iya, nenek jangan ngeremehin suaranya aisyah ya, gini-gini suara aisyah kayak ariana lo!" ucap aisyah ke-pede-an.
"Adiana? Dia pengamen yang di depan toko buku itu kan?"
"Ih ARIANA nek bukan ADIANA!" ucap aisyah gemas dengan telingan neneknya yang kadang-kadang conge.
"Ah terserah kamu, sekarang sana panggil adek kamu makan. Semuanya udah siap!" ucap nenek kaysya (kayla-aisyah) sambil duduk di kursi yang berada di ujung meja makan.
"Ok siap komandan!" jawab aisyah segera berdiri sambil mengacungkan tangannya hormat. Nenek kayla hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah cucunya itu.
Kedoarrr
Kedoarr
Kedoarr
Begitulah sekiranya suara pintu kamar kayla yang sedang diketuk tanpa kasih sayang layaknya seseorang yang ingin mendobrak pintu kamar pelakor.
"Woy monyet makan woy!? Kalo lo mau mati jangan disini sedeng entar lo gentayangin seisi rumah lagi! Gara-gara gak dikasi makan makan" ucap aisyah tanpa menurunkan nada suaranya, membuat kayla mendengus kasar didalam selimutnya, ia kemudian beranjak dan langsung membuka pintu dengan kasar pula. Terlihatlah wajah kayla oleh aisyah yang berantakan. Rambutnya kayak sudah di jambak gak diikat, wajah kusut ditambah pucat membuat bulu aisyah merinding.
"Innalillahh... Lo jadi hantu beneran kay??" ucap aisyah dengan wajah meringis takut. Tangannya mengusap dadanya yang berasa ingin loncat dari tempatnya karena kaget.
"Apaan sih!" ucap kayla acuh dan segera berlalu tanpa menghiraukan kakaknya yang masih kaget.
"Ya Allah, gue tarik deh perkataan gue barusan, kalo dia jadi hantu beneran entar jantung gue loncat beneran lagi!" gumam aisyah sambil terus menatap kayla dengan wajah takutnya sebelum melangkahkan juga kakinya mengikuti kayla ke meja makan.
"Halo nek!" sapa kayla dan mendudukkan tubuhnya di kursi dengan malas.
"Kenap...ASTAGFIRULLAHH!?" teriak nenek kayla saat melihat wajah cucunya itu yang seperti hantu bernyawa.
"Ada apa sih nek, dari tadi teriak-teriak mulu sama kak aisyah. Kayla gak budeg nek!" ucap kayla malas dengan wajah sendu tanpa semangat sedikitpun.
"Gimana gak mau teriak, muka lo aja kek valak gituu?" sahut aisyah yang juga sudah terduduk di kursi depan kayla.
"Kayla kamu kenapa mukanya ditekuk gitu? Rambutnya juga, sisir dulu sana!" kata nenek kaysya sambil mengibaskan tangannya bermaksud menyuruh kayla untuk menyisir rambut kayla dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting
Teen FictionQuinindha Kayla Putri, seorang gadis biasa yang melanjutkan sekolahnya di salah satu sekolah unggul di Jakarta selatan. Ia sering dipanggil oleh temannya dengan sebutan Kayla, ia juga terkenal ramah,pemarah dan juga cerewat tapi pendiam saat bersama...