Penggalan Terakhir

37 3 0
                                    


    Aditya Wibowo,SMA Kebangsaan


Raidan Naufal Rahman adalah seorang siswa berprestasi yang tinggal di kampong Totoharjo, Lampung. Ia tinggal bersama Ibunya yang hanyalah seorang buruh tani . Dua tahun yang lalu Ayahnya menghilang saat bekerja menjadi supir di Singapura. Raidan saat ini duduk di kelas dua belas IPA satu SMA Ar-raihan, Bandar Lampung. Salah satu SMA terbaik di provinsi Lampung.

Di kelas, Raidan menjadi siswa terbaik dan disukai banyak guru karena prestasinya. Ia memiliki saingan secara sehat di kelasnya yaitu Dania. Dania adalah siswi yang rajin, aktif dan cerdas. Akan tetapi, keuletan Raidan belum dapat dikalahkan oleh Dania. Salah satu prestasi terbaik Raidan yaitu menjuarai Lomba Pidato Bahasa Inggris se-provinsi Lampung. Kemampuanya berbahasa inggris sudah tidak diragukan lagi.

Di akhir bulan ini, kelas dua belas akan melaksanakan Ujian Nasional. Raidan dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk masuk kedalam ruang Kepala Sekolah.

"Raidan, sebelumnya Bapak minta maaf, kartu peserta ujian kamu tidak bisa kami bagikan. Karena kamu belum melunasi uang SPP." Jelas Kepala Sekolah.

"Jika boleh tahu, berapa yang harus saya lunasi Pak?" Tanya Raidan.

"Kamu belum melunasi uang SPP dari awal masuk kelas sebelas. Jadi,sekitar dua puluh bulan yang belum kamu lunasi." Jawab Kepala Sekolah.

"Baiklah Pak akan saya lunasi dalam waktu dekat ini." Raidan meyakinkan Kepala Sekolah.

Ujian Nasional sekitar tiga hari lagi. Uang SPP belum dilunasi oleh Raidan. Raidan berbicara kepada Ibunya.

"Bu. Raidan tidak bisa mengikuti Ujian Nasional." Ujar Raidan.

"Kok seperti itu?Kenapa Nak?" Tanya Ibu.

"Raidan belum melunasi uang SPP selama dua puluh bulan Bu. Jadi uang SPP yang harus dilunasi sebesar sepuluh juta ." Jawab Raidan.

"Nanti Ibu usahakan Nak." Tegas Ibu.

Dua hari kemudian Ibu melunasi uang SPP ke sekolah dan Raidan dapat mengikuti Ujian Nasional.

Raidan pun giat belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Akhirnya Raidan mendapat hasil yang sangat luar biasa. Raidan mendapat penghargaan dari provinsi Lampung karena mendapat nilai Ujian Nasional Bahasa Inggris tertinggi di provinsi Lampung dan tertinggi kedua di Indonesia. Ibu sangat bangga padanya. Kemudian Raidan mendapat undangan beasiswa melanjutkan pendidikan di luar negeri dari kementrian luar negeri Indonesia. Raidan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Oxford,Inggris. Raidan begitu bahagia dan bersyukur atas apa yang diberikan tuhan kepadanya.

Dua minggu kemudian, Raidan berangkat menuju Oxford, Inggris. Ibu memberikan sebuah sapu tangan dan bantal bayi yang digunakan Raidan dari kecil hingga sekarang. Tangisan Ibu karena harus berpisah dengan Raidan membuat Raidan menangis dan memeluk Ibunya.

Raidan berangkat menuju Oxford, Inggris. Ibu Raidan tinggal seorang diri di rumah tua peninggalan Kakek Raidan. Setelah berhari-hari perjalanan menuju Oxford, akhirnya Raidan tiba di Oxford. Di sana Raidan tinggal di apartemen mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa di Oxford.

Pendidikanya di Oxford dilalui Raidan dengan semangat dan kerja keras. Raidan tidak hanya menjadi mahasiswa biasa di Oxford. Akan tetapi, banyak prestasi yang diraih oleh Raidan selama di perguruan tinggi. Salah satunya yaitu menjuarai Lomba Debat Kepemimpinan antar mahasiswa di Inggris. Namun, Raidan tidak pernah pulang ke Indonesia. Karena, Raidan tidak memiliki biaya untuk pulang ke Indonesia. Di samping itu, Raidan tidak dapat menghubungi keluarganya di Indonesia karena nomor telepon Ibunya sudah tidak aktif lagi.

Penggalan TerakhirWhere stories live. Discover now