#eiliyahfaizah
#cermisFIKTIF
#Terordonormata
#nonsaduran
#tidakdiperkanankancopypaste*ilustrasi by google
TEROR DONOR MATA
Melakukan Donor mata memang bukanlah hal yang mudah untuk tubuh menyesuaikan anggota tubuh yang baru. Hal ini seperti yang dialami oleh Jasmine. Musibah yang menimpanya beberapa tahun lalu menyebabkan Jasmine mengalami kebutaan.
Hari itu menjadi hari yang tidak akan di lupakan oleh Jasmine dan teman temannya. Jasmine yang ketika itu mengadakan acara amal di sebuah desa jauh terpencil tidak pernah menyangka bahwa bencana alam yang terjadi di desa itu akan merubah hidupnya. Sabtu tahun 1987, Jasmine bersama beberapa teman kampusnya memulai perjalanannya ke sebuah desa pelosok yang terdapat di daerah Jogjakarta. Sesampainya di desa tersebut, setelah beberapa buah kata sambutan dari Kepala Desa, Jasmine dan teman-temannya segara menuju sebuah rumah yang telah disiapkan oleh Kepala Desa. Suasana yang tenang dengan pemandangan yang asri membuat Jasmine tertegun sejenak bagaimana bisa desa seindah ini dan seasri ini masih belum bisa tersentuh bantuan dari pemerintah setempat. jalan masih banyak rusak, jembatan kurang layak, dan yang parahnya belum ada penerangan yang memadai.
Hari 1..
Pagi pagi Jasmine dan beberapa temannya, bersiap menuju ke sebuah sekolah. Pendistribusian hari itu adalah untuk membagikan beberapa buku pelajaran dan melihat kondisi sekolah yang akan direnovasi.
Sekolah dengan halaman yang cukup luas sebenarnya memang kurang layak jika di gunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi atap sekolah yang sudah hampir ambruk, meja dan kursi masih kurang dari jumlah yang seharusnya, dan tidak adanya perpustakaan menambah kesan sekolah tersebut hanya sebuah bangunan bangunan tua yang kotor.
Hari kedua, dimulailah pengerjaan renovasi sekolah dengan bahan seadanya yang telah disediakan oleh desa.Hari ketiga mulai pembagian tugas, sebagian merenovasi sekolah dan sebagian lagi mengerjakan jembatan yang letaknya agak begitu jauh dari desa dan berada di kaki bukit. Menjelang tengah hari tiba tiba bumi berguncang hebat. Tak lama kemudian terdengar suara gemuruh dari atas bukit, Orang-orang yang saat itu berada di kaki bukit yang sedang memperbaiki jembatan panik dan lari berusaha menyelamatkan diri masing masing. namun sayang, bukit diatas mereka sudah terlanjur longsor dan menimpa beberapa orang yang di bawahnya termasuk beberapa orang dari teman Jasmine. Jasmine yang saat kejadian berada di sekolah pun tak luput dari bahaya. Salah satu ruangan sekolah yang sedang di renovasi tiba tiba rubuh. Sebuah kayu jatuh menghantam kepala Jasmine dan kemudian Jasmine jatuh tak sadarkan diri.
Bencana yang terjadi di desa tersebut memakan korban jiwa meninggal yang tidak sedikit. Beruntung bagi Jasmine dan 2 orang teman lainnya selamat. setelah beberapa hari di Rumah Sakit Pusat, Jasmine kemudian di pindahkan oleh orang tuanya ke Rumah Sakit besar di Jakarta. Beberapa minggu Jasmine di rawat dalam keadaan koma. Tak lama Jasmine sadar dari koma, namun betapa kaget dia saat itu dia hanya melihat kegelapan, tak ada sinar, tak ada bayangan, bahkan ia hanya bisa mendengar suara orang tuanya saja. JAsmine hanya bisa terdiam dan menangis ketika ia mengetahui bahwa dirinya sudah tidak bisa melihat lagi. Berbagai upaya dilakukan oleh orang tua Jasmine agar anaknya dapat melihat kembali.
Hari-hari Jasmine sekarang hanya dalam kegelapan. dia gak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya. ingin rasa mau teriak mengapa hal ini dia alami.Hari yang di nanti...
Hari ini keluarga Jasmine mendapat kabar baik dari salah satu rumah sakit Jakarta, Jasmine berhasil mendapatkan donor mata. dan hari yang telah ditetapkan Jasmine melakukan operasi mata. Operasi berhasil dilakukan, dalam kamar Dokter membuka perban Jasmine dan perlahan Jasmine membuka mata, Jasmine senang bahwa operasi donor matanya berhasil dan ia bisa melihat kedua orang tuanya kembali. Jasmine masih harus di rawat beberapa hari lagi di Rumah Sakit untuk observasi hasil operasi.
Malam 1 setelah pasca operasi, tiba-tiba Jasmine terbangun dari tidurnya, ia mendengar seseorang bicara pada salah satu suster meminta agar dicarikan matanya. Dalam hati Jasmine berkata bagaimana bisa seseorang bicara seperti itu, meminta matanya kembali? memang kenapa dengan matanya?. Perlahan Jasmin berjalan keluar kamar menyusuri lorong menuju meja jaga suster. Betapa kaget Jasmine kala itu tidak melihat seorang suster jaga disana, lalu siapa yang tadi berbicara? kata Jasmine dalam hati. tanpa menghiraukan apa yang ada di pikirannya, Jasmine kembali berjalan menuju kamarnya. Di tengah lorong ia bertemu dengan seorang perempuan dengan tubuh basah berjalan lunglai menunduk. Jasmine hanya bisa menatap perempuan tersebut tanpa berkata kata. diikutinya sosok perempuan itu dengan sudut matanya. Ketika Jasmine ingin masuk kedalam kamar dia menoleh bermaksud ingin melihat sosok yang tadi dia lihat, tapi begitu dia menoleh sosok perempuan itu sudah tidak ada, dan hanya lorong kosong dilihatnya. Sempat ada rasa heran kemana perempuan itu pergi, cepat menghilang, kalau dilihat jalannya tidak mungkin perempuan itu bisa berjalan cepat, atau mungkin perempuan tadi masuk kedalam saah satu ruangan di sini, pikir Jasmine. Belum juga hilang rasa penasaran dengan apa yang dilihatnya, Jasmine kembali mendengar seseorang dengan suara yang sama berkata agar ia minta matanya dikembalikan. Paginya, ketika suster masuk kedalam ruangan Jasmine, Jasmine bertanya pada suster siapa yang berbicara, ia meminta matanya di kembalikan. Suster yang mendengar pertanyaan Jasmine menjawab kalau semalam tidak ada satu pun suster ada di meja jaga karena semua suster yang berjaga malam itu ada yang sebagian tidur dan sebagian lagi bergantian jaga di kamar salah satu ruang perawatan pasien. Jasmine masih bersikeras dengan pendapatnya bahwa yang dia dengar malam tadi memang benar jelas sekali terdengar seseorang bicara dengan suster dan meminta matanya kembali. Tanpa menjawab pertanyaan Jasmine kembali, suster itu akhirnya pergi setelah melakukan cek kesehatan pada mata Jasmine.
Malam berikutnya, Jasmine masih mendengar seseorang bicara, suara yang sama, kalimat yang sama, masih dengan pertanyaan yang sama..meminta matanya kembali. Dan Jasmine kembali keluar kamar menyusuri lorong rumah sakit, suasana sepi membuat keadaan malam itu sedikit mencekam. Jasmine menyusuri seluruh lorong di rumah sakit hingga lobi rumah sakit. Di lobi ia hanya melihat 2 orang satpam berjaga di depan pintu, melihat semuanya sepi Jasmine berjalan kembali menuju kamar masih dengan rasa penasaran dengan suara yang di dengarnya. Ketika berada di salah satu lorong ia melihat beberapa anak kecil berlarian tertawa, Jasmine berpikir kenapa sudah lewat tengah malam masih ada saja anak kecil yang bermain di area rumah sakit? apa mungkin anak dari pengunjung di rumah sakit? tapi salah satu anak tersebut lari dan menembus badan Jasmine. Jasmine terkejut dengan kejadian baru saja. tanpa pikir panjang Jasmine berlari menuju kamarnya.
Teror yang merubah hidup Jasmine..
yeaaayyy..akhirnya saya bisa pulang, begitu seru Jasmine ketika mengetahui dari dokter kalau hari ini Jasmine sudah di perbolehkan pulang. Jasmine tidak akan pernah menyangka bahwa hari itu dimana saat dia sudah bisa melihat kembali hidupnya akan penuh dengan misteri. Hari dimana Jasmine mendapat teror, malam itu ketika Jasmine tengah tidur, dia bermimpi seseorang akan membunuhnya. seorang wanita dengan tubuh basah berjalan lunglai menunduk, sosok yang sama seperti yang ia lihat di Rumah Sakit tempo hari.
Wanita itu datang mendekati Jasmine berdiri dihadapan Jasmine dengan tatapan kosong namun penuh dendam. Jasmine bertanya pada perempuan itu apa yang dibutuhkan sehingga ia datang dihadapannya dengan tatapan penuh dendam. apa salah Jasmine hingga perempuan itu melihatnya dengan tatapan tajam. Perempuan itu menjawab bahwa ia menginginkan matanya kembali. Jasmine mulai ketakutan, dan ia menjawab bahwa ia tidak tahu sama sekali apa yang di maksud dari ucapan perempuan itu. Jasmine mulai berjalan mundur perlahan kemudian Jasmine berlari menjauhi perempuan itu. Masih sangat terdengar jelas kalau hidup Jasmine tidak akan selamat jika dia tidak mengembalikan mata perempuan itu. Jasmine berlari tak tahu arah, hingga tibalah dia dalam sebuah gubuk tua di tengah hutan. Perlahan Jasmine masuk kedalam. Jasmine melihat beberapa orang dengan wajah pucat tanpa ekspresi. Mereka melihat Jasmine dan perlahan mendekati Jasmine, mulai mengendus, menyentuh Jasmine. Dengan rasa was was Jasmine tetap berjalan dengan mata melihat sekeliling, semakin Jasmine berjalan kedalam gubuk itu semakin banyak sosok dengan wajah pucat mendekati dan mengendus Jasmine. Sesekali Jasmine menepis sosok-sosok yang berusaha mendekatinya. Tiba-tiba Jasmine melihat sosok perempuan berdiri dihadapannya. Sosok yang sama dengan tubuh basah lunglai menunduk. perlahan perempuan itu menatap Jasmine seolah berkata kepada beberapa sosok laki laki yang berada di belakang dan sampin Jasmine untuk menangkap Jasmine. Mereka lalu memegang tubuh dan lengan Jasmine, lalu menarik Jasmine kedalam ruangan. Direbahkan lah tubuh Jasmine ke atas tempat tidur tua, kedua tangan Jasmine diikat, dengan sekuat tenaga Jasmine meronta berusaha melepaskan ikatan dari mereka. Jasmine berteriak teriak dan masih meronta, dalam tatapannya Jasmine melihat sosok perempuan dengan tubuh basah tadi berusaha mendekati Jasmine dengan sebilah pisau ditangannya. Ketika perempuan itu mengangkat pisaunya dan hendak menghujam matanyanya, Jasmine terbangun dari tidurnya. Dengan nafas tersengal, Jasmine merasa bahwa itu bukan hanya sekedar mimpi, mimpi yang seolah memang nyata. Kejadian yang hampir serupa tidak hanya sekali itu saja dialami Jasmine. Teror demi teror dia lihat seperti menandakan bahwa memang yang dialami ini bukan sekedar peristiwa kebetulan, sampai suatu ketika Jasmine kembali bertemu dengan sosok perempuan yang sama, perempuan bertubuh basah lunglai menunduk, kali ini ia bertemu nyata berdiri didepan sosok perempuan itu. Memberanikan diri, Jasmine bertanya pada perempuan itu, apakah semua kejadian yang dia lihat adalah perbuatannya? pPerempuan itu hanya mengangguk pelan. Lalu, Jasmine bertanya lagi pada perempuan itu, apa maksud dia berbuat seperti itu? Lalu perempuan tersebut menggapai lengan Jasmine dan menuntunnya ke sebuah tempat. Gubuk Tua yang sama persis di dalam mimpinya. Ketika Jasmine berada di depan gubuk tua, perempuan itu lalu menunjuk keraha gubuk dan meminta Jasmine masuk kedalamnya. Perlahan Jasmine masuk kedalam gubuk tersebut, hanya keheningan dan tidak ada siapapun didalam sana. Lalu, perempuan tersebut membawa Jasmine kedalam salah satu ruangan dimana hanya ada tempat tidur tua. Jasmine seperti di bawa ke suatu kejadian dimana dia melihat perempuan dngan kulit putih penuh dengan keringat diikat lengannya. Perempuan itu berontak sekuat tenaga, entah apa yang akan terjadi selanjutnya..Jasmine kemudian melihat beberapa laki laki, salah seorang laki laki tersebut memakai pakaian seperti dokter, menyiapkan sejumlah alat bedah, sedang kedua laki laki lainnya memegang lengan dan kaki perempuan berkulit putih itu. Tak lama laki-laki yang berpakaian dokter itu menyuntikkan semacam obat bius ke perempuan berkulit putih tersebut, tak lama perempuan itu lemas dan tak sadarkan diri. Kemudian Jasmine melihat laki laki berpakaian dokter kemudian mulai menyayat bagian tubuh perempuan itu, sempat terlihat perempuan itu meregang kesakitan tanpa daya, ingin Jasmine berteriak mencegah perbuatan laki laki itu, tapi semua terlambat. Jasmine hanya bisa melihat semuanya terjadi..lalu tiba tiba Jasmine seperti disadarkan oleh bayangan itu, Jasmine kembali melihat hanya ruang kosong disana dengan sebuah tempat tidur tua. Lalu, Jasmine mendengar tangis peremuan dengan tubuh basah lunglai tertunduk..tangis pilu seperti rasa sakit dan penuh dendam. Jasmine kini mengerti bahwa semua kejadian itu adalah petunjuk bagaimana ia bisa mendapatkan donor mata untuknya. Lalu, Jasmine berkata apa yang harus saya perbuat agar kamu bisa tenang? sosok perempuan itu lalu membawa Jasmine kesebuah Rumah Sakit dimana ia mendapatkan donor matanya, Disana dia ditunjukkan bahwa salah seorang dokter disana telah melakukan kejahatan penjualan organ pasiennya. Dengan segala upaya, Jasmine berusaha membuktikan kejahatan dokter tersebut, termasuk mengikuti segala kegiatan dokter itu. Sampai suatu hari, akhirnya dokter itu ditangkap dengan bukti yang Jasmine miliki.-The End-
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR DONOR MATA
HorrorJasmine tidak pernah menyangka dengan apa yang akan terjadi setelah menerima donor mata setelah kecelakaan yang menimpa dirinya.. Tapi, dari donor matanya lah terungkap kasus penjualan organ manusia yang telah di lakukan oleh salah satu oknum Rumah...