Bab 11 Silvia dan Roh Gentayangan

41 2 0
                                    

 
       
    Sembari mendengarkan ocehan guru Fisika yang sedang menjelaskan mata pelajaran, aku menatap buku tebal di tanganku dan mulai membacanya tanpa suara.

    Hukum kekekalan massa merupakan sebuah hukum dalam ilmu fisika klasik yang menyatakan massa dari sistem tertutup tak akan berubah meskipun terjadi interaksi antar bagian-bagiannya. Ditemukan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1774.

    Prinsip adalah sebuah dasar kebenaran, hukum, atau asumsi. Sebuah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak atau poin yang menentukan sifat dasar atau tingkah laku.

    Sangat mengejutkan. Mekanisme kerja dunia ini sangat sederhana.

    Sifat-sifat dasar manusia pastinya telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, tetapi jika kamu membaginya lebih jauh ke bagian yang paling utama, jumlah sifat dasar akan menyusut ke angka yang sangat kecil. 1

    Apakah kamu tahu? Banyak hukum dan prinsip yang ada sekarang sebenarnya merupakan perluasan dari serangkaian prinsip dasar yang sudah dikenal?

    Seringkali, kamu berakhir di tempat yang sama tak peduli dari sisi mana kamu melakukan pendekatan terhadap sifat dasar. Itulah juga mengapa orang yang telah menguasai bidang ini seringkali sependapat kendati cara mereka tak memiliki kesamaan.

    Dengan kata lain, jika kamu memahami beberapa prinsip dasar, kamu akan mengetahui mekanisme kerja dunia ini.

    Prinsip-prinsip dasar adalah inti dari segala hal. Dengan memahaminya, kamu dapat menerapkannya di mana pun dan membentuk hukum baru yang tak tergoyahkan. Prinsip dasar menarik segala sesuatu di sekitar mereka seperti magnet.

    Ngomong-ngomong, ada juga yang namanya ‘konversi massa’.

    Bertentangan dengan namanya, konversi massa tak terbatas hanya pada massa. Besaran semuanya terikat dengan jumlah tertentu yang tidak tumbuh atau meyusut. Semuanya tidak berubah, entah itu massa, energi, emosi, atau jumlah roh.
    Pelajaran berakhir saat aku sedang asyik berpikir sembari menatap buku tebal ini.

    Aku punya urusan yang lebih penting dari pada mengikuti pelajaran. Tapi, aku tak bisa begitu saja bolos dari sekolah. Aku tidak boleh membiarkan siapapun menyadari apa yang akan aku lakukan. Jika aku menimbulkan kecurigaan, pasti akan ada seseorang yang menyadarinya. Terutama―

    “Fiuh, akhirnya kelar juga! Eh, Silvia, jalan-jalan ke mal yuk?”

    Terutama lelaki ini, Karma, dia pasti akan menyadarinya. Sebab kami telah menghabiskan waktu bersama-sama sejak kecil.

    “Sorry, aku nggak ikut,” jawabku menuju kursi yang berdekatan.

    “Ah, kamu. Dingin banget,” teman masa kecilku berkata sembari mengerutkan bibirnya. Ya ampun, dia belum berubah.
    “Aku punya urusan.”

    “Akhir-akhir ini kamu bilang begitu... kamu tidak sedang menghindariku, kan?” tanya Karma lagi, namun kali ini sembari mengerutkan keningnya. Astaga, dia sama sekali tidak berubah.

    “Nggak kok!”

    “Uh-huh...” ia bergumam pedih.

    “Kalau kamu ngerasa kesepian kenapa kamu nggak main aja sama 2C?”

    “A... Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan―” ia menyangkal dengan wajah yang sedikit memerah. Namun―

    “Kak Karma~!”

    “A... Alisa... jangan keras-keras, malu tahu!”

    Kata-kata penyangkalannya terputus oleh suara dua orang gadis yang sedang menuju ke arah kami. Dengan munculnya ke dua gadis polos itu, aku melambaikan tangan pada Karma.

Bunuh DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang