satu; siapa dia?

14 1 0
                                    

POV Syira

Hari dimana aku kelas 11 dan tidak tau untuk duduk sama siapa. Jujur aku tuh orangnya kudet, gk pandai bergaul, kadang gk nyambung omongan aku pas lagi bicara sama seseorang, trs lola, tapi aku tuh baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung😀. Saat aku kelas 10 aku pun sama begitu hingga teman yang dulunya kelas 10 aku apa2 Ama dia sekarang dia menjadi tak acuhkan aku. Sudahlah lupakan Syira masih ada temen yang lain😇

Aku memasuki kls dengan terburu-buru napasku terengah-engah karena melihat anak-anak sudah turun untuk upacara yang diadakan setiap senin. Aku pun langsung menaruh tasku di bangku yang masih kosong dan ada bangku yang diatasnya ada tas disamping bangku kosong itu, walau aku tak tau itu tas milik siapa. Aku pun cepat-cepat mengambil topi upacara di tasku dan berlari keluar kelas tapi ada seseorang datang, cowok, putih, bening, terlihat masih polos, dan dia juga telat sepertiku.

Siapa dia? Aku tak pernah melihatnya. Oh iya aku kan emang gak ngapalin anak-anak sekolahan ini mungkin dia saat kls 10 kelasnya berada jauh denganku. Aku terus memandanginya, saat dia menaruh tas, mengambil topi dari dalam tasnya, dan berlari keluar kelas. Eh tunggu kenapa aku masih berdiri disini upacara kan sudah mau dimulai, gawat!

"Eh, tunggu bareng dong turunnya!" Kejarku sebelum kehilangan jejaknya

Yang dipanggil pun menoleh dan menungguiku.
"Kamu dari kelas 10 mana kok aku gak pernah melihat kamu?" Tanyaku penasaran. Iya aku sangat penasaran

"Oh gua anak pindahan dari pesantren cikawang" ucapnya tanpa menoleh ke arahku

'Oh gitu yahh dari pesantren ngomongnya gua' pikirku sambil nyengir. "Ohhhhh"

Upacara sudah dimulai pas aku tepat berdiri di barisanku. 'Alhamdulillah gk kena dihukum, selamat' pikirku sambil memegangi dada.

Dia berdiri di sebelahku, matanya fokus ke arah podium yang diatasnya berdiri kepala sekolah kami. Aku meliriknya sebentar dan kembali fokus ke arah podium.

••••••••••

Upacara pun telah selesai dan Syira pun naik ke kelasnya. Cowok yang tadi menghilang diantara kerumunan orang.

Saat melihat orang yang menduduki tas disebelah syira, Syira pun merasa kenal dengan dia.

"Kamu Rina yaa, yang dulu di kls 10 MIA III?" Tanya syira yang sepertinya syira mengenalnya.

"Iya, kamu syira kan yang duduk sama si yusuf?" Sepertinya Rina juga mengenal syira. Yusuf itu anaknya cupu dari kls 10 sampe sekarang, syira dulu itu sering curhat ke yusuf tentang masalah mungkin keagamaan karena yusuf itu cenderung tidak mau berbicara ketika tidak ada hal yang penting. Itu pertama kalinya syira duduk sebangku sama cowok, mungkin syira terpaksa karena gak kenal siapa-siapa di kls 10. Saat SMP dan SD pun syira gk pernah duduk sebangku ama cowok.

"Iya" ucapnya sambil tersenyum (mungkin biar keliatan manis tuh syira😂)

Guru datang ke kelas saat aku mendaratkan tubuhku di kursi. "Pagi anak-anak, saya Waqiah Nuri, kalian bisa panggil saya Bu Qi, saya yang akan menjadi wali kelas kalian okee" ucap Bu Qi bersemangat

"Okee buuu" jawab anak-anak serempak

"Sekarang berdiri dari paling depan dan perkenalkan diri kalian masing-masing" jari Bu Qi mengarah pada cowok tadi yang syira temui.

'itu kan cowok yang tadi, kok ganteng yaa' pikirku sambil senyum2. "Nama saya Hicid Ikram, panggil aja saya dengan sebutan ikram, saya pindahan dari pesantren cikawang."

'Oh iya aku tadi lupa menanyakan namanya, jadi namanya Hicid Ikram toh' pikirku sambil menatap dia

"Oh kamu anak guru itu yaa, kamu anaknya pak Juki kan?" Tanya Bu qi. "Iya, Bu" 'oh anak guru juga dia hihihi' senyuman khas syira pun terlihat.

Rina yang daritadi melihat syira dan ikram bolak-balik pun menjadi aneh karena syira senyum2 sendiri.

Detik demi detik berlalu skrg waktunya istirahat. Syira walaupun istirahat dia tetap di kelas memakan bekalnya untuk menghemat pengeluaran.

----+----+----+----+----+----+----+----+----+
"Pulang telah tiba. Pulang telah tiba. Hore. Hore. Hore." Ucap syira sambil menari dan berhenti saat teman2nya memandangnya aneh. Syira pun hanya menyengir lebar melihat teman2nya dan langsung buru-buru pulang.

"Assalamu'alaikum, mamaku yang cantik" syira pun menyalimi mamanya. "Wa'alaikumsalam, anak mama yang paliiinggg cantik dibandingin mamanya" jawab mama syira. Syira pun tersenyum dan berlari masuk ke kamarnya dan terlelap dalam mimpi indahnya.

"Hoamm!! Aku tidurnya nyenyak sekali" ujar syira seraya menguap dan mengangkat tangannya menuju mulutnya. Katanya sih pamali kalau menguap tidak ditutup, makanya aku harus selalu melakukan hal itu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Syira pun ke arah jam dinding yang berada di dinding(namanya juga jam dinding kan?#hehe). Jam menunjukkan jam 9 malam. "Ya Allah, ketiduran lagi, blm shalat lagi hmm" pikir syira menyesal. "Oh iya kan aku lagi halangan" pikir syira lagi dengan cengiran lebarnya.

Syira mengambil handphone-nya yang tidak dilihat sama sekali.

Undangan grup line

MIA I is The Best

Utia mengundang anda ke grup
Anda bergabung dalam obrolan

Rossy
Gk pake angka '11'nya di nama grupnya kak

Utia
Gk usah biar gimana-gimana gitu#hehe

Rossy
Ok deh

Rani
Oke deh

Sindi
Okay deh

Syira
Okey deh tia

Utia itu adalah ketua kelas syira dan kawan-kawannya saat Bu Qi menunjuknya karena dirasa cocok untuk menjadi ketua kelas.

'Ada dia gk yaa di grup' pikirku sambil melihat anggota grup MIA I is The Be. "Eh ketemu!" pekik syira pelan. Syira pun segera menambahkannya sebagai temannya.

'Untung di line gk perlu menanyakan pendapat dia atau gknya kalau minta berteman. Xixixi' pikir syira dan perutnya pun terdengar suara aneh.

"Aduh, aku belum makan lagi, coba liat deh ke dapur" dengan malas syira berjalan ke dapur dan melihat nasi yang ternyata sudah kosong. Syira pun membalikkan tubuhnya menuju kamarnya dan tertidur kembali. Mungkin syira kali ini mimpi tentang makanan#hihi.

Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

"Pagi Ran," ucap syira lesu karena blm makan dari semalam. "Pagi juga syir, kamu pucet banget syir, sakit?" rani pun mendadak khawatir.

"Nggak kok ran, aku dari semalam blm makan jadinya pucet deh tapi aku bawa makanan lohh," ucap syira menaruh tasnya dan mengambil kotak makannya dengan segera karena ia takut bel dikit lagi berbunyi dan kita kebawah untuk membaca Al-qur'an berjamaah.

Dan yang benar saja, syira hendak membuka kotak makannya dan bel pun berbunyi. "Hmmmm" ujar syira dengan malas dan menutup kotak makannya kembali, mengambil Al-qur'an dari dalam tasnya dan segera turun kebawah.

Saat membaca Al-qur'an berjamaah, tempat duduknya itu tidak seperti barisan pada saat upacara. Antara cowok dan cewek tempatnya dipisah dan menghadap ke barat, lebih tepatnya ke arah tempat dimana ka'bah berada.

Selesai itu, syira pun naik ke atas dan memulai memakan makanannya yang tadi sempat tertunda. Tidak berselang lama guru pun hadir dan syira buru-buru meletakkan kotak bekalnya ke tempat semula.


Bersambung

Many Love Lots In One Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang